|| Part 09🍬 ||

155 60 32
                                        


Warning: Typo bertebaran
Mohon koreksinya:v

H A P P Y R E A D I N G

Memang Sekarang kamu
belum mencintaiku bahkan
mungkin kau sangat membenciku
Tapi percayalah suatu saat nanti
pasti kau akan mencitai ku seperti kau mencintai dirimu sendiri.

-Reza Alfandi Raharjo-

Hai sayang udah nunggu lama?"
terdengar suara bariton dari sebelahnya.

Rea terlonjak kaget.
dan saat matanya menatap pemilik suara, dia reflek melebarkan matanya.

"REZA" pekik Rea.

"Hai kok kaget gitu?" Tanya Reza dengan alis yang dinaik turunkan.

"Ngapain lo di sini? pake segala manggil sayang lagi" bukannya menjawab, Rea malah balik bertanya.

"Nah kan aku disuruh Bang Rey buat nganterin kamu yang"

"Dan ya aku manggil kamu sayang ya karena kita uda pacaran" cengiran khas seorang Reza pun terlihat.

Rea sangat malas sebenarnya ngomong sama cowok yang katanya pacar dia ini.
Sebab gara-gara Reza-lah dia di Siram sama Rizca.

mengingatnya langsung membuat Rea tambah kesal saja.

Dan kenapa harus Reza yang diutus Reyhan buat nganter Rea.

Kan ishh.

"Naik Re keburu sore" suruh Reza.

"Ih mending gue jalan kaki daripada nebeng lo" Kata Rea sambil memalingkan pandangannya dari Reza.

"Beneran nih? Gue tinggal beneran ntar mewek lagi." Godanya.

"Pulang aja sana" Ucap Rea sinis.

"oke"

Reza pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Rea pun kembali berfikir jika dia jalan kaki bisa sampai rumah nanti malam.

Ia pun memilih membuang rasa gengsi nya.

"REZA GUE NEBEEEENG" Teriak Rea akhirnya.

Reza pun spontan menghentikan laju motornya dan menjalankannya mundur dengan kedua kakinya sampai di depan Rea berdiri.

"Katanya mau jalan kaki?" Tanya Reza dengan nada menggoda.

Tanpa menjawab pertanyaan Reza, tanpa disuruh, Rea langsung menaiki jok belakang motor Reza dengan wajah yang cemberut.

Reza hanya terkekeh gemas melihat tingkah pacarnya tersebut
lalu menyerahkan Helm kepada Rea,
dan Rea langsung menerima dan memakai helm yang disodorkan Reza.

"Pegangan Re!"

"Ogah"

"Pegangan ntar kamu jatoh"

Realita (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang