"Mereka memukuli mu lagi?"Hoseok meringis pelan kala namjoon sedikit menekan luka disudut bibirnya, dia mengambil alih handuk basah yang berada digenggaman namjoon dan memilih untuk mengobati dirinya sendiri. Pemuda kim itu mendesah pelan menatap prihatin pada hoseok yang duduk disebelahnya dengan beberapa memar diwajah juga tubuh nya itu
"Lain kali beritahu aku jika mereka menyakitimu lagi"
"Tidak perlu" namjoon melirik hoseok yang berhenti mengobati lukanya
"Kenapa?"
Hoseok terdiam dan namjoon sebenarnya tau apa yang tengah hoseok pikirkan, dia mendekat kemudian mengelus pelan pipi tirus adik kelasnya itu, dengan lembut namjoon mengarahkan dagu hoseok untuk menatapnya. Dia tersenyum sebelum mengecup lembut bibir cherry milik hoseok, menyalurkan rasa aman padanya sebelum berubah menjadi lumatan kecil yang juga dibalas oleh hoseok. Keduanya berhenti setelah berciuman cukup lama, napas mereka saling beradu namun tidak ada yang berniat untuk menjauhkan wajah masing-masing, hoseok tersenyum kemudian kembali mengecup singkat bibir kissable milik namjoon
"Aku tidak ingin melibatkanmu"
"Aku sudah berjanji untuk melindungimu" seru namjoon dengan serius
Pemuda jung itu menggigit bibirnya, dengan gelisah dia meremat ujung seragamnya "kau sudah terlalu banyak membantuku"
Namjoon menghela napasnya kasar kemudian menempatkan telapak tangannya diatas kepala hoseok
"Katakan pada mereka bahwa kau adalah kekasihku. Dan jika mereka masih mengganggumu lagi mereka akan berurusan denganku"Manik hoseok membulat, dia segera menggeleng tidak setuju akan saran dari namjoon "tapi kau bilang tidak mencintaiku"
"Kau juga tidak, bukan?" hoseok mengangguk dengan ragu, namjoon menangkup kedua belah pipi hoseok "percaya padaku, kita akan baik-baik saja"
Hoseok dan namjoon terikat dalam benang tak kasat mata, mereka bertemu karena saling membutuhkan satu sama lain. Hoseok selalu menjadi bahan kebencian dari teman-temannya karena sebuah kesalahpahaman dan namjoon adalah pemuda yang dipuja banyak wanita dan juga para submissive. Awalnya mereka berpikir apa yang mereka lakukan adalah untuk menguntungkan diri mereka masing-masing. Namjoon yang terbebas dari manusia bermuka dua dan hoseok akan terlindungi dari teman-teman yang mengganggunya. Namun seiring berjalannya waktu serta ciuman yang sering mereka lakukan dan perhatian yang tersirat diantara mereka membuat keduanya akhirnya merasa bingung akan perasaan masing-masing
"Seok, kemari!" namjoon duduk dengan santai dibalkon atap sekolah mereka, sementara pemuda manis bermarga jung yang sedang menikmati pertandingan sepak bola yang berlangsung dilapangan sekolah mereka itu segera menoleh dan mendatangi namjoon dengan malas-malasan
"Kau tau park jimin?" katanya sembari memperlihatkan foto dilayar ponselnya, hoseok memperhatikan foto tersebut sebelum mengangguk dengan polos
"Dia adalah penari terbaik di sekolah kita bukan?"
"Tidak lebih baik darimu!" koreksi namjoon
Hoseok mengembungkan pipinya merasa tak senang atas pujian yang diberikan namjoon "faktanya memang begitu" perjelasnya kemudian mencubit pipi hoseok hingga membuat hoobae nya itu memekik kesakitan
Namjoon terkekeh pelan "dia selalu mengganggu ku dan tidak percaya bahwa kita berpacaran.." hoseok menaikkan sebelah alisnya dengan tangan namjoon yang masih mencubit pipinya membuat pemuda kim itu merasa gemas
"Lalu?"
"Dia meminta bukti"
"Bukti apa?"
Namjoon melepaskan cubitannya "aku ingin mengiriminya video kita saat berciuman"