Empat Belas

54 7 1
                                    

NOW PLAYING : Daya - Sit Still, Look Pretty

*****

Mentalnya dikuatin lagi ya, sekarang banyak hinaan yang dikemas rapi dalam sebuah candaan.

*****

Selamat membaca :)

*****

"Selamat pagi, babuku yang galak."

Anwa langsung saja berdecak pelan. Suara tersebut langsung saja merusak paginya. Sungguh. Apa tidak bisa membiarkan Anwa tenang sebentar saja.

"Ngapain lo di sini?" Tanyanya pada Lucas yang terlihat sumringah sekali pagi ini.

"Mau berangkat sekolah bareng dong!" Jawabnya masih tersenyum yang di mata Anwa tentu saja menyebalkan.

"Terus ngapain pake mampir kesini segala sih? Berangkat mah berangkat aja sana. Males banget gue liat muka lo tau nggak! Nggak cukup kemarin sampe semalem lo ngerusuhin gue hah?!" Semprot Anwa mendelik frustrasi.

Langsung saja mendapat respon kekehan Lucas. Memang setelah pulang dari kafetaria kemarin, Lucas akhirnya bisa mengejar gadis itu yang ternyata sedang menunggu angkot di halte.

"Makasih ya buat kerja kerasnya semalem. Hebat banget jadi babu, udah pengalaman banget sih kayanya." Sarkas lelaki itu.

Seakan tak rela Anwa terbebas darinya setelah berhasil kabur saat turun dari angkot, lelaki itu memborbardir whatsapp Anwa semalam. Ia memberikan tugas untuk Anwa merekap email endorse nya yang totalnya bahkan lebih dari tiga ribu email terbaru.

"Kok diem? Tanyanya. "Diem diem ngeiyain di dalem hati kan?" Lanjutnya semakin memancing emosi saja.

"Cokk." Umpat Anwa, ia fokus membetulkan keranjang sepedanya yang sedikit miring.

"Maksudnya?"

"Dusun banget lo! Jancok?"

"Juncok? Artinya apaan dah?" Lucas menggaruk alisnya yang tidak gatal.

"Jan.. cok. Artinya ganteng." Jawab Anwa asal sambil menahan tawanya.

"Whoah gue emang juncok! Ah lo bisa aja bikin gue seneng. Hahaha." Lucas hampir saja membuat Anwa menyemburkan tawanya, tapi ia tahan. Sekali-kali kan gantian Anwa yang isengin ini cowok.

"Yaudah yuk berangkat!" Ajaknya kemudian saat melihat Anwa mulai mendorong sepedanya menuju pintu gerbang kecil di sisi kiri pagar rumah.

"Jangan bilang lo mau nebeng gue?" Tanya Anwa spontan menghentikan langkahnya.

"Lho iya dong. Makanya gue disini sekarang."

"Aduh ngapain sih? Emang lo bisa bawa sepeda? Udah deh naik angkot aja sana atau mobil lo kan masih ada atau nebeng siapapun selain gue!"

"Gue gabisa bawa sepeda lah Wa, kan berat."

"Bodo amat!"

"Eh eh tunggu!"

Anwa kalah cepat dari Lucas. Lelaki itu sudah duduk manis di kursi boncengan belakang saat Anwa baru saja akan menaiki sepedanya.

"Ayoo, babuku kita let's go!"

"Lo gak mikir hah! Gue mana kuat bonceng lo terong?!" Anwa berteriak kesal. Wajahnya memerah, pipinya membulat karena gadis itu mengembungkannya.

"You look so cute." Sahut Lucas yang kini meletakan tangan kanannya di pipi kiri Anwa lalu mencubitnya gemas. Mata gadis itu membelalak sebal lalu menepis tangan Lucas.

"Apasih lo?! Dasar genit!"

"Dih siapa suruh gemesin gitu."

"Halah bisa aja lo ngeles nya terong."

"Dih bisa aja lo cabe. Yaudah awas biar gue yang di depan."

"Ewhh emang harusnya gitu dari tadi! Dasar lo terong jadi-jadian! Maunya enaknya doang." Celetuk gadis itu beranjak bertukar posisi dengan Lucas.

"Iya biar imam yang mimpin di depan yah-Aw sakit anjir." Jawab Lucas yang langsung mendapat pukulan di punggungnya.

*****
"Stop! Lucas stop!" Teriak Anwa diiringi tepukan pada punggung di depannya yang kontan saja membuat Lucas menekan rem tiba-tiba karena terkejut.

"Aw. Aduh ini punggung apa batu gila keras amat." Gerutu Anwa saat keningnya menabrak punggung Lucas karena tidak siap sepeda berhenti begitu saja.

"Lagian ngapain si lo nyuruh stop segala? Ini kan belum sampe sekolah, masih beberapa meter lagi." Celetuk Lucas dengan napasnya yang masih ngos-ngosan. Wah ternyata kalau naik sepeda, jarak menuju sekolah sangat jauh.

"Turun!" Perintahnya sembari memegang stang sepedanya.

"Ah babu yang pengertian banget. Tau aja kalau boss udah capek." Langsung saja Lucas turun dan menggeser tubuhnya agar Anwa busa menaiki jok kemudi sepeda.

"Eh siapa bilang lo boleh naik? No no no. Awas!"

"Lho kita kan belum sampe sekolah Wa."

"Gue gak mau anak sekolah tau kalau kita berangkat bareng. Jadi lo lanjut aja jalan sendirian karena gue sudah cukup baik hari ngasih lo tumpangan tadi." Kemudian langsung saja berlalu mengkayuh sepedanya meninggalkan Lucas yang masih terbengong.

-TBC-

*****

Hai....

Update lagi nih, ramaikan dong dengan vote dan komentar sebanyak-banyaknya biar besok update lagi. Hehehe.

Terimakasih...

Dapat salam dari Lucas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dapat salam dari Lucas. ❤️✨

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trapped With Him | Lucas ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang