Chapter(9)

132 17 0
                                    

"apa yang sedang kau lakukan Taehyung-ah?"

"Mencium mu..."

Taehyung mendekatkan wajahnya. Jimin bahkan dapat merasakan deru nafas Taehyung. Mereka sangat dekat hampir saja kedua bibir itu bersatu. Sejengkal lagi Taehyung akan mencium bibir Jimin. Namun seketika itu Jimin mendorong Taehyung. Ia masih belum siap untuk melakukan nya. ini terlalu tiba-tiba. Sedangkan pria Tan itu hanya menundukkan kepalanya. Hanya terdiam tanpa mengatakan apapun.

"Apa kau sedang mabuk?"

"Ani" balasnya singkat sembari masih menundukkan kepalanya. Taehyung kini tak berani menatap wajah Jimin.

"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu Taehyung-ah?"

"Kau Jim. Kau yang mengganggu pikiranku. Entah mengapa aku selalu kesal disaat memikirkan mu dekat dengan Yoongi maupun Jungkook"

"Taehyung-ah..." Lirih Jimin.

"Entahlah Jim.. aku tidak tahu apa yang terjadi kepadaku. Maaf sebelumnya aku tidak akan melakukan hal seperti itu lagi kepadamu. Tidurlah yang nyenyak. Aku rasa aku hanya kelelahan saja hari ini. Aku akan pergi ke kamarku untuk beristirahat"

Pria Tan itu langsung pergi dan kembali ke kamarnya. Jimin hanya terpaku diatas kasur sembari memperhatikan kepergian Taehyung. "Apa yang barusan terjadi? Taehyung hampir mencium ku. Lalu dia mengatakan semua hal itu kepadaku. Apakah Taehyung barusan sedang cemburu?" Batin Jimin. Tanpa pikir panjang Jimin mencoba menenangkan pikirannya. Ia segera tidur berharap semua ini dapat ia lupakan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*Pagi hari




Pria bermarga Park itu tengah merapikan jaket bergambar kucing milik seseorang yang sangat ia tidak sukai. Jimin berharap semoga dengan mengembalikan jaket ini Yoongi akan berhenti mengganggunya. Setelah selesai bersiap ia segera menuju meja makan. Disana terlihat Jungkook dan Taehyung tengah sarapan. Ia mencoba menghindari kontak mata dengan Taehyung mengingat kejadian tadi malam yang sungguh membuatnya gelisah sepanjang malam. Jantungnya terus berdetak dengan kencang ketika mengingat kejadian itu. Apa mungkin Taehyung merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan Jimin?

Jimin hanya menganggap Taehyung sedang merasa kesepian saja. Karena memang beberapa Minggu ini mereka jarang mengobrol karena Jimin sendiri tengah sibuk dengan tugas kampusnya. Lalu juga gangguan-gangguan kecil dari Yoongi. "Hyung hari ini kau ada waktu senggang kan?" Tanya Jungkook sembari menyeruput susu hangatnya. "Euumm aku tidak ada kegiatan apapun" jawabnya. "Baguslah kalau begitu nanti bantu aku memasak kue. Dan jangan lupa ajak Nayeon Nunna juga" Jimin mengangguk dan tersenyum kearah Jungkook. Menurut Jimin sepertinya orang itu spesial hingga membuat Jungkook sungguh-sungguh ingin membuatnya sendiri. Beberapa menit kemudian mereka selesai sarapan. Lalu segera berangkat ke universitas. Didepan gerbang Jimin mendekati Jungkook yang sedang menghidupkan motornya. Taehyung yang melihat itu seketika mengangkat salah satu alisnya. Menatap mereka berdua dengan tatapan yang cukup kesal.

"Aku boleh berangkat denganmu?" Jimin mengambil helm yang berada di depan Jungkook dan segera memakainya

"Hyung. Bukannya kau berangkat dengan Taehyung Hyung?"

"Aku akan berangkat bersama mu karena ada beberapa bahan yang harus kita beli untuk membuat kue nanti"

"Aku rasa aku sudah membeli semua bahannya Hyung"

"Ada satu barang lagi. Kemarin aku lupa mengatakannya padamu. ini bahan penting. Jadi kita mampir sebentar sebelum ke kampus. Ayo cepat jalan"

"Okelah terserahmu saja. Hyung aku akan  berangkat bersama Jimin Hyung. Dadahh" Jungkook melambaikan tangannya sembari tersenyum lebar kearah Taehyung. Pria Tan itu segera masuk kedalam mobil dan bergegas pergi ke universitas. Taehyung tau jelas bahwa jimin barusan menghindarinya. Kini pikiran pria Tan itu tak karuan. Beberapa kali ia sempat tak fokus menyetir. "Apa perbuatanku tadi malam membuat Jimin membenciku?" Itu yang terus terpikir dibenak Taehyung.

Kini Taehyung sudah berada dikampus. Ia melihat Jimin dan Jungkook sudah sampai disana terlebih dahulu. Mungkin karena Taehyung sempat tak fokus menyetir jadi ia agak sedikit terlambat sampai di kampus. Taehyung ingin sekali menyapa Jimin tapi ia takut itu membuat Jimin tidak nyaman jadi ia hanya melewati mereka berdua. Jimin menyadari itu. Perlahan Jimin berjalan dibelakang Taehyung namun tiba-tiba seseorang menarik tangannya. Orang itu adalah Min Yoongi.

"Lepaskan tanganku" Jimin sedikit membentak dan Taehyung menyadari hal itu. Ia melihat Yoongi yang tengah memegang erat tangan Jimin. Membuatnya kesal melihat Yoongi memperlakukan Jimin seperti itu. Pria Tan itu menghampiri mereka berdua. Ia segera menarik tangan Jimin namun Yoongi menahannya. Kini mereka berdua tengah menarik kedua tangan Jimin. Beberapa murid yang melintas disana hanya melihati mereka tidak ada satupun yang berani melerainya. Itu karena Yoongi merupakan murid yang terkenal dengan sikap buruknya. Ia tak segan-segan memukul dan menghabisi lawannya. Dan Taehyung sendiri terkenal dengan murid yang memiliki koneksi diuniversitas ini. Jadi yang bermasalah dengannya tentu akan dipastikan keluar dari universitas. Meski begitu mereka tak takut satu sama lain. Sebelumnya mereka bersahabat namun sekarang mereka menjadi musuh. Tidak ada yang tau mengapa persahabatan mereka hancur.

"Lepaskan tanganmu darinya" Taehyung menatap Yoongi dengan tajam

"Aku tidak mau. Lalu kau mau apa?!" Yoongi menatap tajam balik Taehyung. Sedangkan pria mungil itu mencoba melepaskan genggaman kedua pria ini. Ia menarik paksa dan ahkrinya tangannya terlepas dari genggaman keduanya. Jimin menatap Taehyung dan Yoongi. Sedangkan kedua pria itu masih saling menatap tajam satu sama lain. Sorot mata mereka menunjukkan rasa kesal dan marah. Kedua tangan mereka pun sudah mengepal dengan keras. Jimin segera mendorong Pelan mereka berdua.

"Oke aku rasa kita harus masuk kekelas masing-masing. Taehyung kau pergi kearah sana dan kau Yoongi kearah sana. Dan aku akan berjalan kearah sini." Jimin kembali mendorong Pelan mereka. Alhasil mereka pergi ke kelas masing-masing. Jimin memastikan agar mereka tidak akan berkelahi di universitas. Jangan tanya kemana perginya Jungkook. Bocah itu sudah pergi dahulu kekelasnya, Jimin berharap ada Jungkook tadi membantunya. Tapi syukur saja ia dapat memisahkan kedua pria itu. Dapat jimin lihat dengan jelas jika ia tak menghentikan mereka pasti akan terjadi perkelahian sengit di kampus ini. Tentu dia juga akan mendapat masalah jika itu sampai terjadi.


Di dalam kelas naeyon tengah duduk sembari menatap Jimin. Pria mungil itu mencoba bersikap biasa. Duduk tenang disamping gadis itu yang dapat ia lihat tatapannya kini berubah menjadi menyeramkan. Sekarang Jimin merasa terintimidasi.

"Ya!! Apa yang kau lakukan kali ini Park Jimin?" Nayeon sedikit meninggikan suaranya. Beberapa murid disana sempat memperhatikan mereka sebentar.

"Apa yang kau maksud Nayeon-shii?"

"Beberapa murid mengatakan bahwa Yoongi dan Taehyung hampir berkelahi didepan gerbang universitas tadi. Dan sepertinya kau alasan mereka akan berkelahi. Ya kan?"

"Entahlah aku tidak tau." Jawab Jimin sembari menundukkan kepalanya.

"Ya Park Jimin! Kenapa kau menunjukan wajah seperti itu. Apa yang terjadi denganmu? Yoongi tidak menyakitimu kan? Atau Taehyung yang menyakitimu?" Nayeon mulai cemas dengan Jimin yang terlihat murung.

"Aku rasa sebentar lagi aku akan menjadi gila Nayeon-shii" Jimin mengacak-acak rambutnya. Kini ia sedikit frustasi

"Ceritakan apa yang telah terjadi kepadamu" Jimin berbisik pelan kearah nayeon. Membuat kedua mata gadis itu seketika terbuka lebar.

"Tadi malam Taehyung hampir mencium ku. Lalu pagi ini mereka hampir bertengkar karena ku"

"Daebakk!!! Bagaimana itu bisa terjadi? Kenapa mereka memperebutkan mu?"

"Bukan seperti itu. Yoongi tiba-tiba menarik tanganku dan Taehyung berniat menolongku. Aku rasa begitu..." Jawab Jimin sedikit tidak yakin.

"Lalu kenapa Taehyung hampir mencium mu.." ucap nayeon berbisik

"Entahlah"

"Aku rasa Taehyung mulai menyukaimu"

"Itu tidak mungkin"

"Aku akan membantumu. Aku juga akan membuat Taehyung mengatakan perasaan nya kepadamu." Nayeon menunjukkan smirk kearah Jimin. Sedangkan Jimin hanya mengacak-acak rambutnya. Pikirannya saat ini sedang kacau.



















TBC🌚

[VMIN] FRIENDS? BROTHERS? OR BOYFRIENDS!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang