• 𝕿𝖜𝖔 𝕿𝖎𝖒𝖊𝖘 𝖂𝖊 𝕸𝖊𝖊𝖙

878 107 1
                                    

Lucas membuka buku yang dicari-carinya, seringai muncul ketika Lucas membaca buku pembalik itu. Ia mulai menatap jendela menaranya. Tikus itu mulai mencari buku itu untuk dihancurkan.

"Dia benar-benar ingin menghancurkannya ternyata." Lucas memandang sekeliling perpustakaan berisi buku-buku sihir dan sejarah yang hampir hancur seluruhnya.

"Tikus itu mengobrak-abrik perpustakaan mu,huh?" Calvin melangkah menuju tumpukan rak yang menghitam karena api.

"Aku heran. Tikus itu berani sekali mencuri apa yang menjadi milikmu."Ucap Calvin yang membuat Lucas tertawa pelan.

"Entahlah aku juga tidak tau. Tapi ini adalah kesempatan bagi kita." Calvin menatap Lucas heran dan Lucas pun menyeringai.

"Kesempatan?"

"Tentu saja,ini kesempatan bagi kita untuk mengalahkan tikus busuk itu."ucapan itu membuat Calvin tersenyum.

"Opportunity,huh?"

"Bagaimana keadaan Vika disana?"Tanya Lucas yang membuat Calvin menoleh kearahnya.

"Keadaannya tidak bisa dibilang baik-baik saja."Ujar Calvin risau. Khawatir dengan keadaan Vika hari ini.

"Sihir hitam itu benar-benar membuat Vika kewalahan. Bahkan dua hari yang lalu Vika tidak bisa tidur dengan nyenyak."Ucap Calvin lagi.

"Kita benar-benar harus memusnahkan tikus kecil."Ujar Lucas. Manik maroon nya menatap manik emerland milik Calvin.

"Beritahu Vika untuk bersiap malam ini, jangan sampai ada orang yang tau termasuk Athanasia."Perintah Lucas yang membuat Calvin mengangguk.

"Hum,baik."Ucap Calvin lalu menghilang.

"Maafkan aku. Aku akan melindungi sepupu tercinta mu itu,Nada."Gumam Lucas sambil membekap liontin permata ruby itu.

Manik maroon nya menerawang kearah atap menaranya. Lucas terbaring dilantai dingin perpustakaan menaranya itu. Ia menjentikkan jarinya, tiba-tiba ia sudah berada di sabana tempat dimana kenangannya dan Nada kecil disana.

"Tenang saja aku akan mempertahankan dirimu. Lagipula sepupu jauhmu itu mendukung hubungan kita."Ujar Lucas sambil tersenyum tipis.

"Senang bisa bertemu lagi denganmu, tapi setelah masalah ini selesai."Lanjutnya lalu menghilang bersama buku sihir pembalik meninggalkan hening di sabana itu.

"Vika."

"Vika,bangun."Ucap Calvin sambil menepuk-nepuk pipi Vika pelan.

Manik Heterochromia milik gadis bersurai cokelat tua itu mengerjap pelan. Manik Heterochromia itu mulai menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke mata nya.

"Ada apa?"Tanya Vika dengan suara khas bangun tidur.

"Kita harus bergegas. Malam ini kita akan menuju tempat persembunyian tikus kecil itu."Ucap Calvin sambil mencari baju dan jubah untuk Vika menyamar.

"Kita akan menemui Anastacius?"Lirihnya pelan. Membuat Calvin mengangguk, "Pakai ini. Kita akan pergi diam-diam."

Sebuah kemeja putih tulang, celana kain panjang dan jubah hitam jangan lupakan sepatu boot hitam diulurkan oleh Calvin.

"Cepat pakai ini kita harus bergegas."

"Bagaimana jika ada seseorang memeriksa kamarku?"Ujar Vika yang membuat Calvin menatap manik Heterochromia itu lama.

"Boneka nya. Kita harus membuat kloning untuk mu."Ucap Calvin membuat Vika mengangguk pelan.

Tangan Vika menyentuh angin hampa, labiumnya merampalkan sesuatu membuat bundaran sihir berwarna biru muncul dan keluarlah sebuah kloning dirinya.

𝐲𝐨𝐮 𝐚𝐧𝐝 𝐢 ; 𝑪𝒍𝒂𝒖𝒅𝒆 𝒅𝒆 𝑨𝒍𝒈𝒆𝒓 𝑶𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang