Chapter 11

4 2 0
                                        

Seluruh murid sudah berbaris di halaman SMA Garuda Bangsa. Karena hari ini adalah hari senin. Hari yang paling dibenci oleh para murid.

Entah kenapa setiap upacara, tiba tiba saja udara menjadi lebih panas dari biasanya. Mungkin memang sudah diatur begini.

Sudah sekitar 1 jam mereka berdiri dibawah teriknya matahari. Amanat kali ini sangat amat panjang dari biasanya. Karena ada pengumuman tentang event sekolah nanti.

"Gila panas banget, gak kuat" cibir Aya sambil menutupi wajahnya dengan Tangan.

"Iya njing, gila ni bu Cahya" balas teman sekelas lainnya.

Masih banyak keluhan yang di ucapkan oleh beberapa siswa. Hingga tak terasa kini upacara sudah berakhir.

Semua murid berhamburan menuju kelas masing masing, ada juga yang menuju kantin untuk menghilangkan dahaga.

Sama hal nya dengan Aya dan Oliv yang tengah mengantri di kantin. Padahal kan masih pagi, tapi kantin sudah sangat ramai. Hingga harus berdusel dusel untuk mengambil minum.

"Ihh gantian dong, aku kesempil nihh" teriak Oliv yang di pepet oleh beberapa orang.

"Lo sih punya badan kecil amat" ledek Aya. Tubuh aya memang tinggi, sehingga gadis itu dicalonkan sebagai paskib tahun ini.

"Bacot lo" balas Oliv tak suka.

"Gantian dong, kita juga haus nihh" teriak seseorang dari belakang.

"Aya gandeng gue, ihhh keinjek injek kakiku" rengek Oliv sambil menarik kakinya yang keinjek.

"Iya bawel ini gue gandeng"

Oliv tak sengaja melihat Segerombolan Abangnya yang baru datang. Ia tahu bahwa itu bisa membantu dirinya.

"ABANG SATRIA, SINI!!"  Teriak oliv sambil melambaikan tangannya.

Mendengar ada yang memanggil membuat satria mencari sumber suaranya. Dia tahu bahwa itu adalah adiknya.

Dia berjalan kearah lambai an tangan itu, dan menylonong masuk dengan sangat mudah. Ohh dasar cewe cewe ganjen.

"Abang ambilin minum 2, ihh aku gak bisa ngambil sendiri" rengek gadis itu.

"Iya bentar, kamu sih mungil banget"  ledek Satria sambil berjalan menuju kulkas.

Sambil menunggu abangnya yang mengambil minum, Oliv dan Aya pun menunggu di bangku tempat teman abangnya duduk.

"Aya, ihh kaga pernah keliatan" goda Gibran sambil mengedipkan matanya.

"Mau mati lo?" Tanya Ilham dengan suara dinginnya.

"Yelah, gue dulu yang deketin" tukas pria itu melas.

"Kurang sat set" ledek Oliv sambil tertawa.

"Betul, gak berani nembak sih lo" lanjut David sambil tertawa juga.

"Udah ahh kasian kak gibranku" goda Aya sambil melihat kearah gibran.

"Lo mah ay, baper tu anak ntar" ledek Oliv

"Gue ajak nikah langsung aja, biar lo sulit godain bini gue" tukas Ilham

"Si aya masih kelas 1 sma bang. Masa iya mau gendong bayi" jawab Oliv sambil menaikkan alis kearah aya

"Nikah dulu, bikinnya belakangan" Goda Gio

"Iya, betul sekali bapak Gio" lanjut David.

"Ntar nikahnya sama ilham, bikinnya sama gue" Ujar Gibran asal. Alhasil pria itu mendapatkan hadiah dari teman temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bekas lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang