Gadis biasa dengan segala keanehannya. zova berusia 16. Dia cantik,tubuhnya mungil dengan rambut panjang ikal dibawah sebatas bahu.Wajahnya oval mulus tanpa jerawat. hidung mancung tapi mungil. mata sedang dengan bulu yang lentik. Retina mata zova berwarna drak brown. bibirnya yang ranum layaknya buah peach. terdapat tanda lahir di pundak kanannya seperti butiran kecil warna hitam.
Tingginya pun hanya 150cm. kulitnya seputih susu membuat siapapun kagum dengan nya. Tak ayal yang zova punya hanya teman laki-laki. Tak ada satupun kaumnya yang mau berteman dengan zova, mereka hanya merasa iri dengan gadis itu,kecantikan yang zova punya sangat menghina mereka.
Tapi zova tak peduli perempuan tak ada laki-laki pun bisa. Yang penting dia memiliki teman agar masa sekolahnya tak suram. kini ZOVA menginjak kelas 2 SMA. semua berjalan lancar seperti yang dia harapkan walaupun belakangan dia merasa aneh dengan kemunculan mahluk sialan itu. Tapi zova mencoba acuh saja. dia tak mau hanya karena ketakutannya nilai zova jadi menurun.
"Sedang apa kau?!"zova tak menanggapi. masih fokus pada layar handphone nya. terlalu malas menghadapi saudara kembarnya itu.
VIVI MERMARA , saudara kembar zova. walaupun kembar tapi mereka berbeda. kalau zova memiliki wajah oval lain halnya dengan vivi cenderung lonjong. tinggi tubuh mereka hanya terpaut beberapa senti saja. vivi 152cm lebih tinggi dari adiknya.
dengan kasar vivi memukul pundak zova yang tiduran di ranjang dengan posisi tengkurap ."aku sedang bicara denganmu!"sentak nya
"apa sih! jangan asal memukulku " dengusnya sembari mengusap bahunya terasa sakit. kembaran nya ini kejam sekali terkadang. asal memukul orang tanpa ijin.
"Terserah!"zova memutar bola matanya malas mendengar balasan vivi.
"mau apa kesini? keluarlah!!, lebih baik kau membantu ibu memasak atau cuci piring lalu mengepel lantai selanjutnya mencuci baju dan menjemurnya......"
"hey!kau kira aku pembantumu apa!?" sentak vivi kesal. lalu duduk di meja belajar saudaranya itu. sedangkan zova yg tiduran di ranjangnya.
"ehh bukan ya...., kukira kau merangkap jadi pembantu juga selain saudaraku" zova terkekeh melihat raut wajah vivi yang kesal.
"Diam kau! aku tak ingin berdebat denganmu" ucap vivi sembari menatap tajam zova.
zova tak peduli dan tak merasa terintimidasi oleh nya" kau tak cocok dengan raut itu bukan nya takut . kau malah terlihat jelek seperti kambing milik tetangga kita"
vivi murka wajahnya memerah hingga ke leher. bila di kartun animasi mungkin hidungnya akan mengeluarkan asap dilengkapi tanduk di kepala gadis itu.
"zovaaaaaaa" dengan bruntal vivi memukul punggung zova dengan bantal. bukanya kesakitan zova malah tertawa keras. Sudah menjadi hobinya menjahili vivi.
"kau berani mengataiku!! wajahmu bahkan lebih buruk dariku, mirip pantat ayam yang tengah BAB!!! RASAKAN INI!!" Semakin lama pukulan vivi makin keras. bahkan gadis itu memukul pantat zova dengan tangannya yang lain.
"buk...buk...buk"
"hahahaha....eh aduh duh vivi hentikan ini sakit vi!!!!" teriak zova merasakan nyeri di pantatnya. karena semakin kesal zova menendang perut kembaran nya itu sampai terjungkal ke bawah.
"aduhhhh....." zova segera berdiri dan mengatur napasnya. Vivi sialan. sedangakan vivi makin berang. kembaran nya ini sangat mengesalkan menurutnya. Dan pembangkang. patut di hajar.
" heh pantat ayam jangan menendang ku sembarangan. ohhh...atau kau ingin berkelahi dengan ku ayooo akan ku perlihatkan seberapa hebat kekuatanku!"tantang vivi. gadis itu tersenyum mengejek pada zova.
zova tak ingin berdebat apalagi berkelahi dengan saudaranya ini. terlalu malas. memang vivi mempunyai kemampuan bela diri yaitu silat. Tapi dia masih abal-abal. sedangkan dia menguasai bela diri taekwondo sejak kecil hingga kini kelas 2 SMA dia semakin menguasainya.
"kau lupa vivi? bukankah kau baru masuk ekskul itu 2minggu lalu? lantas bagaimana caramu menghajar ku yang lebih ahli bela diri sejak sd dari pada dirimu?" zova tersenyum atas kemenangan telaknya melawan vivi.
vivi meneguk slavinanya kasar dia lupa bahwa saudaranya itu padai hal bela diri sejak kecil. Dia mengikuti ekskul silat hanya beberapa Minggu lalu.
"ti..tidak kau salah dengar saudara. ak..aku tadi mengatakan sudahlah aku mau membantu ibu memasak saja bay" alibinya. Dengan tergesa-gesa vivi meninggalkan kamar zova. adik lucknat nya.
'awas kau zova...jika aku sudah pandai bela diri akan ku hajar kau sampai mampus . Bahkan ke tulang rusukmu hancur tak berbentuk sialan!!" umpat vivi. tentu dia hanya bercanda perihal menghajar adiknya sampai ke tulang. Dia tak sesadis itu.
"hahahhahah...vivi,vivi,kau..... aku sangat suka melihat kemenangan telak ini hahahaha" zova tertawa keras. saudaranya itu sangat tolol rupanya. menyombongkan diri tanpa berpikir terlebih dahulu.
"Diam kau zova keparat! akan ku bunuh kau lain kali..." Teriak vivi yang merasa kesal dengan kembaran nya itu.
"ZOVA VIVI JANGAN SALING MENGUMPAT DAN JANGAN BERTERIAK INI BUKAN HUTAN!!!" teriak sang mamah menengahi pertengkaran anak2nya.
zova mendengus kembali. Dia heran perasaan rumah ini bukan berisi manusia tapi para gorila menyebalkan yang suka berteriak. Tak ingin merusak telinganya karena suara sang mamah zova memasang earphone dengan volume tinggi.
jadilah rumah kecil itu ramai dengan teriakan mamah zova dan balasan umpatan vivi, serta zova kembali berbaring sembari menyumpal telinga nya. Tidak memperdulikan suara berisik di depan kamar gadis itu.
-------------
haloha para reader ku tercinta. ini lagi do keluarga ya pada teriakan gk jelas. zova,vivi tolong ini rumah bukan hutan spesies lol keluarga baru kalian yang sukanya berteriak. ya😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣pastikan kalian menaburkan bintangvdi setiap part ya love you ❤️❤️❤️❤️😘😘🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMASENA JANGKARBUMI (ON GOING)
Genel Kurguini bukan hanya ilusi yang ku rasakan apalagi sebatas hayalan karena terlalu sering berkhayal. ini lebih dari itu semua. kehadirannya yang tak sadar telah menghantuiku semenjak aku duduk di bangku smp. mengikuti kemanapun aku pergi, awalnya ku pikir...