Demon's Side
"DD.." teriak Diandra mencoba memanggilku dan berusaha bangkit dari duduknya.
"Gaes sorry banget aku pamit yak. Kalian lanjut aja gath-nya. Sorry aku ngejar Demon dulu" sayup kudengar dia pamit ke teman-teman gathering-nya.
"DD.." dia sedikit berlari mengejarku.
*****
"O jadi kamu yang ngikutin dari pagi tadi?!!" kedua tanganku langsung merangsek kerah kaos orang yang berada di depanku. Entah kenapa aku sangat marah melihat mukanya lagi. Hampir saja bogem mentahku bersarang ke muka Wishnu bila tidak ditahan oleh Diandra yang tiba-tiba berlari dan berusaha menahan tanganku.
"Eh sabar bung, apa salah gue?" tanya Wishnu dengan suara yang sedikit gentar.
"Tenang bang, tenang... Ada masalah apa ini?" terdengar suara laki-laki lain yang ikut menahanku. Ternyata itu Bima yang tadi duduk bersama dengan Wishnu.
"Sekali lagi jawab yang bener!!! Kamu yang ngikutin dari tadi pagi?!!" aku tak menghiraukan Bima dan Diandra yang berusaha menahanku.
"bukan bang, gue kesini mau ketemu dia bang sumpah. Gue bahkan nggak tau kalo ada kalian juga disini," jawab Wishnu sambil berusaha melepaskan diri dari cengkeramku.
"beneran kok bang, dia kesini buat ketemu gue, sabar bang tenang dulu," imbuh Bima mencoba meyakinkanku.
Aku benar-benar hampir tak mampu mengendalikan emosiku kali ini. Entah kenapa aku merasa hampir meledak karena perasaanku sudah tak nyaman sedari pagi, bahkan sedari pulang dari Jogja. Beruntung masih ada Diandra dan Bima yang berusaha menghentikanku. Sebuah tarikan nafas panjang kuambil untuk terus berusaha meredam amarahku. Akhirnya kulepas cengkeraman tanganku dari kerah baju Wishnu ketika ku lihat beberapa security mendekat ke arah kami. Diandra terus saja memelukku dari belakang berusaha menenangkanku dan memperlambat pergerakanku ketika aku berdebat dengan Wishnu dan para security. Akhirnya aku melangkah pergi setelah sedikit berdebat dengan security yang merasa aku mengganggu pengunjung lain.
"Nggak usah nangis, ayo pulang,"
Kuusap mata basah Diandra lalu menggandengnya menuju basement. Aku tau dia sangat kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi, tapi jujur aku benar-benar tak mampu mengungkapkan segenap kecemasan dan pikiranku padanya. Terlebih ketika kulihat Wishnu duduk di ujung lain foodcourt tempat kami gath tadi. Entah kenapa aku langsung tersulut karena rasa cemasku karena merasa diikuti.
Ketika kami berjalan mendekat ke mobil, tak sengaja kulihat seseorang yang sepertinya tak asing buatku. Entah kenapa tiba-tiba banyak orang lama muncul hari ini. Tak kuhiraukan orang itu dan segera masuk ke dalam mobil. Tiba-tiba orang itu menghampiri Diandra sebelum dia masuk ke dalam mobil. Ternyata benar tebakanku. Itu adalah "G"... tapi kenapa dia bisa kenal Diandra? Kenapa mereka tampak begitu akrab? Sejenak tampak mereka saling menyentuh chocker yang mereka pakai sambil tersenyum. Aku sengaja tetap diam di dalam karena tidak ingin "G" tau kalau aku ada di situ.
Tak seberapa lama tampak "G" berpamitan lalu pergi menjauh dan Diandra pun masuk ke mobil. aku hanya melempar senyumku padanya lalu segera melajukan mobil keluar dari mall.
"Siapa tadi?" tanyaku tenang.
"oh itu tadi temen, kaget aja kok ketemu dia tadi terus ngobrol bentaran tadi," jawab Diandra sambil tangannya mencoba mengelus pahaku. Aku hanya tersenyum kecil sambil menganggukkan kepalaku.
Hari sudah gelap dan jam di dashboard menunjukkan pukul 7 malam lebih.
"Besok masuk siang kan?" tanyaku pada Diandra.
"Iya masuk siang, kenapa?" jawab Diandra yang disambung dengan pertanyaan.
"Malem ini nginep ditempatku ya, aku lagi males tidur sendiri," jawabku santai sambil bergegas melajukan mobil menuju kontrakanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon for Kirana (FINISHED)
RomanceProlog Kirana seperti merasa lelah menjalani kehidupan alternya. Dia seolah kehilangan rasa tentang jalur BDSM yang dulu dengan sangat antusias ingin dia geluti. Dia mulai merasa bahwa di sini bukan tempatnya. Dia pikir chemistry bisa dia bentuk sei...