Vote dulu dong, biar makin semangat nih nulisnya^^
.
Happy Reading ❤️•••
Dengan perasaan yang berkecamuk dengan emosi, Garih kembali melayangkan pukulan mentah pada Juna, (seseorang yang pernah dia anggap sebagai sahabat, tapi tidak lagi untuk sekarang) yang mulai tak berdaya.
Banyak siswa yang menyaksikan kejadian itu, tapi tak ada satupun yang berani untuk melerai mereka. Karena yang berkelahi adalah Garih, laki-laki sangar sekaligus ketua dari geng 3G (geng paling terkenal dan ditakuti di sekolah ini).
"Lo gak malu sama apa yang pernah lo lakuin? Dasar bajingan!" Garih berteriak, meluapkan emosi dan sumpah serapahnya yang mulai memuncak.
Pak Yudi yang baru saja tiba di tempat kejadian, segera menghentikan Garih yang akan melayangkan bogemannya lagi dan membawa keduanya ke ruang BK.
"Mau jadi apa kalian kalo kerjaannya cuma berkelahi terus?!" Pak Yudi meneriaki dua siswa yang merupakan tersangka atas kericuhan yang baru saja terjadi. Dengan gaya khasnya saat marah, Pak Yudi melayangkan gulungan koran di perut keduanya hingga terkejut.
"Kenapa kalian bertengkar lagi?" Pak Yudi menghela nafas, seolah mulai lelah menghadapi dua siswanya ini.
Ya! Jika kalian belum tau, Garih memang sangat membenci Juna. Rasa bencinya itu sudah menutup mata dan hatinya dari kenyataan bahwa Juna adalah sahabatnya. Tapi itu dulu, karena sekarang dia tidak sudi menganggap Juna sebagai sahabat bahkan orang yang dikenalnya. Juna itu hanya seorang bajingan.
Meskipun Garih adalah laki-laki kejam dan selalu berbuat semaunya, tak ada yang tahu bahwa ternyata dia memiliki banyak luka di masa lalu. Dan itu semua ada hubungannya dengan Juna.
Tidak, tidak. Jika kalian berfikir bahwa Juna benar-benar seperti bajingan, itu semua salah. Karena, Juna dikenal sebagai murid teladan dan berprestasi di sekolahnya. Dia juga sering memenangkan banyak perlombaan, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Selain itu, dia juga sangat disegani oleh guru dan teman-temannya karena memiliki akhlak dan kepribadian yang baik. Sangat bertolakbelakang dengan Garih kan?
Ada satu hal yang membuat Garih semakin membenci Juna. Setiap Garih memukuli dan membuatnya tak berdaya, Juna hanya diam dan seolah pasrah diperlakukan apapun olehnya. Bukan karena Juna takut, tapi dia tidak mau mengotori tangannya dengan menyakiti sahabatnya sendiri. Juna selalu berkata di tengah ketidakberdayaannya saat Garih terus memukulnya,"Silahkan lo pukul gue, sampe rasa benci lo ke gue hilang".
Tapi pada kenyataannya, Garih justru semakin membenci Juna yang selalu mengatakan hal itu. Itu membuatnya sakit. Mengapa dia bisa sangat membenci seseorang yang begitu baik? Jika saja Juna membalas setiap pukulan yang ia layangkan, mungkin rasa bencinya itu perlahan sedikit berkurang.
Juna dan Garih berlari mengelilingi lapangan sekolah, sesuai dengan hukuman yang telah pak Yudi berikan kepada mereka. Cuaca yang terik hari ini, tak menjadi alasan bagi mereka untuk tidak menjalani hukuman. Karena prinsip di sekolah ini adalah, setiap siswa yang membuat keributan harus dihukum.
Neisha yang sedang menyirami tanaman sebagai hukumannya karena terlambat, masih menyempatkan diri untuk memandang Garih dari kejauhan. Badan atletis disertai keringat yang membasahi kening dan seragamnya itu, membuat Neisha senyum-senyum sendiri. Dia membayangkan bahwa dibalik seragam yang basah itu, terdapat roti sobek yang membuat siapa saja menjadi khilaf.
"Astaga Neisha! Kamu mikirin apa sih?" Neisha menjitak kepalanya sendiri saat tersadar. "Tapi Garih emang sempurna banget" seolah lupa dengan hukumannya, Neisha beralih menatap Garih dan mulai membayangkan masa depannya bersama si wajah tembok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRUEL HUSBAND
Teen Fiction[CERITA YANG PEMBACANYA MASIH SEDIKIT, BUKAN BERARTI CERITANYA TIDAK MENARIK] . Yuk langsung baca!^^ . "Lo cuma buang-buang waktu karena suka sama gue! Sampai kapanpun, gue gak mungkin suka sama cewek kayak lo! Dasar penyakitan!" . Garih Galliani Jo...