Chapter 6

13 5 3
                                    

Agam membaringkan tubuh Oliv diatas brankar uks. Dia pun mengambil minyak angin untuk gadis itu.

"Lo ngapain ngambil minyak angin, gue kan pur-"

"Pura pura apa?" Tanya Agam dengan suara dinginnya.

"Ehh kok lo disini?" Tanya Oliv dengan wajah bingung

"Serah gue lah" jawabnya enteng.

Oliv memutar bola matanya, "gue tanya dijawab yang bener".

"Ya menurut lo jawaban gue salah?" Tanya Agam sambil menaikan sebelah alisnya.

"Bener, sangat bener" putus Oliv.

"Lo pura pura pingsan?" Tanya Agam dengan suara dinginnya.

"Eng- ehh- nggak" jawabnya gugup.

"Yaudah gue tinggal" ucap agam lalu berjalan keluar dari Uks.

Agam tak habis pikir dengan gadis itu. Bisa bisanya dia berbohong, agar bisa lari dari hukumannya. Kenapa juga dia sibuk sibuk memikirkan gadis itu.

Sedangkan Oliv langsung saja mengejar Agam. Dia terus berlari sambil memanggil pria itu.

"Kak Agam!" Panggil Oliv

"Kak Agam tunggu" teriak Oliv lagi.

Yang dipanggil pun hanya memutar bola mata malas. Dan entah kenapa tubuhnya bisa berhenti dengan sendirinya. Sehingga gadis dibelakangnya menubruk punggung miliknya

Brukk

Oliv terjatuh diatas lantai, sedangkan pria itu hanya berbalik arah sambil melihatnya yang sedang duduk dibawah.

"Apa?" Tanya Agam.

"Sakit tauk" guman Oliv sambil berdiri. Dan menepuk nepuk rok nya

"Bukan urusan gue" jawabnya enteng.

"Ya lo berhenti mendadak" tukasnya sambil cemberut.

Agam sedikit menarik sudut bibirnya, saat melihat gadis itu dengan ekspresi cemberut. Namun dia cepat cepat merubah ekspresi wajah itu kembali seperti semula.

"Lo manggil" jawab Agam dengan singkat

"Ya gak usah berhenti mendadak" cerocosnya.

"Apa?" Tanya Agam sekali lagi.

"Lo jangan bilang siapa siapa ya" mohon gadis itu dengan memperlihatkan puppy eye nya.

"Terserah gue" setelah itu Agam melanjutkan berjalan menuju kelasnya.

Oliv terus saja mengikuti Agam, karena dia masih takut jika dilaporkan ke guru piket bahwa dirinya tadi bohong. Jika sampai ketahuan, dirinya akan diberikan hukuman yang lebih berat lagi.

"Kak agam tunggu" teriak oliv.

Dia terus saja berlari hingga kini dirinya berada di samping lapangan. Karena tadi Agam juga berhenti sebentar.

"Apa lagi?" Tanyanya dengan raut wajah risih.

"Gue nggak bakal gangguin lo lagi, kalau lo gak bil-"

"Awas!!!"

Agam langsung saja memeluk tubuh gadis didepan. Dia juga menutupi kepala gadis itu dengan tangannya. Sedangkan Oliv, dia reflek juga menubruk dada bidang pria itu.

Seketika aroma wangi tubuh pria itu tercium di indra penciumannya. Aroma wangi yang tidak pernah dia temui di orang lain. Aroma yang membuat Oliv betah berada dipelukan itu.

Sedangkan Agam sendiri tak menyangka jika akan memeluk Oliv didepan banyak orang seperti ini. Seketika aroma tubuh gadis itu pun tercium. Aroma yang manis, membuat dia terhipnotis beberapa detik.

Bekas lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang