•
Rasanya Vika ingin sekali mengumpat ketika mata biru berlian itu memandangnya tajam.
Gadis yang tak sengaja pergi ke haunted house dan salah membuka pintu. Tiba-tiba saja pintu itu terhubung kedalam kamar seorang raja tiran psikopat kejam.
Yang tak lain lagi adalah Claude De Alger Obelia, dan sekarang Vika sedang diintrogasi dengan sebilah pedang tepat dilehernya.
"Njir,mimpi apa gue liat roti sobeknya duren?!"batin Vika.
Ia takut kehilangan nyawanya, of course. But, siapa yang menyia-nyiakan seorang Duren shirtless didepan matanya. Apalagi roti sobek yang Vika hitung berjumlah delapan itu terpampang jelas didepannya.
"Putar otakmu Atshushita. Bagaimanapun kau harus kabur dari death glare itu."batinnya lagi.
"Dari mana asalmu? Dan mengapa kau ada di kamar ku?!"Tanya Claude tajam. Ia menghunuskan pedang nya mendekati leher Vika yang terekspos.
"A-ano Yang Mulia."
"Kau terlihat asing?" Felix Robane menambahkan tittle jika Vika bukan dari dunia ini.
"Terima kasih telah memperjelas nya Sir Robane."batin Vika miris.
"Kenapa kau mengenalku?" Claude mulai memicingkan matanya. Berlian biru itu makin menyala seram.
"Tunggu Daddy!"
Suara itu tak asing menurut vika. Seorang gadis yang lebih kecil dan mini dari Vika berlari dan menghadang didepannya.
Gadis itu tak lain adalah Athanasia De Alger Obelia, putri sah Claude dan Diana. Vika tertegun karenanya,
"Nona ini temanku. Tadi,pagi aku bertemu dengannya diperjalanan dari pasar ibukota." Claude menurunkan pedangnya, Vika was-was gadis didepannya sedang berusaha untuk berbohong kepada sang raja tiran psikopat kejam itu.
"Nona ini bersuara merdu dan bisa menyanyi. Jadi, Athy mengajaknya ke kesini. Tapi, Athy tak sengaja berbicara dengan Lily dan meninggalkannya sendirian."Jelas Athanasia sambil memakai ekspresi semeyakinkan mungkin.
"Saat Athy mencarinya ternyata nona ini sudah ada dikamar Daddy."sambungnya. Claude mulai menurunkan amarahnya.
"Bawa dia keruanganmu dan jangan pernah izinkan gadis itu menginjakkan kakinya di kamar ku."ucap Claude final. Athanasia langsung berterima kasih dan meninggalkan kamar ayahnya, mengajak Vika ke ruangannya.
"Wajahnya familiar."gumam Claude sambil melirik punggung Vika yang mulai menjauh.
Diruangan Athanasia, Vika langsung ambruk tepat di pintu yang baru saja ditutupnya.
"Kau berteleportasi ke dimensi ini kan?"tanya Athanasia to the point. Vika hanya mengangguk pelan, ia sepertinya terkena serangan jantung mendadak karena terlalu lama menatap berlian biru milik Claude.
"Aku dari haunted house dan berakhir disini." Vika masih ngos-ngosan karena langsung berlari ke ruangan Athanasia.
"Untung saja pintu kamar ayah tidak tertutup tadi. Jika,tidak kepalamu sudah terpisah dari lehernya."ucapan Athanasia membuat Vika bergidik ngeri.
"Amit-amit jabang bayi, god bless with you my god." Vika lagi-lagi bersyukur karena tak jadi dibunuh oleh Claude.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐲𝐨𝐮 𝐚𝐧𝐝 𝐢 ; 𝑪𝒍𝒂𝒖𝒅𝒆 𝒅𝒆 𝑨𝒍𝒈𝒆𝒓 𝑶𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂
Fanfiction╰─▸ ❝ 𝑃𝑎𝑠𝑡 𝑤𝑖𝑙𝑙 𝑏𝑒 𝑝𝑎𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑡ℎ𝑒 𝑓𝑢𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑖𝑠 𝑎𝑛𝑜𝑡ℎ𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑦. ❞ 𝑪𝒍𝒂𝒖𝒅𝒆 𝒅𝒆 𝑨𝒍𝒈𝒆𝒓 𝑶𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂 × 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓