DD's Side
WARNING!
ADULT CONTENTPLEASE Skip chapter ini kalo dirasa ini bukan konsumsi yang layak untuk kalian yang belom cukup umur..
Be wise with what you're reading, yak..Kulihat jam tanganku, sekarang menunjukkan jam setengah sebelas malam. Sudah kudengar pemberitahuan dari dalam stasiun bahwa Sancaka sudah akan masuk ke stasiun. Aku berdiri di pintu penjemputan stasiun tugu bersama banyak orang lain yang juga menunggu kedatangan mereka yang ada dalam Sancaka. Handphoneku berdering. Kulihat nama Diandra muncul dalam notifnya.
"Aku udah sampe nih," kata Diandra.
"Aku nunggu di pintu keluar. Ikutin aja orang-orang yang turun, soalnya gak bisa masuk buat jemput."
"Oke," jawabnya singkat lalu menutup teleponnya. Tak sampai 10 menit sudah kulihat dia berjalan sambil celingukan mencariku.
"Gimana perjalanannya?" sapaku yang ternyata mengagetkannya. Begitu sibuknya dia melihat sekitar sampai-sampai tak sadar kalau aku sudah ada didekatnya. Kuraih koper merahku yang dibawanya dan menggandeng Diandra untuk menuju mobil kami di parkiran. Entah kenapa kali ini kurasa tangannya cukup erat mencengkeram tanganku.
"Gimana perjalanannya?" kembali kuulang pertanyaan itu begitu kami berdua masuk ke dalam mobil dan mulai keluar dari stasiun Tugu Yogyakarta. Entah kenapa sedaritadi Diandra hanya tersenyum dan terus memandangku tanpa sepatah katapun. Bahkan pertanyaanku pun masih juga tak terjawab.Kuberhentikan kendaraan kami di sebuah minimarket 24 jam di dekat hotel.
"Tolong beliin air mineral donk, sama sandwich buat aku sarapan besok," ujarku sambil memberikan kartu debit ke Diandra. Diandra tampak sedikit bingung melihatku menyodorkan kartu debit.
"Aku lagi ga ada cash soalnya... gesek aja ntar," jelasku. "Oh iya sekalian beli kondom deh terserah mau yang mana," sambungku lagi. Tiba-tiba Diandra nampak kaget dan melihatku sambil senyum tersipu."Kenapa?" tanyaku datar.
"Nggakpapa, bebas kan ini?"tanya Diandra sambil turun dari mobil dengan muka memerah.
"Iya terserah, sekalian beli yang kamu butuhin,"jawabku dari dalam mobil. Diandra bergegas masuk ke dalam Minimarket. Aku tersenyum ketika kulihat dia mendekat ke kasir dan mulai menunjuk-nunjuk rak kondom yang ada di belakang meja kasir. begitu selesai membayar dia langsung lari masuk ke dalam mobil lalu berteriak
"Aku maluuuuuuu," teriaknya dengan muka memerah dan tertawa. Aku hanya tersenyum lalu melanjutkan perjalanan kami menuju hotel.Begitu sampai hotel kami langsung bergegas menuju kamar. Di dalam lift giliran Diandra yang meraih telapak tanganku lalu menggenggamnya. Disandarkan kepalanya ke tanganku sambil tersenyum. Kutarik tangannya begitu pintu lift terbuka dan melangkah menuju kamar kami.
"Bagus ya kamarnya," ucap Diandra begitu dia membuka pintu balkon.
"Lumayan beruntung bisa dapet city view. Bisa liat gemerlap lampu di malam hari," jawabku sambil membuka baju lalu masuk ke kamarmandi untuk mencuci muka. Begitu aku keluar dari kamarmandi kulihat Diandra sudah duduk diatas tempat tidur sambil memegang remote tv entah channel apa yang dia cari.
Kuambil tas belanjaan dari minimarket tadi dan meletakkan air mineral dan makanan di meja. Di dalam tas plastik masih ada deodorant yang dibeli Diandra dan kondom.
"Deodorant ama kondom aku taruh disini ya, biar kalo butuh gampang nyarinya, ujarku sambil menaruh kedua benda itu di bawah meja lampu sebelah tempat tidur. Diandra kembali tersenyum dengan muka yang memerah. Entah kenapa sedari awal tadi aku menjemputnya, Diandra selalu tersenyum padaku. Kurebahkan tubuhku di sebelah Diandra yang masih memperhatikanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon for Kirana (FINISHED)
RomansaProlog Kirana seperti merasa lelah menjalani kehidupan alternya. Dia seolah kehilangan rasa tentang jalur BDSM yang dulu dengan sangat antusias ingin dia geluti. Dia mulai merasa bahwa di sini bukan tempatnya. Dia pikir chemistry bisa dia bentuk sei...