"Ica, bangun sayang."
Mira menyelipkan rambut-rambut nakal Ica ke telinga yang menutupi wajah cantik putri semata wayangnya itu."Eunghh."
"Sayang, ayo bangun. Nanti keburu telat lho, kan kamu harus sekolah."
"Iya Bunda, sebentar lagi ya? Ica masih ngantuk banget." jawab Ica yang masih setengah sadar.
"Aci udah nunggu dibawah, yakin nggak mau bangun nih?" goda Mira.
Ica yang mendengar itu langsung membuka matanya. "Bunda seriusan?"
Mira tersenyum. "Iya sayang, duarius malah." ucapnya sambil membentuk angka 2 ditangannya.
"Ih Bunda, kenapa nggak bangunin Ica dari tadi sih?" gadis itu segera beranjak dari ranjang serba hello kittynya untuk mandi.
Mira menggelengkan kepalanya.
Harus benar-benar ekstra sabar dalam mengurus anak kesayangannya ini.Setelah 15 menit melakukan ritual mandinya, Ica keluar dengan handuk yang meliliti tubuh mungil itu.
"Udah?" tanya Mira.
"Udah dong Bunda." jawab Ica dengan senyum manisnya.
"Sini Bunda pakai kan seragamnya." Ica langsung menghampiri sang Bunda. Ya, Ica memang tidak bisa memakai seragam sekolah. Ribet katanya. Tapi tenang, kalau pakaian biasa bisa kok.
Setelah memakaikan seragam dan atribut lainnya, Mira segera mendudukkan Ica di meja rias untuk merias sang anak seperti memakaikan bedak bayi, memoles lipbalm, dan menyisir rambut sebahu gadisnya dengan lembut.
"Nah sekarang anak Bunda udah cantik deh, ayo turun pasti Aci udah nunggu lama." ajak Mira.
"Ayoo!" jawab Ica dengan semangat empat lima.
Turun dari tangga Ica dan Mira segera disambut dengan gerutuan Aci.
"Lama banget sih, ayo berangkat udah mau masuk nih!""Hehe, ayo! Abisnya tadi Ica ngantuk banget." jawab Ica.
Aci dan Ica mencium tangan Mira.
"Aci sama Ica pamit ya Bun." izin Aci"Iya hati-hati, jangan ngebut bawa motornya!"
"Siap Bunda!" Aci mengangkat tangannya di kening seolah hormat.
Mira tersenyum membalasnya."Nih pake helm lo" Aci menyodorkan helm berwarna merah muda yang sengaja dibeli khusus untuk gadisnya.
"Wah, lucu banget. Tapi kok ngga ada gambar hello kittynya sih?"
"Ck, udah buru pake aja! kalo lo ngoceh terus kapan berangkatnya."
Mata Ica mengerjab polos.
"Kan Ica nggak bisa pakenya."Aci merebut helm yang ada ditangan Ica. "Sini gue pakein, lagian apa sih yang lo bisa?"
"Ica bisa sayang Aci." jawabnya polos.
Aci yang mendengar itu terkekeh. Ternyata bocil seperti Ica bisa bucin juga ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aci Dan Ica
Jugendliteratur[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Ica, gadis berusia 18 tahun yang masih memiliki sifat kekanak-kanakan. Kekasih dari Aci, seorang mostwanted di SMA Brawijaya sekaligus ketua geng terkenal WAX yang memiliki banyak musuh. Mungkinkah hubungan keduanya bisa...