Sanji, Robin, Chooper, Usopp dan Zoro kini duduk dibangku kantin dengan meja melingkar, membuat mereka bisa saling berdiskusi satu sama lain.
"D ya? Yang kutau keluarga 'D' adalah keluarga bangsawan yang cukup lama."
Robin tersenyum manis menanggapi Chooper, ia membuka buku sejarah yang ia temui di perpustakaan Kota.
"Apa itu Robin?" tanya Usopp, mendekat ke arah Robin, berhubungan Usopp duduk di dekat Robin. Robin terlihat membuka beberapa lembar buku dan akhirnya ia memperlihatkan sebuah silsilah keluarga D.
"Baca saja." kata Robin, buku itu diambil oleh Sanji.
Beberapa menit Sanji membaca, ia langsung mengerti dan menganggukkan kepalanya. "Ini cukup sulit, ya? Bagi keluarga D."
"Menutup identitas, agar semua orang menganggap 'D' sudah benar-benar punah." pendapat Sanji setelah membaca buku itu.
Chooper meminum jusnya, "aku berpikir, bahwa itu hal yang wajar." katanya sembari mengocek jus stoberinya itu.
"Kenapa 'D' harus menutup identitasnya?" tanya Usopp yang mulai penasaran, Robin terkekeh pelan.
"Di dunia ini, bagi bangsawan adalah era yang sangat menakutkan. Bila ada yang mengetahui identitas mereka, otomatis mereka akan di kejar dan di tangkap untuk dibunuh."
"Ya-ya-yang benar saja?!" Usopp terlihat membulatkan matanya tak percaya, Robin kembali tersenyum manis.
"Ini sudah jaman modern Usopp, mereka (Bangsawan) tidak akan di hormati, melainkan dibunuh." perjelas Sanji.
"Untuk apa juga dihormati? Bila masih ada keluarga bangsawan lain yang sombong?" tanya Zoro yang baru bangun, sebenarnya ia tidak tidur, ia hanya menyimak.
"Aku tidak mengerti." kata Nami yang tiba-tiba ada di belakang Robin dan Usopp, kehadirannya tidak diketahui Zoro, mereka langsung berbalik dan menatap Nami.
"Nami?" panggil Robin, wajahnya tidak memperlihatkan bahwa ia terkejut.
Nami menggaruk lehernya, "aku belum pulang, karena masih ada urusan dengan dokumen-dokumen pemindahan Ketua DK." jelas Nami.
Zoro yang melihat Nami, hanya membuang muka, ia tidak mau melihat gadis sombong dan pelit itu.
"Bicarakan ini nanti, aku akan pulang." kata Zoro, ia berdiri dan melenggang meninggalkan kantin.
Usopp dan Chooper, pun sama saja. Mereka berdua izin pulang, dengan alasan tugas sekolah.
"Bukannya tugas sekolah itu untuk hari Selasa?" tanya Sanji. Kedua pemuda itu terlihat berpikir.
"Ya! Tapi, lebih cepat lebih baik!"
...
Tinggalah Robin, Sanji dan Nami.
"Aku terkejut, ketika kau datang ke sini, Nami." kata Robin. Ia menopang dagunya dan menatap lembut Nami yang ada dihadapannya.
Nami membalas tatapan Robin, "ah, ya ... Maaf bila mengganggu waktu kalian."
Bagi Sanji itu tidak masalah, tapi tidak tau kenapa ia merasa terganggu, karena diskusi mereka dihentikan oleh kedatangan Nami. Sanji memilih memutar kursi dan membelakangi meja mereka, menghisap rokoknya.
"Ini area Sekolah Sanji." tegur Nami, namun tak ada balasan dari pemuda pirang itu.
"Jadi?"
Sebenarnya Robin ingin cepat-cepat menjauh dari Nami, ia risih berada di hadapan Nami. Namun wajahnya menolak untuk memperlihatkan kerisihannya itu.
"Nami! Aku sudah membereskannya. Ayo!" Vivi dan Violet melambaikan tangannya. Nami terlihat mengangguk. "Baiklah, aku duluan Robin, Sanji."
Robin membalasnya dengan senyuman.
...
"Begitu ...." kata Kid, ia terkekeh pelan, dan sebelum Luffy berbicara kembali, Kid sudah memotongnya.
"Kau tau? Law?"
"Law? Maksudmu–"
"Ya, Trafalgar D. Water Law. Dia sekutu loyalmu, kan?" Luffy terdiam beberapa detik, hingga akhirnya ia angkat bicara.
"Aku tidak tau bahwa dia berada di Kelompokku, karena selama ini aku tidak pernah bertemu dengannya." Kid terkekeh mengerikan. Ia lalu menyimpan gelas kecil berisi bir dihadapan Luffy.
"Kau tau Luffy? Dia sedang apa saat ini?"
"Ya? Apa?"
"Dia akan menyamar menjadi siswa di sekolahmu."
...
Usopp dan Chooper buru-buru memasuki mobil milik Usopp mereka berdua ingin segera pergi dari sekolah, tak di sangka sebelum meraih knop pintu mobil, Law datang, membuat mereka berbalik menyapanya.
"Ah, Law. Kukira siapa-"
"Usopp bisakah aku meminta bantuanmu?"
...
"Aku sungguh terkejut, begitu melihat Nami yang belum pulang." kata Sanji sembari membukakan pintu untuk Robin.
Mereka berdua berencana untuk bertemu di sebuah Café dekat dengan rumah Sanji. Untuk membicarakan hal yang belum di selesaikan.
"Sanji, apa kau merasa kita terlalu mengikut campur urusan ini?" tanya Robin, ketika Sanji sudah duduk dibangku pengemudi.
"Tentu tidak. Kita harus tau dulu siapa Luffy D Monkey, dan silsilah keluarga Bangsawan, aku ingin tau dulu, apa Luffy keturunan bangsawan itu atau bukan."
"Menurutku kita mencampuri urusannya." kata Robin sembari tersenyum manis.
"Robin. Kemana otak jeniusmu? Ayolah! Kita semua terlalu peduli padanya, jadi wajar bila-"
"Bila kau sadar, kenapa kita harus mengurusinya? Luffy pasti menganggap dia incaran kita, semakin kita mendekatinya, semakin juga dia menjauh."
Sanji diam, ia menyetir mobilnya dalam diam, fokusnya hanya pada mobil.
"Apa yang harus kita lakukan? Kita hanya ingin mengetahui identitas Luffy yang tertutup, menjauhinya dari orang-orang jahat, dan tentu bersahabat dengannya."
"Kita lakukan itu untuk apa? Kukira kalian hanya penasaran dengan bangsawan D itu."
"Tentu ada hal lain, Robin. Aku terkejut, melihatmu tidak bisa berfikir seperti biasanya," tebak Sanji, membuat Robin menatapnya dengan senyuman.
Aku tidak bisa berfikir seperti biasanya Sanji.
"Apa yang terjadi padamu?" tanya Sanji, Robin hanya menggeleng pelan.
"Jadi, kita akan melanjutkan diskusi ini?"
"Ya. Tentu."