Chapter 10

5 1 0
                                    

"Ayo" ajak Oliv sambil berdiri di ujung tangga.

Kedua orang itu langsung saja melihat kearah gadis yabg sudah rapu itu. Namun Agam melihat dengan wajah bingungnya.

"Katanya mau cari bubur, jadi nggak?" Tanya oliv lagi, dia bisa melihat tatapan pria itu yang bingung.

"Kemana?"

"Cari bubur lah, kan lo yang ngajak" kesal gadis itu sambil berjalan kearah agam.

"Dimana?"

"Disamping supermarket, gimana sih. Kan tadi lo udah nanya"

"Kapan?"

"Ya sekarang lah anjing. Kaga jelas lo tai" kesalnya sambil duduk di samping satria. Dia pun menggebungkan pipinya. Yang membuat siapa saja gemas saat melihatnya

"Ohh"  jawabnya singkat, sedangkan satria pun hanya tertawa melihat dua sejoli itu.

"Jadi kaga? Gue udah siap ini"

"Ya" 

Akhirnya mereka pun berjalan keluar berdua. Satria melihat keduanya sambil menggeleng. Dia sangat setuju jika mereka pacaran, karena dirinya juga sudah tau Agam bagaimana.

***

Mereka berdua pun duduk di bangku penjual bubur ayam. Tak lupa juga, mereka memesan 2 porsi bubur ayam.

Dari tadi tidak ada yang membuka suara, Agam yang dari tadi hanya diam, membuat Oliv tak betah. Dia sangat tidak bisa, jika bertemu orang hanya diam saja.

"Kak agam" panggilnya. Sedangnya yang dipanggil hanya menaikkan alisnya.

"Kemarin abis ngapain, kok muntah muntah?" Tanya Oliv dengan wajah polosnya

Agam pun melotot tak percaya, kenapa gadis ini sangat ceplas ceplos. "Gak".

"Iya, orang kakak muntah banyak. Mana aku yang ngurus semuanya lagi" ujarnya sambil memutar bola mata malas.

"Ikhlas?" Tanya pria itu.

"Sebenernya kaga, tapi udah kelanjur" jawab oliv enteng. Sedangkan Agam hanya mangguk mangguk saja.

Akhirnya bubur yang mereka pesen pun sampai. Tak lupa dirinya berterima kasih kepada bapak penjual bubur.

Mereka memakan dengan sangat tenang sambil melihat beberapa orang yang berlalu. Karena hari ini weekand, mungkin semua orang memanfaatkan waktunya dengan olahraga.

"Bisa makan?" Tanya Agam tiba tiba, sedangkan oliv hanya melihat agam dengan wajah polosnya.

"Cemot" ujarnya sambil memberikan tissu pada gadis itu.

Dengan secepat kilat, Oliv langsung saja mengelap bibirnya dengan kasar. Dia malu pada agam, karena dia masih berlagak judes pada pria itu.

Mereka pun kembali makan bubur hingga habis. Setelah itu Agam berjalan ke arah tukang bubur untuk membayar semuanya. Oliv juga ikut dibelakangnya.

"Makasi ya mang" ucap Oliv sambil tersenyum.

"Sama sama neng" jawab penjual bubur itu.

Ia mengikuti agam dari belakang. Lalu mulai naik ke motor sport milik pria itu. Agam pun juga langsung mengegas motornya membelah jalanan.

Bekas lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang