|| Part 13🍬 ||

67 13 22
                                        

Warning: Typo bertebaran🚫
Mohon dikoreksi:)

H A P P Y  R E A D I N G

oo0oo

Rea berjalan di tengah kerumunan, dengan satu tangan memeluk boneka Minimouse yang Reza dapatkan dari permainan lempar bola, dan tangan satunya yang digenggam erat oleh tangan besar milik Reza.

"Makasih ya Za, udah kasih aku boneka ini," ucap Rea sambil menunjukkan senyum manisnya.

Reza menolehkan kepalanya ke arah Rea yang sedang tersenyum.
Entah kenapa, pipinya memanas, detak jantungnya tak beraturan, serta seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.

"Za?" karena mendapati Reza hanya diam memandang dirinya, Rea memanggil Reza.

Panggilan Rea ternyata mampu menyadarkan Reza dari lamunannya.

"eh, iya sama-sama."

"Lagian aku akan ngelakuin apapaun agar pacarku yang satu ini bahagia," Reza berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari mata Rea.

"Gombal," setelah mengkatan itu, Rea lalu melenggang meninggalkan Reza yang masih berdiri di tempat.

"Sayang, berhenti!" Reza menyusul Rea dengan sedikit berlari.

Saat sampai di dekat Rea, Reza lantas menggenggam dengan erat tangan Rea lagi.

"Kenapa jalan duluan?" tanya Reza saat dia sudah berhasil menyamakan langkahnya dengan Rea.

Rea yang ditanya pun hanya diam.

Reza ini, gatau apa kalau Rea lagi nahan baper?! huh.

Melihat Rea hanya diam, Reza tersenyum tipis.

"Naik bianglala yuk?" Reza berusaha agar Rea mengeluarkan suaranya.

Sedangkan Rea yang mendengar kata bianglala matanya langsung berbinar, dia ingin menaiki wahana tersebut.

Hey, tapi dia malu menerima tawaran Reza.

Sifat Rea yang satu ini memang sangat sulit dihilangkan.

Gengsi.

Reza yang paham pun langsung menarik tangan Rea dengan lembut ke arah wahana yang bernama bianglala tersebut.

"Mba, tiketnya 2 ya," Reza membeli tiket untuk dirinya dan juga untuk Rea.

"Ini mas, jadi dua puluh ribu," Reza langsung menerima tiketnya dan membayar.

Sambil menunggu giliran, mereka berdua duduk di tempat yang sudah di sediakan.

selama menunggu, selama itu pula tangan Reza menggennggam tangan mungil milik Rea.

Saat gilirannya udah sampai, Reza dan Rea pun langsung memasuki Wahana berbentuk sangkar burung tersebut.

Bianglala pun kembali berputar.

Rea sangat antusias, dengan mata berbinarnya Rea menyapukan pandangannya ke bawah yang sangat indah bila dilihat dari atas sana.

Senyumnya yang mengembang tak pernah pudar.

Begitu juga dengan Reza, dia sangat bahagia melihat Rea tersenyum.

Baru kali ini dia melihat Rea se bahagia ini saat bersamanya,biasanya Rea akan memasang wajah jutek.

Lagi seneng-senengnya melihat pemandangan, tiba-tiba bianglalanya berhenti.

Dan parahnya lagi, Rea dan Reza ada di posisi paling atas.

Rea dibuat kelimpungan, dia takut.

"Reza, kenapa berhenti?" tanya Rea.

Realita (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang