Chapter 5 - SWFK

852 117 17
                                    

Third person POV

Off terbangun dari tidurnya saat cahaya matahari menelisik masuk ke ruangan yang ia tempati. Perlahan ia membuka matanya dan merasakan sesuatu yang berat di dadanya. Sosok pria mungil yang sejak semalam memeluknya dengan erat terlihat mengistirahatkan kepalanya di atas dada bidang Off.

Off membelai lembut surai hitam Gun, menyingkirkan poni yang menghalangi matanya yang masih tertutup. Ingatan tentang kejadian semalam menyeruak kembali. Ia teringat dengan ucapannya dan perbuatannya yang terkesan "romantis".

Off kini berpikir kembali, kenapa kalimat itu bisa keluar dengan lancarnya dari mulut Off? Kenapa ia mencium kening Gun dengan sangat lembut seolah-olah Gun adalah hidupnya?

"Apa benar aku mencintaimu lebih dari sahabat, Gun?" Batin Off masih memandangi wajah damai Gun.

Tiba-tiba Off teringat ucapan ayahnya ketika ia mengatakan akan membawa Gun kembali ke Bangkok setelah ia berhasil menemukan Gun.

"Off, kau tahu kan Gun sudah tidak sama lagi? Sekali kau memutuskan untuk menjaganya, maka kau tidak boleh meninggalkannya sama sekali. Kau sangat tahu apa artinya itu, kan?"

"Pho tau sendiri aku tidak akan bisa meninggalkan Gun lagi. Aku benar-benar ingin menjaganya seumur hidupku, Pho."

Off bisa melihat ayahnya tersenyum tipis.

"Kau sungguh sesayang itu ya pada Gun?"

"Tentu saja Pho. Gun adalah sahabatku, sama seperti Mae dan Pho yang menyayangi orang tua Gun sebagai sahabat."

"Off, suatu saat kau akan sadar jika rasa sayangmu pada Gun itu berbeda dengan rasa sayang Pho dan Mae pada orang tua Gun."

"Berbeda bagaimana, Pho?"

"Entahlah, mungkin kau mencintainya lebih dari sahabat?"

"Pho! Kita berdua sama-sama pria jika pho lupa!"

"Kenapa memangnya? Cinta itu rasa antara dua manusia kan? Lagian Pho senang jika orang itu adalah Gun. Setidaknya Pho bisa menjaga Gun menggantikan Emma dan Porsche."

"Apakah mungkin kita bisa lebih dari sahabat Gun?" Tanya Off dalam hati.

Sosok mungil itu terlihat terbangun dari tidurnya. Ia menggeliatkan tubuhnya dengan lucu. Tidak ada yang berubah dari hal itu. Perlahan ia mengerjapkan matanya menyesuaikan pandangannya. Ia yang perlahan sadar dengan kejadian semalam dan posisi tidurnya saat ini pun seketika mendudukkan dirinya.

"Shit! Ini benar-benar memalukan!" Batin Gun.

Off terkekeh melihat tingkah Gun yang terkesan malu-malu itu.

"Karena kau sudah bangun, bagaimana kalau kita sarapan sekarang?" Ajak Off.

"Eung, terserah. Aku mau mandi dulu." Jawab Gun yang langsung berlari ke kamar mandi setelahnya.

Off memperhatikan Gun hingga tubuhnya menghilang di balik pintu kamar mandi dengan kekehan kecil. Sudah lama ia tidak melihat tingkah dan ekspresi Gun yang seperti itu. Ia pun lalu beranjak ke dapur untuk menyiapkan makanan.

Sedangkan di kamar mandi, sosok mungil itu masih mencoba menenangkan dirinya.

"Sial! Sial! Sial! Aku malu sekali!" Rutuk Gun sembari mengusap wajahnya dengan kasar.

"Kenapa aku jadi selemah ini sih di hadapan Off?!"

"DAN KENAPA JANTUNGKU BERDEBAR MEMBAYANGKAN AKU TIDUR SAMBIL MEMELUKNYA SEMALAMAN?!!" Kali ini Gun berbicara dengan suara tinggi dan ia yang tersadar akan hal itu pun langsung memukul mulutnya dan berharap Off tidak mendengar apapun.

Snow White's Final Kiss [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang