•
Vika menyeringai ketika pedang perak yang diberi oleh Calvin untuk jaga-jaga itu berhasil menyayat pundak kiri milik Anastacius.
"Kau bahkan belajar dulu sebelum menyusul ku kemari,huh?"Tanya Anastacius yang membuat Vika menurunkan pedangnya.
"A little warm up is not a problem for you right?" Dentingan pedang terdengar lagi, Vika mengayunkan pedangnya yang ditangkis oleh Anastacius dengan cepat. Bagaimanapun Anastacius adalah petarung pedang yang ahli di masa lalu.
Vika meringis pelan, tangannya hampir kebas karena sudah bertarung lama dengan pedang perak yang sangat berat itu. Anastacius menyeringai pelan, ia mengamati jika mangsanya mulai kelelahan.
"Oh fu*k, kenapa malah masuk ke jebakan om kurtet seeeh."batin Vika miris.
"Bagaimana? Apa kau sudah mulai kelelahan?"Tanya Anastacius remeh dengan senyum mengejek.
"Dengar Atshushita kau itu kuat. Jangan dengarkan ejekan si tikus yang kuat karena mencuri sedikit kekuatan Lucas."Batin Vika lagi mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
Vika tersenyum dengan seringai yang membuat Anastacius bingung. "Hahaha,bukan aku yang kalah disini. Tapi itu kau!"
Anastacius membelalakkan matanya ketika lingkaran merah mengelilingi tubuhnya. "Reversal Technique : Bird Of Freedom!"
Aura hitam tersedot kedalam lingkaran itu. Vika menjatuhkan pedangnya, "Siapapun yang mendengarkan! Aku menangkap tikus kecilnya!"
Tangannya masih menahan lingkaran sihir itu, darah mengalir dari pelipis Vika. Teriakan kesakitan terus keluar dari bibir Anastacius, memohon agar Vika melepaskan mantra yang mengelilingi nya.
"KENAPA KAU SELALU MEMIHAK ANAK BODOH ITU!"Teriak Anastacius yang membuat Vika tersentak pelan.
"Karena aku mencintainya dengan sepenuh hatiku."Jawab Vika dengan senyum miris. Anastacius tertawa lagi, terdengar kesakitan.
"Walaupun dia memiliki seseorang dihatinya. Aku akan tetap memihaknya."Ujar Vika lagi yang membuat Anastacius menyeringai.
"HAHAHAHA,CINTA MEMANG MEMBUAT KALIAN LEMAH!"Seru Anastacius mencoba mengumpulkan sihir hitamnya.
"Bagaimana kau bisa mencintai adikku yang bahkan tidak bisa menjaga tunangannya itu."Ujar Anastacius. Ia tertawa dengan kejam, aura hitam disekitar sangat pekat membuat Vika sulit bernafas.
"Kau pasti tahu tentang itu bukan. Penelope Judith, aku meniduri tunangan yang disayanginya." Vika hanya mendengarkan celotehan Anastacius, dia tau jika Anastacius mencoba merusak konsentrasi nya.
"Dan dia bahkan hanya bisa diam mematung saat melihat tunangan kesayangan nya berada diatas ranjang bersamaku."Lanjutnya lagi. Anastacius merasa jika kekuatan sihir pembalik Vika melemah, lalu seringai kejam muncul di bibirnya.
Jleb.
"Love make us stronger."
Pedang perak yang dikendalikan oleh sihir itu menusuk perut kiri milik Anastacius. "B-bagaimana bisa?" Anastacius memuntahkan darahnya, darah berwarna pekat itu membuat Vika sedikit meringis.
"Aku tidak akan membiarkan kau bebas dari kamar ini." Vika mengendurkan kancing kemeja lengan kirinya, mengeluarkan tato ular hitam yang merayap menuju arah Anastacius.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐲𝐨𝐮 𝐚𝐧𝐝 𝐢 ; 𝑪𝒍𝒂𝒖𝒅𝒆 𝒅𝒆 𝑨𝒍𝒈𝒆𝒓 𝑶𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂
Fanfiction╰─▸ ❝ 𝑃𝑎𝑠𝑡 𝑤𝑖𝑙𝑙 𝑏𝑒 𝑝𝑎𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑡ℎ𝑒 𝑓𝑢𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑖𝑠 𝑎𝑛𝑜𝑡ℎ𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑦. ❞ 𝑪𝒍𝒂𝒖𝒅𝒆 𝒅𝒆 𝑨𝒍𝒈𝒆𝒓 𝑶𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂 × 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓