Kirana's POV
"Ngapain bengong disitu?! Ayo masuk!" suara seseorang tadi mengembalikan kesadaranku untuk tidak mengikuti arah mobil Demon tadi berlalu.
Seseorang itu adalah Master Wishnu. Beliau adalah ex-masterku. Setidaknya dia telah memilikiku tepat enam bulan, sesuai kontrak. Kontrak kami berakhir sekitar hampir tiga bulan yang lalu. Mungkin karena aku telah terbiasa melakukan perintahnya, jadi tanpa berpikir panjang aku membuka pintu dan masuk bersama beliau. "Mas mau minum apa?" Kataku menawarkan setelah mempersilahkan beliau duduk."Kamu panggil apa aku barusan?? Mas? Oh.. karena kontrak kita sudah habis ya, jadinya aku bukan mastermu lagi? Okelahh... kebetulan sekali. Duduk sini... Aku nggak pengen minum. Aku pengen bicarain ini," kata beliau sembari mengeluarkan sebuah map. Meski tidak mau minum, aku tetap mengambilkan segelas air minum untuk beliau dan duduk di kursi lain.
"Apa ini?" Tanyaku tanpa menatap beliau sama sekali. Tanpa ekspresi. Terkesan sedikit jengah mungkin tepatnya.
"Buka dulu! Itu Kontrak baru kita. Aku mau kamu jadi slaveku lagi. Kali ini 24/7" jelas beliau dengan sedikit tegas.
Aku mulai membuka dan membaca asal-asalan. Isi kontraknya tidak jauh berbeda dari kontrak lama. Aku ragu. Jujur saja aku enggak memungkiri kalau Demon sudah mulai merambat masuk ke kepalaku beberapa waktu belakangan, meski belum tentu juga aku masuk kriteria sub yang di inginkan Demon. Master Wishnu sangat baik, tapi beliau sangat jarang memberiku aftercare. Sementara Demon dengan tulus memberiku pelukan untuk calm me down. Demon juga meng-evaluasi tentang apa yang dia lakukan dengan menanyakan bagaimana scene yang baru kami lakukan, remember? Dia juga dengan telaten mengobati setiap goresan yang dia buat. Aku Tahu terlalu naif Kalau melihat seseorang hanya dari pertama Kali scene dan beberapa kali meet up. Tapi hatiku, ragaku, jiwaku, dan pikiranku, seolah telah terikat dengan sosoknya. Poin terpenting adalah aku kurang memiliki chemistry dalam Dom-Sub relationshipku dengan Master Wishnu."Aku butuh waktu." Akhirnya kata itu yang keluar dari mulutku. Masih tanpa melihat beliau.
"Baiklah. 10hari cukup?" Tanya beliau.
"Cukup," jawabku singkat.
"Mobil tadi.."
"Cuma temen medsos," selaku memotong kalimat beliau.
"Temen medsos? Medsos yang mana lagi?Jam segini? Sepagi ini? Are you sure? " Tanya beliau menyelidik. Tidak ada jawaban dariku.
"terus Ini..?" Beliau memegang lengan kiriku yang terlihat ada sedikit memar dan ropemark yang sudah samar. Aku tetap diam tak mempedulikannya.
"Scene?" Lanjut beliau lagi mencoba menginterogasi.
"It's none of your business, Mas. Just not anymore" jawabku. Mulai mengangkat muka melihat beliau. Akhirnya untuk pertama kalinya aku berani mengatakan itu padanya.
"But I really care about you, Kii. Aku bisa ubah lagi kontraknya jika kamu lebih suka DDLG relationship"
Aku tak bergeming. Ruangan pun hening karena memang selama bersama beliau aku tidak pernah banyak berbicara. I was just doing orders over and over again.
Beliau akhirnya pamit. Beliau mengatakan akan datang lagi membicarakan mengenai kontrak tersebut minggu depan. Aku hanya mengiyakan tanpa punya gambaran apakah akan menyetujui dan menandatangani kontrak tersebut atau tidak. Aku masih sangat berharap pada Demon, tapi dinginnya dia pagi tadi membuatku mulai mempertanyakan. Mungkinkah Dia tidak menginginkanku? Apakah dia tidak tertarik padaku? Ah, sudahlah.
Aku hanya sibuk mengamati rope mark ku yang sudah sangat samar. Ahh aku bisa gila. Aku benar-benar tidak bisa menghapus sosok Demon dari kepalaku. Sesi demi sesi scene kami semalam juga seperti terekam jelas dan otomatis terputar kembali berulang-ulang setiap kali aku mencoba menutup mata.
Aku bangkit dari tempat tidurku dan kuambil ponsel di tasku. Aku ingin menyapa Demon. Tapi khawatir mengganggu meetingnya. Sampai ketika ada notifikasi pesan WhatsApp masuk, dari Bayu.
"Kii, off kan? Sibuk gak?
Aku gabut banget di rumah.
Nonton yok?" Isi pesan dari Bayu."Boleh deh.
Pilih jadwal agak sorean aja ya tapi?
Aku mau istirahat bentaaaar aja,
Gak bisa tidur nih semaleman" ya iyalah orang lu semalem scene sama Demon, bathinku. Kububuhkan stiker lucu di bawah chatku."Yaudah iya. Jam 4 ya aku jemput?"
Aku hanya mengirimkan sticker lucu lagi sebagai tanda OK.
"Dasar bocah, maen sticker mulu" balas Bayu. Ada sedikit sisi LG (Little Girl) kali di diriku, jawabku membathin. Hahahaha. Bayu mana tahu beginian kalau aku jawab seperti itu. Bayu kan vanilla.
"Iya iya maaf. 😜
Udah ya bobo dulu.
Sampe ketemu ntar sore" jawabku akhirnya."Dandan yang cantik biar aku ga malu. Hahahahaha."
"Apaan sih rese dasar 😂"
Akupun mencoba mengistirahatkan tubuhku sejenak. Kulakukan beberapa gerakan yoga ringan sebelum tidur agar bisa menikmati tidurku sebelum nanti dijemput Bayu.
Aku belum selesai berdandan saat suara motor Bayu sudah terdengar di depan kontrakanku. Aku cukup berdandan casual kali ini. Tebak! Bayu aneh-aneh nggak di dalam bioskop? Genggam tanganku misalnya? Atau bahkan curi-curi kesempatan buat nyium gitu? Kalau kalian nebak seperti itu, fix kalian ngeres. Haha. Nggak. Bayu nggak kayak gitu sama sekali. Pesan moral yang bisa aku ambil di sini : jangan terburu GR saat ada teman kerja ngajak kita nonton berdua. Lol.
Pulang nonton pun aku langsung dibonceng Bayu lagi. Pikirku dia akan langsung m ngantarku pulang. Ternyata dia berhenti di sebuah tempat.
"Kok berhenti di sini, Bay?" Tanyaku setelah Bayu berhenti di sebuah resto steak tak jauh dari mall tempat kami menonton."Terus maksudmu aku udah bawa anak orang dari sore sampe segini malem dan dibiarin aja kelaperan gitu? Ada-ada aja kamu. Dah, turun. Jangan terlalu nyaman meluknya" katanya memintaku turun dari motornya.
"Dihhh" kataku sambil menepuk punggungnya, masih dari atas motor.
"Mo dipeluk model gimana juga nggak bakal bikin kamu naksir" tambahku sambil turun dan menyerahkan helm ke Bayu.
"Yeee,, kamunya aja yang gak peka. Udah ahh ayo masuk. Laper" seru Bayu sambil merangkul bahuku.
[Segini aja dulu ya my lovely readers. Lagi butuh mood booster banget nih buat nulis. By the way, kalian bakal baper nggak sih kalau jadi Kirana? Bayu sebenernya suka nggak sih sama Kirana menurut kalian? Cuman nganggep temen deket aja kali ya?
Ehh mo tau nggak apa yang dipikirin Demon selepas nganter Kirana pagi itu yang trus ada Wishnu? Tungguin Demon's Eye bikin next chapternya yak?
Jangan lupa vote yak biar semangat terus ngelanjutin Demon for Kirana. Thank you]
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon for Kirana (FINISHED)
RomanceProlog Kirana seperti merasa lelah menjalani kehidupan alternya. Dia seolah kehilangan rasa tentang jalur BDSM yang dulu dengan sangat antusias ingin dia geluti. Dia mulai merasa bahwa di sini bukan tempatnya. Dia pikir chemistry bisa dia bentuk sei...