Chapter 13 - SWFK

722 100 39
                                    

Banyak hal di masa lalu yang tak pernah Gun tahu secara pasti. Ia tidak tahu bagaimana Joss menghabisi Nat dan Lynn. Ia  tidak tahu apa yang terjadi hingga seluruh aset kekayaan keluarganya bisa habis. Ia juga tidak tahu bagaimana Joss bisa selamat dari kecelakaan itu dan bagaimana keluarga Sangngern bisa memalsukan kematian Joss. Ia bahkan tidak tahu bagaimana keadaan Mild saat ini.

Yang Gun tahu hanyalah bagaimana ia terbangun dari komanya dan menjalani perawatan di pusat rehabilitasi di Chiang Mai akibat Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) yang dideritanya. Hingga pada bulan kedua masa perawatannya, seorang pria bernama Tay Tawan menemuinya atas nama Off. Dan dari situlah ia bertemu kembali dengan sahabat kecilnya itu.

Perihal Luke, Gun baru tahu jika pria yang selalu menyiksanya atas nama Joss itu ternyata berbohong. Joss tidak pernah menyuruh Luke untuk memukuli ataupun melukai Gun. Luke bahkan memanipulasi kebenarannya hingga membuat Joss berpikir bahwa Gun melukai dirinya sendiri. Dengan begitu, Luke akan mendapatkan poin lebih di mata Joss karena dianggap sudah menyelamatkan kekasihnya itu. Off memberitahunya semua itu setelah ia menemui Mild di penjara.

Namun bagi Gun, Joss tetaplah penjahat utama yang bertanggung jawab atas luka-lukanya. Dengan mengurung Gun selama berbulan-bulan saja sudah menjadi bukti bahwa Joss adalah orang yang paling menyakitinya.

Ketika ia tahu jika Joss kembali datang ke kehidupannya dan mengusik segala ketenangan yang ia miliki, rasanya ia ingin marah, entah pada siapa. Bahkan saat dirinya sudah mulai membuka kembali hatinya untuk orang-orang yang benar-benar peduli padanya, kenapa orang itu harus, lagi-lagi, merusaknya? Apakah ia memang tidak ditakdirkan untuk bahagia? Sebenarnya dosa apa yang ia lakukan hingga ia pantas menerima ini semua? Ia hanya ingin hidup, apa itu salah? Banyak sekali pertanyaan yang berputar di kepala mungilnya itu.

"Kau tidak tidur?" tanya Off yang dengan mata sayunya ketika melihat Gun masih betah membuka mata, dan mengusik lamunan Gun.

"Aku belum mengantuk."

"Tidurlah. Jangan memikirkan apapun. Kepala kecilmu itu butuh istirahat."

Off kembali membawa Gun ke dalam pelukannya. Seperti biasa, ia akan menepuk-nepuk punggung Gun pelan agar si mungil ini bisa cepar tertidur. Jika kalian bertanya kenapa Off masih tidur di kamar Gun padahal kamarnya sudah kembali kosong, maka tanyakan saja pada Gun yang tiba-tiba mengetuk pintu kamar Off di jam 10 malam dan memintanya untuk tidur dengannya dan membiarkan kamar Off kosong. Lucu, bukan?

Sejujurnya, Gun hanya ingin memanfaatkan waktunya semaksimal mungkin. Dan dengan memanfaatkan, itu artinya ia ingin terus bersama dengan Off selama waktu yang ia punya. Jika ia boleh serakah, ia juga ingin mengutarakan perasaan aneh yang selalu menggelitik perutnya setiap kali melihat Off itu kepada sang tuan. Tapi bukankah egois jika ia memberitahu Off lalu tiba-tiba pergi meninggalkannya selamanya? Ya, itu egois. Dan ia tidak ingin egois. Setidaknya untuk sekarang. Tidak tahu nanti.

Gun semakin masuk ke dalam rengkuhan Off, menikmati aroma khas yang selalu membuatnya tenang. Ia suka dipeluk oleh Off. Sangat suka. Sebuah kenyamanan yang selalu ia damba, dan ia mendapatkan itu lewat Off. Kenapa ia baru menyadarinya sekarang? Kenapa baru sekarang saat ia hanya memiliki sedikit waktu untuk menikmatinya?

Bodoh. Harusnya kau tidak perlu menyia-nyiakan tahun-tahunmu sebelumnya dengan membenci Off. Sekarang kau sendiri yang menyesal, kan?

Makin lama mata Gun semakin memberat. Menandakan dirinya sudah mulai mengantuk. Pelukan dan tepukan pelan di punggungnya itu memang selalu mujarab dalam membuatnya tertidur. Dalam satu tarikan senyuman sendu, ia pun akhirnya tertidur di pukul 3 pagi.

_______

"P'New, apa kau tidak ingin kembali bekerja di pusat rehabilitasi saja? Maksudku, bukankah merepotkan harus bekerja di dua tempat seperti ini?" tanya Gun yang sedang duduk memperhatikan New.

Snow White's Final Kiss [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang