• 𝕬𝖈𝖙𝖎𝖔𝖓 𝕺𝖓𝖊

977 112 3
                                    

Vika menghela nafasnya pelan. Ini adalah hari pertama ia menjalani aktifitas ketika bangun dari komanya dan kedua dari kegiatan afternoon tea bersama anak-bapak bermarga Obelia itu. Oh,jangan lupakan gadis kecil seumuran dengan Athanasia yang bernama Jennette Margarita.

Suasananya canggung apalagi ini adalah pertemuan pertama Vika dari sekian kali ia menghindar dari Claude.

Athanasia yang tahu apa yang terjadi pada Vika dan Claude ini pun mencari cara untuk menghancurkan dinding kecanggungan diantara mereka berdua. "Daddy, kue ini sangat enak. Athy sangat menyukainya. Benarkah Jetty?"

Jennette dengan segara keberaniannya mengangguk, "Benar apa yang dikatakan oleh Athy."

Vika diam-diam meringis pelan. Ia kasihan kepada Jennette yang tidak tahu apa-apa itu. "Calvin, kau ada disana?"

"Ha'i Ha'i, Calvin ada disini. Ada apa?" ucap Calvin yang berada didalam tubuh Vika. Mereka bertelepati, itu adalah komunikasi yang disarankan oleh Lucas beberapa hari yang lalu.

"Keadaannya aman. Yang mulia masih terbuai dengan acara tehnya. Bagaimana dengan Lucas?"

"Jangan terburu-buru aku masih mencari dokumen berisi sihir pembalik untuk pelajaran mu besok." Vika diam-diam meringis lagi. Lucas mulai menggiatkan gadis separuh rubah itu untuk melatih energi sihir yang ada ditubuhnya itu.

"Heh,kau mengaku jika berumur ratusan tahun. Menemukan buku sihir pembalik saja membutuhkan satu tahun, kau itu kuat tidak sih." grutu Calvin sambil tertawa didalam tubuh Vika.

"Sudahlah kalian jangan bertengkar. Kita harus pikirkan rencana selanjutnya dengan matang. Jika aku tidak lupa Athanasia akan muntah darah dan membuat panik Claude dan berakhir dengan dia menyalurkan segenap kekuatannya hanya untuk membangunkan Athanasia."

"Jauhkan saja si chimera itu dari Athanasia."ungkap Lucas, terdengar ia sedang sibuk mencari buku sihir pembalik.

"Kau bodoh atau bagaimana? Tuan putri sudah dekat dengan si chimera itu." timpal Calvin tak mau kalau.

"Hmm,kenapa harus chimera?"batin Vika sambil mengerutkan keningnya.

Athanasia yang melihat aksi Vika itu langsung menatapnya khawatir, "Kak Vika,apa kepalamu masih pusing?"

Vika langsung tersentak pelan, "Saya tidak apa-apa,tuan putri. Hanya silau karena terik matahari saja."

𝐲𝐨𝐮 𝐚𝐧𝐝 𝐢 ; 𝑪𝒍𝒂𝒖𝒅𝒆 𝒅𝒆 𝑨𝒍𝒈𝒆𝒓 𝑶𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang