Selamat membaca!
Sebuah gaun polos namun elegan berwarna broken white dipadu dengan belt hitam dan jilbab menutup dada berwarna broken white senada dengan gaun serta stiletto heels berwana hitam dan handbag bertabur berlian hadiah dari sang mertua menjadi pilihan Layla.
Wanita itu merias dirinya dengan sederhana, karena memang hanya sedikit kemampuannya dalam merias wajah.
Sentuhan terakhir, Layla menyemprotkan parfume. Sedari tadi ada yang mengganjal di hatinya. Mengapa Aryo tidak jujur?
Diperjalanan pun Layla setia mengunci mulutnya, hanya sesekali menanggapi pujian mertuanya dengan tersenyum.
Mobil yang ia tunggangi tiba disebuah lobby hotel bintang lima yang cukup ramai dan terdapat beberapa karangan bunga bertuliskan ucapan selamat atas kesuksesan suaminya.
"Mamah ndak bisa ikut turun, mamah harus langsung ke bandara."
Layla mengangguk "salam buat papah ya mah."
Puan tersenyum mencium pipi halus sang menantu yang begitu cantik dimatanya.
"Sing dowo usus e ya ndhuk, sing jembar dhadhane. Aryo pancen rodo angel." (Yang sabar ya nak, Arya memang agak susah) ujar Puan.
Sejak empat hari lalu memang Puan dan suaminya sedang berada di Singapore untuk pengobatan kanker sang suami.
Namun siang tadi ada hal penting yang ia urus di kantor pusat, iseng-iseng ia meminta supir untuk melewati depan rumah anak dan menantunya.
Benar saja feelingnya ada yang tidak beres, ia melihat menantu kesayangannya sedang berkebun, sedangkan Aryo, putranya kemarin mengabari bahwa sore ini adalah pengesahan PT baru milik Aryo.
......
Layla berjalan dengan arahan seorang pelayan hotel yang membawanya ketempat acara suaminya berlangsung.
Dengan perasaan takut dan cemas Layla mencoba mencari keberadaan suaminya ditengah kerumunan orang-orang yang nampak sangat berkelas disana.
Tiba-tiba saja perasaan minder menyelinap di hati Layla, ia nampak seperti batu kali yang mencoba berbaur dengan bongkahan-bongkahan berlian.
Semua wanita disini nampak cantik dan berkelas dalam balutan dress semi formal dan jas-jas model casual, ia merasa salah kostum.
Tak ingin mempermalukan Aryo, Layla memilih mundur dan beranjak pergi dari sana.
Namun beberapa langkah ia berjalan tiba-tiba..
PRANG!!!
suasana mendadak hening.
Semua mata menatap wanita berhijab dalam balutan dress yang tersungkur karena menabrak seorang pelayan yang membawa nampan berisi gelas-gelas minuman.
Layla menutup matanya semakin rapat kala menyadari bahwa hijabnya basah, beberapa detik berlalu. Layla bangkit.
"Maafkan saya bu."
"Saya yang minta maaf." Ujar Layla, wanita itu memakai kacamatanya sebelum beranjak, ia mulai mendengar bisikan-bisikan mengenai kecerobohannya.
Layla menahan nafasnya kala pandangannya bersirobok dengan tatapan elang Aryo yang berdiri tak jauh darinya.
Wanita itu menunduk dan segera berjalan dengan tergesa-gesa.
"Bu Aryo?" Seorang wanita cantik menahan lengan Layla.
"Ini bu Aryo kan? Saya Mindy bu, sekertaris Bapak. Bapak bilang ibu sakit, makanya bapak minta saya yang temani kemari." Ujar wanita itu menatap Layla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Husband [SHORT STORY] [COMPLETED]
Cerita PendekHIGH RANKS #7 in Short Story (25/01/21) #4 in Short Story ( 25/05/21) Layla Malisha, seorang guru taman kanak-kanak di sebuah desa yang terletak cukup jauh dari perkotaan. Hidupnya semula damai dan bahagia, hingga sebuah perjodohan yang telah orangt...