Because This Is My First Life: become lovers (SOPE)

1.4K 106 33
                                    


"Aku menyukaimu. Mau jadi pacarku?"

Sebelumnya aku tidak pernah menyangka bahwa pria dingin dengan segala kebisuannya itu bisa mengatakan hal yang mampu membuatku menampilkan wajah bodoh dengan mulut yang sedikit terbuka dalam seperkian menit. Setelah sadar dari keterkejutanku atas pernyataan sekaligus ajakannya, aku membenarkan letak kacamataku yang melorot kemudian menegakkan tubuh ku yang sedikit lebih tinggi darinya




Min yoongi. Mahasiswa jurusan seni satu tingkat diatasku. Kami bertemu disebuah studio musik dimana kala itu aku menemani jungkook-teman sedari masa SMA yang sedang berlatih dengan beberapa teman lainnya yang tergabung dalam sebuah band. Yoongi merupakan salah satu anggotanya dengan namjoon dan juga taehyung. Dia seorang bassist, dan harus ku akui dia terlihat sexy ketika memainkan alat musik tersebut. Aku sudah cukup akrab dengan taehyung dan namjoon karena sebelumnya kami memang sudah sering bertemu, tapi tidak dengan yoongi. Pria itu baru ikut bergabung beberapa minggu yang lalu dan saat aku memperkenalkan diriku padanya, kesan pertama yang kudapat dari min yoongi adalah dia pria yang tidak memiliki gairah dalam tanda kutip tanpa ekspresi

Hari-hari berikutnya aku masih sering ikut dengan jungkook ke studio hingga hari berganti minggu dan minggu berganti bulan. Tanpa terasa aku sudah seperti menjadi bagian dari anggota band mereka, meskipun peranku hanya menjadi penonton karena aku sama sekali tidak bisa bermain musik dan suaraku benar-benar tidak terselamatkan. Tapi aku menikmatinya, berkumpul dengan mereka sedikit bisa membuat ku melupakan kepenatan akibat tugas kuliah yang sangat menumpuk

Aku memberikan sekaleng minuman bersoda pada jungkook, namjoon dan juga taehyung yang baru saja menyelesaikan latihannya, mereka akan tampil disebuah event kampus minggu depan dan terakhir aku memberikannya pada yoongi, pria itu hanya menatapku sekilas sebelum menerima minumannya kemudian menenggaknya tanpa mengucapkan apapun. Yah, lagipula apa yang aku harapkan dari seorang min yoongi? Aku bahkan hampir lupa dengan suaranya karena dia amat sangat jarang berbicara, oh atau mungkin hanya padaku saja. Karena ketika aku memprotes akan sikap yoongi pada jungkook, dia selalu tak pernah sependapat denganku. Atau mungkin yoongi hanya tak menyukaiku saja





Ujian akhir semester akhirnya tiba, kami mengistirahatkan sejenak kegiatan berkumpul distudio dan fokus dengan kehidupan perkuliahan. Aku benar-benar benci kuliah tapi aku akan mati ditangan orangtua ku jika tidak berkuliah, beruntung nya mereka setuju membiarkanku memilih ingin dimana aku berkuliah meskipun tidak untuk menentukan jurusan yang kuinginkan. Aku menghembuskan napas dengan kasar begitu ujian usai, secangkir cokelat panas sepertinya dapat membantu mood ku lebih baik, jadi tanpa berpikir panjang aku segera meninggalkan kelas dan pergi menuju cafe tak jauh dari universitas.

Disini lah aku berada, duduk seorang diri disudut cafe dekat jendela dengan pemandangan luar pejalan kaki yang tidak terlalu ramai. Lama aku terhanyut dalam pikiranku sebelum akhirnya merasakan seseorang duduk dihadapanku dengan ice americano yang tersaji diatas meja

Min yoongi. Pria dingin dengan minuman dingin nya. Cocok sekali.

Kami saling menatap satu sama lain, dan kali ini aku ingin egois untuk tidak terlebih dahulu menyapanya namun sepertinya yoongi juga tidak ada niatan untuk membuka suara. Aku kembali menghela napas lalu segera meninggalkannya yang masih mematung ditempat. Biar saja. Toh kami juga tidak cukup dekat, dia hanya orang asing yang kebetulan bergabung di circle pertemanan yang sama dengan ku

Setelah pertemuan ku dengan yoongi kemarin, akhirnya kami memiliki pertemuan-pertemuan lainnya secara tidak sengaja. Entah itu diperpustakaan, kelas yang sama atau cafe yang sering aku kunjungi. Aku tidak masalah karena kami berkuliah ditempat yang sama, jadi tidak menutup kemungkinan bahwa kita akan sering bertemu atau sekadar berpapasan, tapi yang membuat ku tak habis pikir adalah setiap kami bertemu dia selalu menghampiriku tanpa mengatakan apapun, menemaniku dan pergi begitu aku selesai dengan apa yang kukerjakan. Min yoongi benar-benar pria yang memiliki tingkat keabsurd an melibihi taehyung -pikirku









Bulan september dan hujan lebih sering datang membasahi kota seoul. Aku suka hujan ketika berada dirumah dan aku benci hujan ketika berada diluar rumah. Sore itu air dari langit turun dengan derasnya, aku mengumpat dalam hati atas berkah berupa hujan yang tuhan berikan. Aku terjebak didepan fakultasku, aku tidak membawa payung dan tidak ada siapapun disini karena memang aku terlambat pulang dari yang seharusnya lalu ponselku mati dan ini merupakan skenario tuhan yang paling mengesalkan.

Aku memilih untuk menunggu, sekitar setengah jam berlalu dan hujan justru semakin deras, aku tidak ingin pulang dengan basah kuyup tapi sebentar lagi malam tiba dan aku adalah tipe penakut. Pikiranku begitu kalut hingga tidak merasakan kehadiran sosok lain disebelahku

"Hoseok.."

Aku berjengit kaget sehingga memundurkan tubuhku beberapa langkah kebelakang, yoongi berdiri disampingku dengan sebuah payung berwarna hitam di tangan kanannya dan jaket denim yang tersampir di lengan kirinya

"Kau membuatku hampir jantungan" protesku sembari mengelus dada

"Maaf, ayo pulang!" ajaknya kemudian membentangkan payung besarnya

Aku sedikit terlena,jadi begini suara seorang min yoongi. Dia memberikan jaketnya padaku dan kuterima dengan senang hati, setelahnya dia kembali membuatku terkejut dengan perlakuannya yang merangkul bahu ku supaya lebih mendekat kearahnya dan membawaku pergi meninggalkan fakultasku menuju halte bus. Berkat min yoongi, aku bisa pulang tanpa basah namun hatiku sepertinya basah kuyup terguyur perlakuan manis si pria dingin













"Baiklah. Hari ini hari pertama kita"














Aku gabut. Ehe 😅

RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang