Hoseok benar-benar tidak bersekolah lagi setelah terakhir kali pergi untuk melakukan battle dance, teman-teman nya sibuk menghubungi hoseok tapi pemuda itu tampak tak peduli dan memilih melemparkan ponsel nya dari lantai dua kamarnya.Langkah kaki nya tergesa-gesa menuruni tangga lalu menghampiri ayah nya yang baru pulang bekerja "belikan aku ponsel baru" pintanya tanpa basi-basi
Sang ayah dengan wajah lelah nya itu memandang putra nya heran "ponsel mu kemana?"
"Sudah ku buang" hoseok berucap santai
Terdengar helaan napas dari yang lebih tua, pria berusia 45 tahun itu menghampiri hoseok lalu mengusak surai merah nya "baiklah, besok kau bisa memilih ponsel yang kau mau,dan appa sudah mengurus surat kepindahan mu. Setelah membeli ponsel kau bisa mencoba seragam baru mu" tuan jung memberikan kartu berisi sebuah alamat toko lalu pergi meninggalkan hoseok sendirian tanpa menunggu jawaban darinya
Hoseok menatap punggung ayah nya tak senang, sejak kematian ibu nya satu tahun lalu ayah nya berlagak menjadi orang dewasa yang peduli padanya dan hoseok benci itu
"Cih, tukang ngatur"
.
.
.
Jungkook dan ketiga teman nya mengendap-endap menuju belakang sekolah, mereka hari ini berencana untuk membolos pada jam ketiga "pelajaran metematika" mereka membenci itu.
Hap
Kaki nya sudah menapak pada tanah, jungkook membersihkan debu ditangan nya kemudian memberi aba-aba kepada teman nya untuk segera memanjat tembok, setelah ketiga nya berhasil dengan gerak cepat mereka berlari sebelum satpam atau guru bk menemukan mereka
"Jadi kemana kita?" jimin bertanya saat mereka sudah menjauh dari sekolah
"Cafe warnet" jawab ketiga teman nya dan mereka kembali berlari dengan riang
Hoseok sedang sibuk memilih ponsel di salah satu mall terbesar di seoul, ya pemuda itu pergi sendiri karena ayah nya adalah workaholic dan hoseok juga tidak sudi ditemani sang ayah.
Setelah menentukan pilihan nya terhadap ponsel keluaran terbaru berwarna hitam tersebut hoseok melangkahkan kaki nya pada salah satu stand makanan, perut nya sedari tadi minta di isi dan makanan cepat saji adalah pilihan yang tepat
Pemuda yang tak suka di sebut manis apalagi cantik itu memainkan ponsel baru nya lalu memasukkan nomor ayah nya, mengirimkan pesan lalu kembali menikmati makanan nya sampai sebuah suara menghentikan kegiatan nya
Hyunjin teman atau bisa disebut mantan teman nya mulai saat ini menghampiri nya, menanyakan kemana saja hoseok dan apa benar bahwa pemuda itu akan pindah sekolah? Dan hoseok hanya menjawab dengan gumaman
"Kau ada masalah?" hyunjin masih bersikap peduli padanya biarpun sebenarnya hoseok tau teman-teman nya berteman dengan nya hanya karena dia memiliki kemampuan yang dapat menghasilkan uang
"Tidak ada, ayah ku hanya ingin aku belajar dengan benar"
Hyunjin tertawa mengejek "dan kau menerimanya? Ayolah jung kau sudah lelah untuk melawan ayahmu? Kau baru menikmati masa muda ini setahun belakangan"
Hoseok hanya diam lalu menyelesaikan makan nya "setidaknya aku jauh dari parasit seperti kalian" katanya lalu beranjak pergi
"Ah.. Sialan"
Entah sudah berapa kali yoongi berkata kasar
"Yak, brengsek kau harusnya melindungi ku" yang ini adalah suara taehyung
"SHIT, SHIT, SHIT" jungkook menghentakkan mouse tak bersalah nya itu
"Yak, tidak bisakah kalian bermain dengan tenang" setidak nya ada jimin yang normal diantara mereka
"Aku tidak mau main lagi.." taehyung merajuk tapi ketiga teman nya tidak menghiraukan perkataan nya
Pemuda dengan senyum kotak itu menatap kesal ketiga teman nya "aku mau keluar dulu sebentar" dan hanya dibalas gumaman dari jungkook
Taehyung menenggak minuman soda nya sembari mendudukkan tubuhnya di depan cafe warnet, hari sudah sore ternyata dan pandangan nya menangkap sosok pemuda dengan kaus biru juga rambut merah yang tak asing di penglihatannya itu baru keluar dari salah satu toko seragam dengan kedua tangannya yang memegang paper bag.
Taehyung melangkahkan kakinya mendekati pemuda itu lalu berseru kaget seolah pertemuan mereka adalah kebetulan "yak, kau yang menendangku tempo hari kan?" katanya dengan nada yang dibuat-buat
Si pemuda yang dituduhnya itu mengernyit bingung "siapa kau?"
Taehyung menghela napas tak percaya, orang tampan sepertinya dilupakan begitu saja oleh pemuda -eemm ya taehyung akui sangat manis sebenarnya itu "aku, gang sempit" jawabnya dengan santai
Pemuda dihadapan nya itu sedikit mengingat-ingat lalu membuka mulut nya tanpa bersuara lalu melihat penampilan taehyung -seragam yang dipakai nya sama seperti yang ia punya- batinnya
"Oh si 'LO..SER' " sahut hoseok mengejek
Taehyung menatap nyalang, lalu menarik pergelangan tangan hoseok dengan kencang "yak, mau apa kau?" hoseok memberontak dengan memukul bahu taehyung
"Mau membawamu ke sarang loser.." ucapnya sarkas
Hoseok benar-benar kesal sekarang, tubuhnya di bawa paksa ke sebuah cafe warnet yang semakin ramai itu. Hari memang sudah sore dan hoseok sangat lelah sekarang, sesampai nya tubuh kecil nya itu di dorong ke depan hingga menubruk seseorang yang sedang fokus bermain game
"Yak sialan, apa yang kau lakukan!" orang itu berteriak lalu berdiri menarik kaus hoseok kasar
"Hey, jungkook tenanglah" taehyung mencoba melepaskan cengkraman jungkook
Hoseok tak berekspresi sama sekali, hanya ingin mencoba kabur tapi tubuh nya terus saja di halang oleh taehyung
"Minggir brengsek" geram nya
Taehyung memberikan tatapan mengejek "dia yang berulah tempo hari" taehyung mencoba meprovokasi
"Ah, kau yang tidak punya uang itu kan" yoongi kembali mengingat ingat
"Jadi, kedatangan mu kemari ingin membayar permainan kami?" hoseok membulat kan matanya "enak saja"
Mereka berempat saling pandang, jungkook menghampiri lelaki yang menjabat sebagai pemilik cafe warnet tersebut membicarakan sesuatu sembari menunjuk ke arah hoseok
"Ayo, kita pulang" ujarnya dan ketiga teman nya beranjak meninggalkan hoseok dengan tawa yang mengiringi kepergian mereka
Pemuda manis itu ingin segera melangkah keluar jika saja lelaki berperawakan besar itu tidak menghalangi langkah nya "bayar dulu sebelum pergi!!" katanya dengan penuh penekanan dan hoseok benar-benar menyumpahi ke empat pemuda sialan itu