●
●
●"BERHENTI..." pekikan yang keluar dari bibir Risa membuat kelas bungkam selama beberapa saat. Untuk pertama kalinya dalam sejarah gadis itu bersuara saat Grace menjadikannya bahan tontonan teman sekelasnya.
Sangat aneh! Gadis yang biasanya hanya diam dan menangis tiap kali dijadikan objek perundungan tiba-tiba berteriak menuntut keadilan atas perlakuan semena-mena yang dilakukan oleh Grace.
"Lepasin tangan gue!" lanjut Risa sambil menarik paksa lengannya yang terkurung di telapak tangan Grace.
"Gue gak mimpi kan, dengar teriakan Risa barusan?"
"Nah gitu dong! Jangan lemah jadi cewek! Lu kan bisa jambakin rambutnya Grace!"
"Si Miskin udah ngelunjak!"
"Ah kagak seru, gak ada adegan baku hantamnya."
"Kayaknya Risa kesurupan deh, mungkin kemasukan penjaga pohon beringin depan sekolah."
"Aduh makin ngefans dong saya sama Risa Sarasvati, eh salah. Maksud saya Clarrisa."
Celetuk-celetuk pro kontra samar-samar terdengar di telinga Risa. Beberapa bahkan menganga takjub dalam merespon lantaran baru pertama kali menyaksikan Risa memekik sekaligus memelototi Grace seperti seekor predator menatap mangsanya.
Dia tidak peduli lagi, sudah cukup ia bungkam menahan rasa sakit beberapa bulan terakhir. Dia harus melawan meski pada akhirnya ia tetap kalah.
Grace menerbitkan senyum remeh. Pelototan yang diperlihatkan oleh Risa tak menghadirkan rasa takut sedikit pun. Justru sebaliknya, gadis itu semakin bersemangat melancarkan aksi perundungannya kepada Risa.
"Gitu dong! Gue kan jadi tambah semangat nyakitin lo!" tepat setelah mengakhiri kalimatnya Grace pun mengepal lalu mengudarakan tangannya hingga menabrak pelipis Risa.
"Awww," Risa meringis menahan rasa sakit setelah bokongnya bertabrakan dengan lantai.
"Makanya jangan ngelunjak jadi orang!" kedua tangan Grace mengudara dan berakhir terlipat di depan dadanya. Senyum yang diperlihatkannya telah menyiratkan perasaan puasnya setelah merobohkan tubuh mungil Risa di atas lantai hanya dengan sekali tonjokan di area pelipis.
Risa dalam duduknya berusaha mengumpulkan nyawa dengan mengatur embusan napasnya yang ngos-ngosan. Dengan menggunakan tangan kirinya gadis itu memegangi pelipisnya yang baru saja terkena tonjokan keras.
"Lo masih berani sama gue?" pongah Grace menatap Risa tanpa raut bersalah sedikit pun. Justru yang diperlihatnya hanyalah raut penuh kemenangan.
"Kenapa lo balik jadi pendiem? Ayo bangkit, bales!" Grace mencondongkan badan sembari mengudarakan salah satu tangan yang lantas digunakannya untuk mencengkeram rahang bawah milik Risa. Dengan tatapan beringasnya Grace menatap muka Risa yang perlahan mengumbar ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG RISA
Teen FictionDisaat gadis seusianya sibuk menikmati masa SMA yang merupakan masa-masa paling indah dalam hidup, seorang Risa justru harus berkutat dengan yang namanya kekurangan dalam segi finansial. Risa tak menyesal terlahir seperti ini, hanya saja sebagian or...