Adik Rama

122 11 22
                                    

Jangan pernah menyesal mengenal seseorang di dalam kehidupanmu. Orang yang baik akan memberimu kebaikan dan orang yang buruk akan memberimu keburukan. Bahkan seburuk-buruknya manusia akan memberimu pelajaran. Jika hatimu bijak, kamu tidak akan rugi.{Habib Al Zaelani Abiddin Alkapf}

...

Pemuda berseragam sekolah putih abu-abu itu sedang berkeloni bersama teman-teman tongkrongannya. Ya, dia masih bersetatus pelajar SMA dan sekarang dia menduduki kelas IX. Motor hero sport dengan berbagai parian warna dan ras gendernya berjajar rapi di sisi kanannya.

Sedangkan sang pemilik motor sendiri? Mereka sedang asik beramai-ramai memakan cemilan ringan yang mereka beli di toko atau warung terdekat dan semuanya terduduk lesehan tidak jauh dari tempat motornya berada.

Mereka beranggotakan 9 orang dan salah satu di antaranya ada cowok nyentrik dari teman-teman lainnya sendiri. Bagaimana bisa? Kenapa di bilang nyentrik dan beda dari yang lainnya?

Karena... dia nampak biasa saja, pelajar dengan tampang biasa saja, tidak seperti teman-teman yang lainnya, ya walaupun diapun salah satu genk, anggota, teman dan sahabat mereka sendiri.

Yang lainnya mencerminkan jati dirinya sendiri yang sesungguhnya, begitu menonjol. Seperti keren, kece, loyal, branded, pakaian, aksesoris... dan lain sebagainya, mencerminkan segalanya. Sedangkan dirinya pribadi tampil biasa saja, seperti pelajar pada umumnya. Intinya sederhana, tidak muluk-muluk, tidak seperti yang lainnya.

Saat dirumah dia menjadi anak baik, sangat penurut, berbakti, patuh terhadap segala pelaturan dirumah dan sebagainya. Namun jika diluar sana? Tentulah tidak. Maklum saja, namanya juga anak remaja, masih labil dengan penuh ambisi ketika mengejar dan mencari tahu jatidirinya sendiri. Kebebasan adalah hal terbesar hidupnya tanpa halangan dan kengkangan siapapun.

Di sana, keluarganya pun tentu tidak tahu menahu akan kelakuannya diluar sana. Kedua orang tuannya yang sibuk bekerja, begitupun dengan kakaknya sendiri. Hanya tahu, bahwa dia benar-benar berangkat sekolah dan belajar menjadi anak yang rajin pada umumnya. Tapi faktanya?...

Namannya juga remaja, pasti nakal kan ya. Yah tentu saja, namun senakal-nakal dirinya dia masih tahu batasan. Paling juga usil seperti biasa, ikut tawuran, balapan liar, party history, nongkrong bersama genknya di bascampnya. Not smokhing, tentunya, tapi dirinya pribadi. Sedangkan teman-temannya?

Tentu saja mereka bebas tanpa hambatan. Nyatanya? Walaupun begitu, dia memang nakal, tapi nakal dalam batas wajar kan ya? Dia tidak pernah meninggalkan hal wajib yang di terapkan dari keluarganya sendiri. Dia tetap memegang teguh atas syariat dan kendali satu-satunya tersebut.

...

"Woy! Ma. Mau ngikut balapan nggak lo?"

"Skuylah... ngikut aja, cu."

"Kalo gue menang, kalian boleh minta apa aja sama gue. Tapi kalau pun gue kalah, kalian tetap boleh minta apapun kok sama gue. Seperti biasa. Semuanya, GRATIS!..."

Yang lainnyapun langsung bersorak ria dan berhigfiwe keras secara bersamaan. Konyol? Tapi begitulah adanya. Jangan heran, anggap saja mereka angin berlalu.

"Di tempat biasa, ok."

"Kali ini, SMA mana lagi Don?"

AISYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang