6.Hancur

57 10 12
                                    

Vote dulu dong, biar makin semangat nih nulisnya^^
.
Kalo ada typo, kasih tau ya. Hehe
.
Happy Reading ❤️

•••

Dari sekian banyak siswa yang mengikuti penjelajahan semalam, hanya ada 3 pasang siswa yang berhasil memecahkan sebuah kasus dari clue yang didapat. Banyak anggapan bahwa kasus itu terlalu sulit bagi siswa SMA, lebih cocok jika kasus itu dipecahkan oleh seorang detektif.

"Sudah gue duga, pasti si Farel dapet juara pertama. Dia kan calon bibit detektif unggul" Rona mengusap-usap dagunya yang tidak gatal, sambil menatap ke arah depan yang memperlihatkan para pemenang.

"Bener banget, si Juna aja yang peringkat pertama paralel kalah" jawab Neisha sambil berusaha tertawa dengan nada seperti dibuat-buat.

Rona beralih menatap Neisha, "Lo kenapa? Sejak tadi siang, lo sering ketawa tapi kayak dipaksain gitu. Ada yang ganggu lo?"

"Haha apaansih Ron, aku gapapa" Neisha tertawa.

"Gue udah kenal lo dari SMP, dan gue tau ekspresi wajah lo pas lagi bahagia beneran sama boongan" Rona menelisik wajah Neisha yang seketika menghentikan tawanya.

"Aku gak papa Ron"

"Apa Garih ngomong sesuatu ke lo?"

Neisha terdiam sejenak, "Ngomong apa? Mm, nggak kok gak ngomong apa-apa" gerak-gerik Neisha berubah menjadi canggung dan tidak nyaman.

Rona merasa ada suatu hal yang mengganjal pada diri Neisha, dia tidak yakin jika Neisha tertawa karena benar-benar bahagia. Memang benar Neisha memang suka tertawa, tapi tawanya kali ini berbeda dan tak seperti biasanya. Ini pasti ada hubungannya dengan pertemuan Neisha dan Garih tadi siang, pasti Garih menyakiti Neisha lagi. Lihat saja jika sampai itu benar terjadi, Rona tak akan diam saja.

"Aku ke Garih dulu ya!" ucap Neisha dan beralih beranjak untuk menemui tunangannya itu.

Atau mungkin tidak. Jika Garih menyakiti Neisha lagi, kenapa dia sangat ingin menemui Garih? Aneh.

Di tempat lain, anggota 3G tengah disibukkan dengan aktivitasnya membersihkan tenda. Berbeda seperti biasanya, mereka sedang tidak dikerubungi atau diperhatikan oleh para siswi. Itulah sebabnya Neisha memberanikan diri untuk menghampiri Garih dan teman-temannya. 

"Halo Neisha! Apa kabar?" sapa Genta terlebih dahulu.

"Kabar baik, kalian gimana?" Neisha tersenyum.

"Kami selalu baik Nei! Lo udah baikan kan?" Gafin menghentikan aktivitasnya dan mendekat ke arah Neisha.

Neisha mengangguk cepat, "Udah baikan kok!"

"Ada yang bisa gue bantu Nei?" Gafin dan Genta beralih menatap Neisha, sedangkan Garih masih sibuk dengan pekerjaannya tanpa mau tahu jika Neisha ada disana.

"Aku ada perlu sama Garih" Neisha mencari keberadaan Garih dibalik punggung kedua temannya dan langsung berjalan ke arah keberadaannya.

"Aku membeli ini saat aku di Perancis, Garih pake ya!" Neisha menyodorkan sebuah kotak hitam berbentuk persegi, dengan harapan Garih bisa melihat ketulusan yang ada pada dirinya dan melupakan semua kejadian kemarin.

Garih membuka kotak itu dan mengeluarkan isinya. Sebuah gantungan kunci berbahan akrilik dengan inisial G dan N tertulis disana. Meskipun sederhana, tapi terlihat mewah karena polanya yang unik.

"Gue bukan anak kecil yang make gantungan kunci kayak gini!" Garih menjatuhkan kotak beserta isinya ke atas tanah lalu menginjak-injaknya.

Neisha yang melihat itu, hanya bisa tertunduk diam sambil menahan air matanya.

MY CRUEL HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang