Chapter 12 - SWFK

871 100 42
                                    

CW // FORCED KISSING, SLIGHT OF VIOLENCE

_______

Flashback On

Gun menumpukan kepalanya di atas tangan yang terlipat, bersanggakan lutut, dan terduduk di atas kasurnya sembari menatap ke luar jendela. Entah sudah berapa lama ia tinggal di rumah Joss namun tetap saja tak ada rasa kenyamanan yang bisa ia rasakan. Jejak air mata yang mengering, luka di bibir bawah, dan pergelangan tangan yang memerah menjadi saksi tentang apa yang terjadi padanya beberapa jam yang lalu.

Sekitar pukul 7 malam Joss masuk ke kamarnya, seperti biasa, mengecek keadaannya dan memberikan kata-kata manis seolah meminta Gun untuk menjadi kekasihnya. Dan untuk kesekian kalinya, Gun membalas ucapan Joss dengan umpatan yang entah sejak kapan dengan mudahnya keluar dari bibir indahnya itu. Karena hal itulah Joss marah dan mencium bibir Gun dengan paksa seakan mengumumkan pada semesta bahwa Joss lah yang berkuasa akan dirinya dan ia tidak punya hak untuk membantah. Tentu saja Gun memberontak berusaha melepaskan ciuman itu hingga tanpa sengaja melukai bibir bawahnya, dan juga lebam di pergelangan tangannya yg timbul akibat cengkraman kuat dari Joss. Ketika Gun menangis tersedu, barulah Joss melepasnya dengan berat hati.

Joss akhirnya pergi dengan amarah yang tertahan, meninggalkan Gun yang terus menangis akibat perbuatannya. Joss selalu lemah dengan air mata Gun, meski tak sampai membuatnya rela untuk melepas Gun, setidaknya hal itu mampu membuat Joss menahan diri untuk tidak melukai Gun lebih jauh. Namun sebagai konsekuensinya, Gun dilarang keluar kamar selama seminggu ke depan, yang artinya Gun tidak akan bisa kuliah dan kemungkinan terbesar adalah ia tidak akan lulus mata kuliah semester ini. Entahlah, Gun bahkan sudah tidak memikirkan kuliahnya lagi sejak Joss sering kali mengurungnya di kamar hingga membuat Gun tidak bisa ikut kuis ataupun ujian. Sepertinya, Gun sudah menyerah dengan kuliahnya.

Ceklek

Suara pintu yang terbuka menelisik indra pendengaran Gun, tapi ia tetap pada posisinya dan enggan untuk menoleh. Gun menebak itu pasti Joss, karena hanya Joss yang punya akses ke kamar ini selain dirinya. Gun hanya bertanya-tanya untuk apa Joss kembali ke sini, apakah ia ingin memaksanya lagi seperti tadi atau justru ingin meminta maaf? Ah, minta maaf? Rasanya Joss bahkan tidak tahu eksistensi dua kata itu dalam hidup manusia.

"Jadi kau pria jalang itu?" ucap seseorang yang baru saja masuk ke kamar itu.

Itu bukan suara Joss dan terdengar asing di telinga Gun. Dengan cepat Gun menoleh ke sumber suara tersebut. Ia pun menangkap sosok laki-laki yang belum pernah ia temui sebelumnya.

"S-siapa kau? Bagaimana kau bisa masuk?"

Pria itu tidak langsung menjawab pertanyaan Gun. Ia justru berjalan mendekati Gun seolah menelaah lebih lanjut rupa pria mungil yang kini mulai ketakutan dan memundurkan tubuhnya hingga membentur kepala kasur.

"Jadi seperti ini tipe yang disukai Joss. Kau bahkan tidak menarik sama sekali." Pria itu lalu duduk di pinggir kasur Gun dan mengalihkan pandangannya ke penjuru kamar Gun.

Gun tidak berani berbicara. Pria di hadapannya ini punya aura menakutkan yang membuat Gun cukup tahu diri untuk tidak membalas ucapan orang itu.

"Joss bahkan membawakanmu bunga, huh? Tck!" Pria itu berdecih dan memandang benci ke arah rangkaian tulip merah yang selalu Joss siapkan di kamar Gun. Gun bisa melihat orang itu meremas kasur dengan sangat kuat hingga buku jarinya memutih.

Pria itu lalu memandang ke arah Gun dengan senyuman yang justru terlihat mengerikan bagi Gun.

"Perkenalkan, namaku Luke. Namamu Gun, kan?"

Gun mengangguk pelan sebagai jawaban. Ia semakin menarik selimut yang sedari tadi menutupi hampir seluruh tubuhnya. Ia juga menurunkan pandangannya ke arah kasur karena tidak berani bersitatap dengan Luke.

Snow White's Final Kiss [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang