06.| MEMBEKAS DI IMAJI

3 0 0
                                    

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



YANG namanya keresahan pasti akan muncul pada suatu momen yang tidak terduga. Seperti halnya sekarang disaat Risa sedang berjalan sendirian sambil memainkan tali ranselnya saat itu juga bayangannya muncul membagi fokusnya.

Mungkin mamanya tidak tahu kalau Risa telah mengetahui hal yang coba mamanya sembunyikan. Risa hanya berpura-pura seolah tak mendengarnya saat itu.

"Woi," Risa dibikin terpelonjak dengan kehadiran Bayu. Dipikirnya Bayu telah pergi sewaktu bel tanda pulang menggema dari pengeras suara. "Sorry gue gak maksud ngagetin loh padahal."

"Gapapa."

"Gue perhatiin lo ngelamun mulu dari tadi, hati-hati kesambet kuntilanak lo," Bayu menolehkan muka. Memperhatikan secara detail air muka yang diumbar oleh gadis itu. "Lo lagi ada masalah apa sih? Cerita deh sama gue!" tawar Bayu seraya memperhatikan Risa yang hanya terdiam mengulum bibir bagian bawahnya.

"Ris, kok diem sih?" tanya Bayu yang tak kunjung menemukan jawaban dari lawan bicaranya. "Bukannya ngejawab malah bengong," imbuhnya menggoyang-goyangkan tangan di depan wajah Risa.

"Gapapa Bay. Oh ya kenapa lo malah ngikutin gue, bukannya pulang."

"Ini udah pulang kok bareng lo!" dalih Bayu.

"Maksud gue kenapa ikutan jalan kaki."

"Terus gue harus naik apaan? Karpetnya Aladdin?" kelakar Bayu tetapi tak membuahkan tawa seperti harapannya. Risa bahkan tetap bergeming seraya memasang tampang datar. "Lawakan gue barusan gak lucu ya?" tanyanya disertai gerakan menggaruk tengkuk akibat dari serangan rasa salah tingkah yang mendadak menghampirinya.

"Daripada lo jalan kaki mendingan pergi sana cari kendaraan umum!" perintah Risa.

"Enggak mau," tolak pria itu, keukeh pada pendiriannya.

"Loh. Kenapa?" Risa mengembalikan dengan pertanyaan karena Bayu tak mengindahkan perintahnya.

"Lo sendiri kenapa jalan kaki?" sahut Bayu dengan sebuah pertanyaan pula. Bukannya menjawab pertanyaan yang ditujukan Risa padanya.

Diawali hela napas singkat gadis itu pun kembali mengangkat sudut bibirnya, "Bayu," panggilnya setengah memekik, "Jarak dari sekolah ke rumah lumayan jauh. Sampai rumah gue yakin baju lo bakal basah karena keringat."

"Gue gak selemah itu kali Ris," sambung Bayu, "Masa lo bisa, sementara gue yang notabene cowok gak bisa. Malu lah sama otot gue yang kekar ini," tangan pria itu terangkat membentuk sudut siku-siku memperlihatkan ototnya yang memang kekar untuk ukuran murid SMA.

"Gue kan udah biasa sementara lo enggak. Jangan nyari masalah dah mending lo nyari kendaraan umum yang bisa lo pakai pulang!"

"Gue mau naik kendaraan umum kalau lo juga ikut naik kendaraan umum!" tegas Bayu tidak mau tahu.

TENTANG RISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang