10.| WANITA BERGINCU MERAH

2 0 0
                                    

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



RISA berusaha untuk memejamkan matanya. Bermaksud menghilangkan sesuatu yang mengganggu akal sehatnya. Dari tadi kerjaan Risa cuma berbaring-bangun-berbaring-bangun. Dan sekarang gadis itu sedang menatap kosong tembok kamarnya dengan cara duduk di tepian ranjang.

Tatapan kosongnya bergeser melihat celengan ayam yang disimpan di meja belajar. Risa melihat benda itu sebagai solusi untuk permasalahannya. Disaat merasa yakin tiba-tiba saja dia memelas sambil mengembuskan napas pasrah. Mendadak saja rasa yakin itu berubah haluan jadi ketidakyakinan akan isi celengannya tak sanggup untuk menutupi kebutuhannya.

Risa pada akhirnya memilih bangkit. Tak lupa ia memasang hoodie peach-nya menutup kaos putih oblongnya. Rambut hitam sebahunya dikucir dengan karet gelang yang diambil dari meja belajar. Gadis itu mengikatnya asal, lanjut membawa langkah kakinya meninggalkan kamarnya.

"Mau ke mana?"

Risa menjeda langkahnya, dilihatnya sang mama sedang melanjutkan jahitannya. "Risa mau keluar bentar, pengin beli minuman dingin di mini market deket sini." Risa memberi jawaban.

"Kamu ada uang, kalau enggak ada ambil aja di dompet Mama!" Diana berujar.

"Gak perlu Mah," Risa menolaknya seraya melayangkan telapak tangannya. "Masih ada sisa uang jajan tadi kok."

Risa melanjutkan langkahnya. Pintu utama tempatnya keluar tak lupa dirapatkan kembali seperti sedia kala. Langkah demi langkah digelutinya menuju mini market yang kebetulan tidak jauh dari sini. Sebelumnya dia sempat menolehkan muka ke rumah milik Bayu. Tapi sepertinya Bayu telah terlelap, bahkan lampu kamarnya telah dipadamkan.

Jelas sekali bahwa tujuan utama gadis itu keluar rumah bukan karena rasa haus. Ia melakukannya untuk mencari solusi.

Bahkan setelah keluar dari mini market gadis itu hanya termenung meremas botol minumannya. Tak ada tanda-tanda bahwa ia ingin meneguknya.

Alih-alih membawa langkah kakinya balik ke rumah, Risa kiranya berjalan lurus menghampiri kursi yang berada tepat di depan mini market. Embusan napas pasrah menjadi pengiring heningnya malam saat ia mulai duduk memangku botol minumannya.

"Kalau boleh tahu, kok bisa sih anak secantik kamu duduk sendirian."

Risa mengakui dirinya terkejut meskipun tak sampai dituangkan lewat sentakan badannya. Cukup cepat ia menggerakkan dagunya. Mendongak menatap sosok yang tidak bisa dilihat secara jelas akibat dari posisinya yang saat itu menghalangi sorot lampu terang dari mini market.

Kesimpulan yang bisa ditarik saat ini cuma satu. Risa sangat yakin jika sosok yang berbicara dengannya adalah seorang wanita jika mendengar warna suaranya.

"Boleh duduk?" tanya wanita itu.

"Silakan," kontan Risa menggeser badannya memberi ruang kepada perempuan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTANG RISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang