Hukuman

29 21 14
                                    

Yeayy double up nii. Happy Reading!❤

"Ngapain kalian dibelakang sekolah?!" tanya Bu Santi—Guru BK SMA Brawijaya.

"Ah anu Bu, tadi tu kita kebelet iya kebelet." alibi Aci.

Bu Santi menggeleng kan kepalanya.
"Kalau kebelet ya ke toilet Zakri, bukannya ke belakang sekolah. Lagian juga ngapain kamu ke toilet ajak-ajak perempuan, mau mojok kamu?" geram Bu Santi.
"Riska, sekarang Ibu tanya sama kamu. Tadi kamu ngapain dibelakang sekolah dengan Zakri?"

"Aduh, mampus nih kalo Ica jujur."
batin Aci.

Ica yang sedari tadi menunduk, mendongakkan kepalanya.
"Hm, tadi itu Aci sama Ica abis manjat tembok Bu. Soalnya gerbangnya udah ditutup sama Pak Satpam." jelas Ica sambil memilin ujung roknya.

"Nahkan, alamat kena hukuman dah. Untung sayang coba kalo nggak, udah gue telen hidup-hidup nih bocil." batin Aci.

Bu Santi menghela napasnya. "Yasudah, sekarang Ibu minta kalian berdua hormat ditiang bendera sampai bel istirahat berbunyi!"

"Yah Bu, masa dihukum sih." protes Aci.

"Karena kalian melanggar peraturan, jadi patut dihukum. Sudah sana!berani berbuat berani bertanggung jawab!" tegas Bu Santi.

Aci menggenggam tangan Ica lalu mereka beranjak dari kursi menuju lapangan sekolah.

Matahari pagi yang terik menembus mata mereka ketika sampai dilapangan.

"Lo duduk disini aja ya Ca, biar gue yang wakilin lo buat berdiri disana."
titah Aci sambil menunjuk tiang bendera.

"Nggak mau. Kan Ica juga salah, masa Aci doang sih yang dihukum." tolak Ica.

"Gue cuma takut lo kenapa-napa Ca. Kalo pun gue anter lo ke kelas, pasti masih ada guru yang ngajar. Jadi mau ya?"

Ica berpikir sejenak. "Hm...yaudah deh Ica duduk disini. Tapi emang gapapa kalo Aci aja yang berdiri disana?" tanya Ica.

Aci tersenyum. Bagus! Untung nurut.
"Iya gapapa, lo tenang aja oke?" ucapnya sambil mengelus puncak kepala gadisnya.

Blush.
Ica yang diperlakukan seperti itu mengulum bibirnya menahan malu.

Aci yang melihat pun terkekeh.
"Gemes banget sih" batinnya.

Cowok itu berjalan ke tengah lapangan dimana tiang bendera berada. Mengangkat kepalanya ke atas dan tangannya yang hormat.

Sesekali Ia tersenyum ke arah Ica.
Ica yang melihat ikut tersenyum membalasnya.

Jam demi jam berlalu.
Akhirnya bel istirahat pun berbunyi.

"Ayo Ca, gue anter ke kelas lo buat samperin temen lo itu." ajak Aci.

"Yeayyy, ayoo!" soraknya sambil melompat-lompat ditempat layaknya anak kecil yang akan dibelikan eskrim.

Aci yang melihat kelakuan gadisnya terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Cowok itu menggenggam tangan Ica keluar dari area lapangan.

Sekarang di koridor ramai siswa-siswi yang memperhatikan mereka dengan tatapan bermacam-macam.
Ada yang memuji lebih tepatnya untuk Aci dan tatapan iri untuk Ica dari para kaum hawa yang merupakan fans berat Aci.

"Gila sih! Zakri makin cakep aja."

"Liat tuh jodoh gue lagi jagain jodoh orang"

"Aw. Sini bang sama ade aja."

"Kok bisa ya Zakri mau sama bocah kayak dia."

"Perasaan masih cantikkan gue deh daripada dia."

Aci dan Ica yang mendengar itu hanya mengacuhkannya.

"Palepale!" panggil Ica.
Gadis itu berlari menghampiri sahabatnya.

"Jangan lari Ca, nanti jatuh!"titah Aci.
Cowok itu berjalan santai dibelakang gadisnya dengan tangan didalam saku celana.

Falea Clarita, entahlah Lea sudah pasrah Ica memanggil namanya menjadi 'Palepale' katanya Ica pernah dengar dari aplikasi toktok milik anak SD yang tidak sengaja bertemu dengannya waktu ditaman. "Ya ampun Ca, lo kemana sih kok nggak masuk kelas?" tanya Lea khawatir.

"Ica gapapa kok, tadi tuh Ica dihukum sama Bu Santi. Eh bukan Ica aja sih Aci juga." jawab Ica.

"Kok bi-" ucapan Lea terpotong karena deheman Aci.

"Ekhem. Mau ke kantin nggak Ca?" tanya Aci. Karena Ia yakin pasti kedua sahabatnya sudah menunggunya di kantin.

Ica mengerjabkan matanya polos.
"Nggak, Ica mau disini aja sama Palepale."

"Yaudah, Gue ke kantin ya?" izinnya sambil mengelus puncak kepala Ica.

"Oke. Dadaaa Aci." Ica melambaikan tangannya, Aci pun membalas lambaian tangan kekasihnya.

Ketika punggung Aci sudah tidak terlihat, Lea kembali bertanya.
"Kok bisa lo dihukum Bu Santi?"
Lea memang sudah tau mengenai hubungan Aci dan Ica.

"Tadi tu gerbangnya udah ditutup sama Pak Satpam, jadinya Ica disuruh Aci buat manjat tembok yang dibelakang sekolah deh." jelas Ica.

"Ck, emang dasar gila tuh anak, masa ngajak-ngajak Ica manjat. Kalo jatuhkan ke bawah." sewot Lea.
Gadis itu memang kurang suka dengan hubungan sahabatnya bersama cowok urakan seperti Aci. Lea cuma takut pikiran polos Ica akan ternodai seperti tadi contohnya memanjat tembok sekolah.

Ica melongo mendengar ucapan Lea. "Jatuh bukannya emang ke bawah ya Palepale?" tanyanya polos.

Lea terkekeh. "Eh iya deh."

Nahlo ketularan polosnya Ica kan. Polos apa bego nih?

Aci Dan Ica—

Palepale

Vote & Komen!♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote & Komen!♡

Follow instagram
@fiska_zahira
@zakri.aditya
@riskanastasya_
@aldogans.io
@rian_aldev
@falea.clarita
@elnarabella

Aci Dan IcaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang