Mian Yeorubun baru bisa update chapter 10. Udah berminggu-minggu kaga update😁mian banyak yang harus di urus, jadi kali ini Chapter nya spesial dengan ke uwuan Vmin🤗
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Di jam istirahat Jimin tengah menunggu Nayeon di kantin kampus. Matanya tak henti memperhatikan keadaan di sekitarnya, Jimin nampak gelisah. Ia takut Yoongi atau Taehyung akan muncul dihadapannya. Tanpa disadari seseorang menepuk bahu Jimin dari belakang. Membuat Jimin seketika terkejut dan berteriak cukup keras. Pelakunya tak lain adalah Jungkook. Sepontan tangan Jimin memukul keras bahu kiri Jungkook. Pria berbadan kekar berwajah kelinci itu kesakitan sembari mengelus-elus bahunya.
"Appo Hyung..." Rengeknya lalu duduk dan menyeruput milk straweberry milik Jimin yang ada dimeja.
"Itu salahmu sendiri, kau membuatku terkejut" Jimin sedikit kesal namun wajahnya menunjukkan ekspresi gelisah ketakutan dan was-was. Membuat Jungkook bingung.
"Kau kenapa Hyung? Kau sedang menghindari seseorang?"
"Ani" jawabnya singkat dan langsung menundukkan kepalanya. Namun seketika Nayeon datang dan menyahut ucapan Jimin.
"Apa yang kau maksud 'Tidak'. Jelas-jelas wajahmu itu menunjukkan seseorang yang tengah ketakutan. Asal kau tau Jeongguk bocah ini tengah menghindari Yoongi dan Taehyung"
"Wae nunna? Apa Jimin Hyung ada masalah dengan mereka berdua?"
"Kau tanyakan sendiri padanya"
"Sudah berhenti membahasnya. Pikiranku sedang kacau saat ini" Jimin mengacak-acak rambutnya kesal. Dari kejauhan terlihat Yoongi berjalan santai menghampiri Jimin. Jungkook yang menyadari itu segera memberitahu Jimin. Tapi terlambat Jimin tak sempat untuk kabur. Yoongi kini tengah berdiri tepat di sampingnya. Pria bermata sipit itu mencengkram seragam Jimin sedikit kencang. Jimin hanya bisa menundukkan kepalanya. Nayeon ingin menghentikan Yoongi namun seseorang menghentikannya. Ya orang itu adalah Namjoon dan Seokjin teman sepergengan nya Yoongi.
Yoongi berbisik pelan di telinga Jimin "aku menunggumu di perpustakaan sepulang sekolah nanti, jangan sampai ada yang tau. Dan juga kembalikan Jaketku 'Bodoh'. Kau mengerti?!"
Jimin mengangguk pelan. Saat ini ia merasa sedang terintimidasi. Jungkook yang sedari tadi menahan emosinya segera melempaskan tangan Yoongi dari Jimin. "Cukup Hyung!" Sentaknya kepada Yoongi, sedangkan pria itu sama sekali tak merasa takut ia juga tak membalas perbuatan Jungkook. Yoongi menunjukkan smirk yang sangat menakutkan kearah Jungkook dan Jimin.
(Yoongi nurut ya Ama bocah kelinci, gak tega buat ngebales. Kan Jungkook imut🤭)
"Oke aku pergi" ucap Yoongi dan ia benar-benar pergi dari situ.
"Gadis manis boleh kah aku memiliki nomormu" goda Namjoon kepada Nayeon
"Aku rasa kau lebih cocok pergi kencan denganku" timpal Seokjin yang ikut menggoda Nayeon. Namun Yoongi meneriaki teman-temannya itu. "Palli Pabbo!! Jangan ganggu gadis itu" setelah itu Namjoon dan Seokjin segera menyusul Yoongi dan pergi dari situ. Nayeon tampak terlihat menahan amarahnya. Jungkook mencoba menenangkan Nayeon. "Tenang Nunna. Mereka sudah pergi, mereka memang suka menganggu jadi tolong dimaklumi".
.
.
.
.
.*Di perpustakaan
Sesuai permintaan Yoongi tadi, kini Jimin tengah berada di perpustakaan. Tidak ada yang tau ia berada disini. Sebelumnya ia berbohong kepada Nayeon dan Jungkook jika ia harus menemui dosen terlebih dahulu untuk menanyakan masalah tugas yang beberapa hari lagi akan dikumpulkan. Sedangkan Taehyung? entahlah sejak kejadian didepan gerbang kampus ia tak bertemu dengannya lagi. Pasti kali ini Taehyung menghindarinya lagi.
"Mengapa tidak ada orang disini? Tidak seperti biasanya perpus sesepi ini" Jimin memperhatikan sekitar. Hanya ada dia di perpus ini. Ia kemudian duduk di bangku pojok didekat tembok, tempat yang lumayan tertutup sebab terhalangi beberapa rak buku. Ia menyender ke tembok mencoba menenangkan dirinya sembari menutup kedua matanya. Ia meletakkan Jaket milik Yoongi di meja. Tanpa disadari Perlahan ia mulai ketiduran. Beberapa menit kemudian ia terbangun, begitu terkejutnya Jimin saat membuka kedua matanya ia melihat kini Yoongi tengah duduk di hadapannya sembari memandanginya.
"Mian..Aku menunggumu cukup lama jadi aku ketiduran" Jimin sedikit menundukkan kepalanya.
"Lalu? Kenapa? Apa itu salahku karena datang terlalu lama? Atau kau yang terlalu cepat datang"
"Ah tidak. ini salahku, dan ini jaketmu. Aku sudah mencucinya sampai bersih. Aku tidak akan mengotori pakaianmu lagi" Jimin segera menyerahkan jaket itu. Yoongi menerimanya namun seketika tangan Jimin ia tarik. Kini wajah mereka sangat dekat. Terlalu dekat.
"Apa kau tau?" Ucap Yoongi. Suaranya terdengar jelas ditelinga Jimin. Bagaimana tidak jarak mereka saat ini terlalu dekat.
"Apa?" Tanya Jimin bingung matanya mencoba tidak memandang wajah Yoongi
"Kau terlihat Manis saat tidur tadi, membuatku ingin 'memakanmu' "
Jimin terlihat terkejut dengan ucapan Yoongi barusan. Ia segera mendorong keras pria bermata sipit itu. Sedangkan Yoongi hanya terkekeh melihat tingkah Jimin.
"Apa maksudnya ingin 'memakanku' apa dia ingin mengulitiku lalu memakan dagingku" batin Jimin.
(Gw rasa lu emang Pabbo Jim😂ati-ati ae lu)"Maaf aku harus segera pergi" Jimin seketika berlari keluar dari perpustakaan dan menuju parkiran kampus. Meninggalkan Yoongi sendirian di perpustakaan. Jimin berlari cukup kencang tanpa ia sadari Taehyung tengah berdiri diparkiran kampus menunggu dirinya. Sesampainya disana Taehyung segara menarik tangan Jimin. Membawanya masuk kedalam mobilnya. Selama di perjalanan pulang Jimin hanya menundukkan wajahnya. Taehyung khawatir kepada Jimin.
"Kau darimana saja?" Tanya taehyung
"Menemui dosen"
"Lalu mengapa tadi kau lari?"
"Cukup taehyung-ah aku tidak mau membahasnya. Aku ingin cepat sampai kerumah" mendengar ucapannya Jimin. Taehyung terdiam dan kembali fokus dengan mengemudinya itu. Sesampainya di rumah Jimin segera turun dari mobil dan berlari kekamarnya. Taehyung ingin menghampirinya namun melihat kondisi Jimin yang saat ini ia mengurungkan niatnya. Taehyung rasa Jimin sedang marah kepada dirinya karena perbuatannya kemarin.
Kini jam menunjukkan pukul 20.00 malam, Taehyung mengetuk pelan pintu kamar jimin. Namun tak kunjung sang pemilik kamar membuka kannya. "Jimin-ah tolong buka pintunya. Aku ingin masuk" lirih Taehyung pelan. "Aku tidak mau diganggu" jawab jimin dari dalam kamarnya. "Baiklah.. aku hanya ingin berbicara denganmu jimin-ah. Aku akan menunggumu di taman depan" setelah itu Taehyung pergi ketaman depan sembari menunggu Jimin. Setelah cukup lama menunggu ahkirnya Jimin datang. Taehyung segera menyuruhnya duduk disampingnya saat ini. Jimin terlihat murung. Taehyung segera menarik tubuh Jimin untuk mendekat.
"Apa kau ingat dulu setiap malam kita sering menghitung bintang di langit" ucap Taehyung sembari menunjuk bintang yang ada di langit. Malam itu bintang terlihat sangat banyak. Cuaca malam itu sangat bagus.
"Aku ingat.."
"Jimin-ah apa kau masih marah kepadaku?"
"Aku.. ah tidak tau"
"Apa kau marah karena sikapku kemarin"
"Mungkin.."
"Maaf aku tidak bermaksud seperti itu"
"Gwaenchana Taehyung-ah aku mengerti"
Taehyung seketika mengelus pelan rambut Jimin, menyenderkan kepala Jimin kebahunya. Mereka berdua menatap bintang yang terlihat indah dilangit. Malam itu adalah malam yang sangat indah "aku akan menjagamu Jim" lirih Taehyung sembari mengelus-elus pelan rambut Jimin.
#TBC🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
[VMIN] FRIENDS? BROTHERS? OR BOYFRIENDS!! [END]
Fiksi RemajaJimin: Aku Menyukaimu Taehyung: Hah? Jangan Bercanda! Jimin: Aku Serius! Taehyung: Sadarlah! kau dan aku ini... Jimin: sebenarnya kau menganggapku apa? Teman? Saudara? atau Pacar!! Hubungan yang dimiliki oleh kedua orang ini cukup sulit dimengerti...