Riska Divya Anastasya.
Panggil saja Ica, gadis cantik nan polos ini tidak pernah absen untuk tersenyum setiap harinya, ya...walaupun kadang suka nangis sih saking cengengnya. Ah lupakan saja, kalo orangnya tau pasti ngambek."Bundaaa, Bunda tau nggak sekarang Ica pacarnya Aci lho". jelas Ica dengan senyum mengembang.
"Wah berarti sekarang anak Bunda udah besar ya." jawab Mira-Bunda Ica.
Ica berpikir sejenak. "Ih bunda, Ica nggak mau besar. Kalo Ica besar nanti jadi raksasa yang serem jelek itu dong" gadis itu menggelengkan kepalanya tidak mau.
Mira tertawa. "Kamu ini. Bunda kira kamu udah dewasa sekarang, tapi kayanya masih sama deh."
Mata bulat Ica mengerjab polos. "Sama apanya Bunda?"
Mira menghela napas. "Yaudah mending sekarang kamu belajar, Bunda mau bikin nasi goreng kesukaan kamu dulu nanti Bunda ke atas."
Ica beranjak dari sofa yang di dudukinya. "Siap Bunda yang cantik tapi masih cantikkan Ica." gadis itu menyengir lalu memeluk Mira. "Ica sayang Bunda."
Mira membalas pelukan itu dan mencium kening Ica. "Iya, Bunda juga sayang Ica."
Ica melepas pelukannya.
"Hm...Bunda, kalo Ica bantu Bunda masak boleh nggak?" ucap gadis itu sambil mengerjabkan matanya."Lho, emang Ica beneran mau bantu Bunda masak?" Mira sedikit tidak percaya dengan permintaan putrinya itu. Karena biasanya Ica selalu menolak jika Mira menyuruhnya untuk belajar memasak.
"Iya, boleh kan Bunda? Ica pengen bisa masak yang enak kaya masak'kannya Bunda."
"Yaudah. Ayo ikut Bunda ke dapur!" ajak Mira.
"Ayooo!" Ica berlari-lari kecil dengan senyum yang terus mengembang.
Mira tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. Kelakuan putrinya ini membuatnya gemas.
Sesampainya di dapur, Mira segera menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat nasi goreng. "Lihat Bunda ya! Kita pakai 6 butir bawang merah, 3 siung bawang putih, dan 1 buah cabai rawit biar Ica nggak kepedasan. Terus semua ini kita iris." Mira mengiris semua bahan pada talenan.
Ica serius memperhatikan Mira. Sesekali gadis itu menganggukkan kepalanya.
"Nah, sekarang Ica tuang minyak gorengnya ke wajan. Jangan banyak-banyak, 2 sendok makan aja."
Ica mengikuti apa yang diperintahkan Mira.
"Kita panaskan dulu minyaknya. Sini tangannya, Bunda ajarin Ica dulu cara menyalakan kompor." Mira mengangkat tangan Ica lembut.
Ica yang tidak berani segera menarik tangannya. "Ica takut Bunda."
"Gapapa sayang, kan ada Bunda. Jadi Ica nggak usah takut." Mira kembali mengangkat tangan Ica untuk menyalakan kompor.
Cetek.
Berhasil. Ketika dirasa minyak sudah panas, Mira segera memasukkan bumbu iris tersebut ke wajan untuk di tumis. Setelahnya, Mira mengambil sutil dan diserahkan kepada Ica.
"Bumbu ini Ica tumis. Diaduk-aduk aja, tapi pelan-pelan biar minyaknya nggak nyiprat.""Bagus. Bumbu ini kita sisihkan dulu disini." Mira menyisihkan bumbu iris tersebut di pinggir wajan.
"Kita tambahkan telur deh. Perhatikan Bunda cara memecahkan telur ini ya!" Mira mulai memecahkan telur yang terus diperhatikan oleh Ica.
"Sekarang, coba Ica tumis orak-arik telurnya!""Gimana caranya Bunda?" tanya Ica.
"Diaduk-aduk aja kaya tadi."
Ica menganggukkan kepalanya mengerti. Lalu gadis itu mulai meng'orak-arik telurnya.
"Habis ini Ica masukkan nasinya sambil terus diaduk"
Ica menuruti semua perintah Bundanya.
"Sekarang tinggal tambahkan garam, merica bubuk, terasi, dan kecap." Mira mulai menambahkan semua bahan tersebut dan Ica kembali mengaduk.
Setelah selesai, Mira membantu Ica mematikan kompor. "Yeayy, Ica bisa masak!!!" seru gadis itu seraya melompat-lompat kecil.
Mira tersenyum senang melihat putrinya sangat bahagia. Lalu wanita paruh baya itu menyajikan nasi gorengnya ke piring dan meletakkannya di atas meja makan.
Mira dan Ica mendudukkan bokongnya dikursi makan.
"Ayo kita makan!!" ucap Ica dengan semangat empat lima.
"Sebelum makan jangan lupa baca do'a dulu ya sayang"
"Siap Bunda!"
Setelah membaca do'a, Ica dan Mira mulai mencicipi nasi goreng buatan keduanya.
"Mm...enak banget Bunda! Ica sukaaa. Rasanya mamamia lezatos" ucap gadis itu dengan menyatukan jempol dan jari telunjuknya seperti👌.
Mira terkekeh mendengar ucapan putri semata wayangnya itu. Ada-ada saja. Lalu mereka kembali melanjutkan acara makannya.
-Aci Dan Ica-
Vote & Komen!♡
Follow instagram
@fiska_zahira
@zakri.aditya
@riskanastasya_
@aldogans.io
@rian_aldev
@falea.clarita
@elnarabella
KAMU SEDANG MEMBACA
Aci Dan Ica
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Ica, gadis berusia 18 tahun yang masih memiliki sifat kekanak-kanakan. Kekasih dari Aci, seorang mostwanted di SMA Brawijaya sekaligus ketua geng terkenal WAX yang memiliki banyak musuh. Mungkinkah hubungan keduanya bisa...