DD'S SIDE
Akhirnya setelah seminggu tanpa alat komunikasi apapun, aku kembali menjejakkan kakiku di Surabaya. Sial memang karena terburu-buru, handphoneku tertinggal di mobil yang kuparkirkan di bandara. Tapi sisi positifnya aku bisa fokus menyelesaikan pekerjaan yang ada di Samarinda. Sialnya lagi koneksi internet di kantor cabang sana gangguan berhari-hari hingga untuk bermain medsos pun tak bisa kulakukan. Sebagai gantinya aku malah bisa menikmati hari-hari dengan membaur bersama warga sekitar proyek dan bahkan sempat ikut berburu ular yang memakan korban di sekitar proyek.
Kutemukan handphoneku tergeletak di dalam mobil dekat dengan persneling. Beruntung tak ada orang yang iseng memecah kaca dan mengambilnya selama mobil ini di bandara. Biasanya Marsha yang selalu membawa mobil ini kalau aku keluar kota tanpa membawa kendaraan.
Begitu keluar dari parkiran, kulajukan mobilku menuju ke sebuah mall. Tujuan pertamaku kali ini adalah untuk berbelanja di supermarketnya karena stok makanan di kontrakan sudah kosong. Karena handphoneku yang mati kehabisan baterai setelah seminggu tertinggal, aku belum bisa memberi kabar ke siapapun kalau aku sudah ada di Surabaya lagi. Gimana ya kabar Diandra? Seminggu tanpa kabar apakah dia akan marah kepadaku? Semoga dia bisa memaklumi alasanku... toh dia harusnya sudah membaca pesanku kalau aku berangkat ke Samarinda... harusnya... setidaknya aku ingin istirahat dulu hari ini.
Kubuka retsleting belakang ranselku lalu kuambil choker Diandra yang ada di dalamnya. Seharusnya kuberikan ini padanya sebelum aku berangkat ke bandara kemarin, bahkan mungkin seharusnya mobil ini dia yang bawa andai saja aku masih sempat menemuinya. Tapi pada akhirnya choker ini yang menemaniku di Samarinda. Ku kantongi choker itu begitu aku memasuki parkiran mall.
Kutinggalkan ranselku dalam mobil setelah mengambil dompet dan bergegas berjalan menuju lift. Aku ingin berjalan-jalan sebentar di dalam mall sebelum menuju supermarket. Dari dalam lift aku bisa melihat sekitar karena dindingnya kaca. Tiba-tiba saja mataku tertuju pada seseorang yang ada di luar sana. Orang itu Nampak sangat familiar untukku. Aku sampai harus keluar begitu pintu lift terbuka hanya untuk memastikan siapa itu.
Aku tak salah lihat... itu Diandra... dan dia menggandeng seorang laki-laki yang aku sendiri pun belum pernah melihatnya. Aku terus memandangi mereka dari jauh untuk memastikan ke arah mana mereka pergi.Marah? Ya sejujurnya aku marah melihat pemandangan itu tapi masih berusaha ku
tahan amarah itu. Aku belum tau siapa lelaki itu dan apa tujuan mereka kemari. Bisa saja laki-laki itu saudara dari Diandra mungkin? aku masih saja terus berusaha berpikir positif. Seminggu tanpa komunikasi memang bisa merubah banyak hal kan? Dan berkaca dari ledakan amarahku tempo hari yang membuat ricuh di foodcourt, lebih baik aku berusaha menahan amarahku kali ini.Aku mulai melangkah perlahan ketika kupastikan mereka duduk di foodcourt untuk memesan makanan. Kulihat mereka sudah begitu akrab dan bercanda layaknya orang yang sedang kasmaran. Kurogoh kantung celanaku dan mengambil choker yang tadi kukantongi. Segenap pikiranku bergejolak, berperang dan saling melawan. Aku terus mendekat dan sepertinya memang mereka tak memperhatikan keberadaanku.
Brukk
Kujatuhkan chocker milik Diandra tepat dihadapannya. Suara metal yang beradu dengan meja cukup mengagetkan mereka berdua.
"Kamu lupa chockermu... Ketinggalan di kontrakan" Ujarku sambil menatapnya tajam.
Mereka tampak kaget dengan kedatanganku. Tak ada lagi yang kuucapkan untuk mereka jadi aku melangkah pergi menjauh meninggalkan Diandra dan lelaki barunya. Aku langsung turun menuju basement dan melupakan keinginanku untuk belanja. Aku segera keluar dari mall itu dan tancap gas menuju kontrakan.
Moodku menjadi sangat amburadul kali ini. Aku masih berusaha melawan segenap pikiran negatifku tentang apa yang kulihat barusan. Awalnya aku ingin memberikan kejutan dengan kedatanganku dari Samarinda tapi nyatanya aku sendiri yang terkejut melihat Diandra digandeng laki-laki lain di hadapanku. Kulibas jalanan kota dengan emosi. Beberapa kali kupencet klakson saat ada yang mengganggu jalanku. Bahkan sapaan dari satpam kompleks pun kutanggapi dengan ketus.
Sore ini kuhabiskan sendirian dan hanya ditemani dengan beberapa botol minuman beralkohol yang masih tersisa di kontrakan untuk melampiaskan semua kekesalanku. Hanya Je yang kuberi kabar tentang kedatanganku kali ini... bahkan Marsha pun tidak. Aku masih enggan berurusan dengan siapapun kali ini.
Akhirnya kurebahkan tubuhku ketika aku mulai merasa mabuk. Aku masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi hari ini. Haruskah aku berhenti? Kenapa Diandra jadi sama saja dengan Nad? Menggandeng lelaki lain ketika jarak memisahkan kami... apakah aku hanya sekedar pemuas untuknya? Apakah aku harus benar-benar berhenti dan pergi? Toh dia tak merasa kehilangan... mengejarku pun tidak.
Kulihat jam di handphone sudah menunjukkan lebih dari tengah malam. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari Je. Kubiarkan handphone itu bordering hingga berkali-kali. Aku masih enggan untuk berbicara dengan siapapun. Mungkin karena bosan tak kunjung diangkat, akhirnya Je berhenti meneleponku. Entah berapa menit berselang, ada suara pesan masuk. Ternyata masih dari Je. Ada tautan foto yang dia kirim. Entah kenapa aku merasa penasaran dengan apa yang dia kirim dan akhirnya ku buka pesan dari Je. Ada 5 foto yang dikirim oleh Je. Foto kerumunan orang melantai di sebuah club. Kucoba fokuskan mataku... itu Diandra!!!
'Itu cewe lu bukan brotha?'
Sepotong pesan yang terselip diantara foto-foto tersebut.Kujawab dengan satu kata "iya" tanpa embel-embel apapun.
Tak lama berselang setelah pesanku terkirim, Je meneleponku. Akhirnya kuangkat telepon dari Je walaupun aku enggan.
"Sini sekarang!!! Cewe lu jackpot ini!!" suara Je dengan nada tinggi. Aku yang terkejut dengan suara Je, langsung beranjak dari ranjangku."Kamu dimana?! Sharelock!! Aku otw sekarang" kumatikan telepon lalu menyambar kunci mobil dan bergegas menyusul Je.
Kupacu mobilku tanpa mempedulikan para pengguna jalan lain. Entah kenapa kali ini aku merasa cemas. Di foto tadi jelas-jelas bukan lelaki yang tadi siang bersama Diandra. Dan lelaki itu tampak dengan nikmatnya menggerayangi tubuhnya. Tak sampai 20 menit aku sudah sampai di lokasi yang di share oleh Je. Di luar aku sudah ditunggu oleh anak buah Je. Aku segera bergegas lari masuk mencari Je dan Diandra.
Aku melihat Diandra terduduk di Sofa dan ada Je di sana. Aku reflek menyentuh pergelangan tangannya untuk memastikan denyut nadinya lalu berusaha menyadarkannya dengan menepuk-nepuk perlahan pipinya.
"ini kenapa Je? Siapa yang bikin dia kaya gini?!" suaraku meninggi terbalut rasa cemas.
"Sabar Brotha... dia cuma mabuk ini. Tuh sampai bikin kotor di sana karena muntah-muntah," ujar Je sambil menunjuk arah tengah.
"Setauku dia nggak pernah mabuk kaya gini lho, siapa yang ajak dia kesini?""kemaren dia juga mabuk begini kok, sama laki-laki yang tadinya gue pikir itu elu brotha, ternyata bukan. Kali ini dia datang sendiri kok."
"Lalu dia tadi joget sama siapa?!" aku masih sedikit emosi.
"Lu pasti tau dia siapa, liat yang bener sekali lagi..." jawab Je sembari tersenyum sinis.
"kan dia yang nyerobot mantanmu,"imbuh Je.
Kubuka lagi foto yang dikirim oleh Je.
"Fuck!!!! Anjing!!! Mana dia sekarang?!!!" aku berdiri dan mencoba menyisir sekeliling tempat itu dengan mataku berusaha mencari orang itu tapi ditahan oleh Je.
"Sabar brotha, dia tadi langsung kabur waktu cewe lu ambruk di tengah tadi... udah tenang dulu sekarang," Je mencoba menenangkanku dan menarikku untuk kembali duduk.
Aku menarik napas panjang berusaha menahan emosiku dan kembali duduk. Kulihat Diandra yang terkulai tak berdaya disebelahku.
"mendingan sekarang bawa cewe lu pulang biar dia bisa istirahat. Amanin dulu lah pokoknya," lanjut Je lagi.Aku mengangguk dan segera menggendong Diandra dan berjalan keluar dari tempat itu. Je mengantarku sampai ke parkiran dan ketika aku berpamitan, dia berkata padaku...
"orang itu juga baru gue awasin, jaga baik-baik cewe lu..."
[Maleeemm para readerku. Tadi sore dapet kiriman ini dari Demon, wkwkwkw.. akhirnya harapan kalian buat dapet cerita dari POV Demon kesampaian yak? 😅
Semoga bisa mengobati penasaran kalian. Semoga kalian masih suka sama story nya. Enjoy.. and jan lupa plis vomeeent 🤩😝
Tapi teteeuupp.. akutu masih seubeeeuuull sama Demooonn]
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon for Kirana (FINISHED)
RomanceProlog Kirana seperti merasa lelah menjalani kehidupan alternya. Dia seolah kehilangan rasa tentang jalur BDSM yang dulu dengan sangat antusias ingin dia geluti. Dia mulai merasa bahwa di sini bukan tempatnya. Dia pikir chemistry bisa dia bentuk sei...