• 𝖄𝖔𝖚𝖗 𝖁𝖔𝖎𝖈𝖊

1.4K 160 5
                                    

Sore ini sesuai apa yang diperintahkan Claude, Vika terjebak disatu meja bersama anak-bapak bermarga Obelia itu.

Suasana awkward tercetak jelas dimeja itu. Claude meminum Lippie tea nya seperti biasa dan Athanasia memakan cake nya pelan. Tolong jangan tanyakan Vika sedang apa, dia bahkan hanya diam. Disamping kursinya ada tas gitar yang masih tak tersentuh, rapi.

Sret.

"Makanlah, jangan hanya diam." tangan Claude mengulurkan sepotong red velvet cake yang cantik itu kedepan Vika. Matanya menatap dingin Vika, Oh jangan lupakan gesture tangan kirinya memangku dagu dan tatapan bosan setengah matinya itu.

Vika hanya mengangguk dan segera memakan cake itu pelan. Athanasia masih menikmati cake nya dengan tenang beda dengan Vika yang masih ditatap dingin oleh Claude.

"Eh,mas Duren jan gitu natapnya ntar jatuh cinta lho."batin Vika jenaka.

Gila jika ia tidak takut dengan tatapan Claude itu. Tangannya sampai bergetar, tak kuat menahan getaran intimidasi milik Claude.

"Daddy,kakak ini akan menyanyi untuk kita kan?" girang Athanasia yang hanya dibalas deheman oleh Claude. Mata berlian biru Athanasia sangat girang berbeda dengan milik ayahnya yang masih setia menatap dingin Vika.

"Bernyanyi lah." Vika langsung meletakkan garpunya, beralih ke teh Lippie dan menyeruputnya pelan. Matanya melebar ketika merasakan bunga yang seakan bermekaran didalam mulutnya.

"Asem,pahit tapi enak gusti. Pantes mamah Diana suka teh Lippie."batin Vika sambil memejamkan matanya.

"Jika,suaramu tak sebagus yang dikatakan Athanasia. Kupenggal kepalamu."lanjutnya yang membuat Vika hampir tersedak. Buru-buru Vika meletakkan gelas tehnya dan beralih keras gitarnya.

Vika mengatur nafasnya agar suaranya tak bergetar. Gitar akustik cokelat nya dipangku di paha nya, tangannya menyamankan posisinya.

On my pillow
Can't get me tired
Sharing my fragile truth
That I still hope the door is open

Suara lembut Vika keluar dengan perpaduan angin sepoi-sepoi yang sepertinya mendukung acara tea time sore ini. Vika mengumpat didalam batinnya.

'Cause the window
Opened one time with you and me
Now my forever's falling down
Wondering if you'd want me now

Tatapan Vika masih setia di gelas tehnya. Claude hanya menatapnya sedangkan Athanasia diam-diam menunjukkan antusiasme nya karena ternyata Vika memiliki suara yang bagus.

How could I know
One day, I'd wake up feeling more
But I had already reached the shore
Guess we were ships in the night, night, night
Ah-ah-ah, ah-ah-ah
Ah-ah-ah, ah-ah-ah
We were ships in the night, night, night

Felix dan Lily yang menatap di kejauhan pun kagum dengan suara Vika. Mungkin bidadari turun dikirim untuk menemani tuan putrinya pikir mereka.

I'm wondering, are you my best friend?
Feels like a river's rushing through my mind
I wanna ask you if this is all just in my head
My heart is pounding tonight, I wonder
If you are too good to be true
And would it be alright if I
Pulled you closer

𝐲𝐨𝐮 𝐚𝐧𝐝 𝐢 ; 𝑪𝒍𝒂𝒖𝒅𝒆 𝒅𝒆 𝑨𝒍𝒈𝒆𝒓 𝑶𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang