Chapter 2 - SWFK

1.1K 137 20
                                    

-Masa Lalu-

"Bagaimana keadaan Gun, tante?"
Tanya seorang laki-laki berperawakan tinggi, kulit putih, dan matanya yang kecil itu setelah dipersilahkan masuk oleh si tuan rumah.

"Sejak semalam dia menangis karena tenggorokannya sakit, dan badannya masih agak demam. Lebih baik kau temui dia, Off. Dia daritadi mencarimu." Jawab seorang perempuan paruh baya yang terlihat anggun dengan garis wajah yang lembut. Sangat cantik. Terjawab sudah darimana Gun mendapatkan wajah cantiknya itu.

"Baik, tante. Off permisi ke kamar Gun ya."

"Ini, sekalian bawakan makanan untuk Gun. Dia belum sarapan. Dan jangan lupa suruh dia minum obat, Off." Ibunya Gun memberikan nampan berisi bubur dan obat kepada Off.

"Oke tante."

Off pun naik ke lantai dua dimana kamar Gun berada. Tanpa mengetuk pintu, ia masuk ke dalam kamar dengan ornamen yang didominasi warna baby blue dan pink yang tertata rapi itu.

"Gun..."

Panggil Off sembari mendudukannya tubuhnya di samping gundukan di atas kasur yang ia yakini adalah Gun.

Dan benar saja, wajah pucat Gun muncul dari balik selimut itu.

"Hiiks... Papii..." Suara Gun terdengar serak. Ia memang sedang radang sejak semalam. Badannya juga demam. Salahnya sendiri makan es krim ukuran jumbo sendirian di tengah cuaca dingin akibat musim hujan seperti ini.

"Sudah jangan menangis lagi Gun. Wajahmu jelek saat menangis."

"Eeuhhh Papii, Gun sedang lemas, jangan goda Gun." Gun hanya mampu memanyunkan bibirnya seperti anak kecil. Eh dia memang anak kecil si.

"Ya sudah, ayo makan lalu minum obat."

"Tapi tenggorokan Gun sakit. Susah buat menelan makanan."

"Buburnya sangat lembut Gun, seperti makanan bayi. Jadi tidak akan terlalu sulit untuk ditelan. Coba dulu yaa?"

"Eeuhh..." Gun ingin sekali menolak karena tenggorokannya memang benar-benar sakit. Tapi ia tidak ingin jadi anak nakal didepan sahabat kesayangannya itu.

"Euhh baiklah..."

Off pun menyuapkan satu sendok bubur ke mulut Gun. Gun mengunyahnya sebentar lalu menelannya pelan.

"Nah begitu, pintarnya Nong-ku." Puji Off sambil mengelus surai hitam Gun dengan lembut.

Seharian itu Off mengurus Gun, dari menyuapinya makan, memaksanya minum obat, dan menghibur Gun agar teralihkan dari sakitnya, seperti sekarang.

"Papii, kemarin Gun membeli buku baru bersama Mae. Bacakan untuk Gun ya?"

"Baiklah. Di mana bukunya?"

"Di atas meja belajar, Papii."

Off pun turun dari ranjang Gun dan mengambil sesuatu di atas meja belajar yang ia yakini sebagai buku yang dimaksud.

"Ini?"

Gun mengangguk lucu. Off pun kembali duduk di samping tubuh Gun.

"Putri Salju? Selera bukumu seperti anak kecil saja."

"Iihh, Gun kan memang masih kecil Papii." Yah memang, 15 tahun itu ukurannya masih kecil kan?

"Baiklah baiklah, kau memang sahabat kecilku yang lucu."

Jawab Off sambil menyentuh hidung Gun dengan telunjuknya.

"Sini, bacakan bukunya Papii"

Gun menepuk kasurnya, mengisyaratkan Off untuk berbaring.

Snow White's Final Kiss [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang