05.| ANEH TAPI NYATA

3 0 0
                                    

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



RISA hampir saja memekik karena kaget saat ia membuka pintu rumah dan mendapati Bayu dengan setelan sekolah lengkap. Bukan tanpa alasan, ia hanya tidak pernah kepikiran jika Bayu akan mendatangi rumahnya sepagi ini.

"B-Bayu," ucapnya diikuti senyum tawar.

Mendengar seseorang berinteraksi verbal tepat di beranda rumah membuat mama Risa memeriksa siapa gerangan.

"Eh Tante, kenalin nama saya Bayu," tanpa dikomando oleh siapa pun, Bayu langsung menyalami punggung tangan wanita yang kini berdiri di sebelah Risa.

Risa sendiri tidak bisa berkata apa-apa selain tersenyum mengekspresikan perasaan bahagianya. Selama ini ia hanya memimpikan bagaimana rasanya punya teman yang selalu ada di saat senang maupun duka.

Risa tak mengira jika Tuhan mengirimkan figur seorang teman di dalam diri Bayu.

"Berangkat sekarang yuk!" ucap Bayu, membuat lamunan Risa buyar.

"Yuk!" ucap gadis itu asal.

"Lo yakin mau berangkat sekolah kek gitu?" Bayu memastikan saat tak sengaja menurunkan pandangannya.

Bukannya memberikan jawaban, Risa malah diam berpikir. Setahunya dia tidak menggunakan make up tebal atau pun lipstik yang kiranya akan membuatnya jadi bahan perhatian murid-murid sekolahnya. Gadis itu hanya menggunakan bedak yang biasanya dipakai oleh bayi baru lahir.

Bayu berdeham dengan maksud terselubung membuyarkan lamunan gadis itu.

"Emang ada yang salah ya?" Risa memegangi kedua pipinya, takutnya bedak yang digunakannya terlalu tebal hingga membuat Bayu jadi risih.

"Tuh!" Bayu menunjuk ke arah kaki gadis itu.

Risa mengikuti arah pandang pria itu. Dan setelah menemukan kejanggalannya, gadis itu langsung mengangkat tangan memukul dahinya merasa bodoh.

"Gue ambil sepatu dulu ya," Risa tersenyum kaku pada pria yang kini memandanginya dengan kepala menggeleng.

"Kamu tuh yah, kebiasaan kalau lagi terburu-buru pasti ada aja barang yang dilupain," Diana turut tersenyum menanggapi kebiasaan putrinya itu.

Diana berhenti memandang punggung Risa yang menghilang setelah gadis itu masuk ke dalam rumah. Kini, wanita itu memokuskan perhatiannya kepada Bayu. "Nak Bayu orang baru ya di sini, soalnya tante baru pertama kali liat kamu," disertai kening mengerut wanita itu bertanya.

Pria itu manggut-manggut, "Iya, kebetulan saya pemilik rumah baru di depan sana," seraya menunjuk rumahnya.

"Oh, kamu pemilik rumah itu," Diana menggerakkan kepalanya naik-turun-naik-turun, mengangguk.

"Ma, Risa berangkat dulu ya!" gadis itu mencium punggung tangan mamanya.

Risa dan Bayu akhirnya meninggalkan pelataran rumah sederhana itu dengan langkah sedikit dipercepat.

TENTANG RISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang