[CERITA YANG PEMBACANYA MASIH SEDIKIT, BUKAN BERARTI CERITANYA TIDAK MENARIK]
.
Yuk langsung baca!^^
.
"Lo cuma buang-buang waktu karena suka sama gue! Sampai kapanpun, gue gak mungkin suka sama cewek kayak lo! Dasar penyakitan!"
.
Garih Galliani Jo...
Sebelum baca, silahkan klik bintang dulu ya! Karena menghargai karya orang lain itu, sangat baik lho. Dan setelah membaca, silahkan komen ya! Karena mengomentari karya orang itu gak salah kok^^ . SIAP KOMEN TIAP BARIS? . Kalo ada typo, kasih tau ya. Hehe . Happy Reading ❤️
•••
"Manusia gak bisa keluar dari kandang singa hidup-hidup. Bahkan, lo juga gak bisa lepas dari gue segampang itu!" -Garih Galliani Jordan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Hari Minggu adalah waktu yang tepat bagi semua orang untuk bersantai, atau hanya sekedar mengganggu ketenangan orang lain. Seperti yang dilakukan oleh Garih saat ini.
Merecoki Genta yang masih tidur sudah menjadi hobi baru baginya, semenjak dia kabur dari rumah dan memilih menginap beberapa hari di rumah temannya itu.
Meskipun dirinya sudah beribu kali diperintah oleh ayahnya untuk segera pulang, namun tetap saja dia keras kepala dan menolak. Baginya, berada jauh dari kedua orang tuanya bisa membuat nya sedikit tenang. Mungkin.
"Heh babi! Geli!" Genta menghempaskan selimutnya kesal saat Garih terus-menerus menggelitiki kakinya. Seketika itu juga dirinya langsung bangun dan mengambil posisi duduk.
"Dasar kebo lo! Jam segini masih molor aja" balas Garih sambil tertawa.
Genta telah tersadar sepenuhnya. Dengan adanya Garih yang sudah menginap di rumahnya selama dua hari, membuatnya tidak bisa tidur dengan leluasa ataupun bangun di siang hari. Ah menyebalkan! Dia akui, keberadaan Garih sungguh mengganggu ketenangan hidupnya. Tapi dia masih ingat bahwa Garih adalah sahabatnya, jadi mau tidak mau dia harus mengiyakan keinginan Garih untuk menginap di rumahnya. Terlebih lagi, sahabatnya itu sedang ada masalah dengan orang tuanya.
"Hari ini gue mau balik"
Genta menatap Garih yang saat ini tengah mengemasi barang-barangnya. Seolah mengerti dengan suara hatinya, akhirnya dia bisa hidup tenang tanpa ada Garih di kamar ataupun di rumahnya. Setidaknya setelah Garih pulang, dia masih bisa melanjutkan aktivitas menggapai mimpinya yang sempat terganggu tadi.
"Lo udah baikan sama bonyok?"
"Gak baikan juga, tapi gue gak betah di rumah lo" jawab Garih asal.
"Eetdah, yang ada gue yang gak betah karena lo terus-terusan disini" Genta membalasnya tak mau kalah.
"Yaudah, sekarang lo seneng kan karena gue dah mau balik?"