15. bring the pain

279 22 0
                                    

.
.
.

Setelah kejadian di hari itu Jimin telah memaafkan juga mengikhlaskan kejadian yang telah menimpanya dari mulai memaafkan orang orang yang terlibat dan memaafkan dirinya sendiri juga mengikhlaskan kepergian bayinya.

Bunda dan ayah Jungkook juga sudah mengetahui bahwa Jimin mendapatkan kembali ingatannya lantas saja mereka berdua senang juga sedih di saat yang bersamaan.

Sudah lima hari terlewati oleh Jimin di rumah jungkook hari harinya ia pakai untuk membantu seokjin atau pun bunda Jungkook di dapur, atau menyiram tanaman di halaman belakang. Lima hari ia habiskan berdiam diri di rumah.

Sedangkan Jungkook terkadang pergi meninggalkan Jimin ikut ke kantor bersama sang ayah mengurusi perusahaan yang akan di teruskan kepadanya. Sedangkan namjoon sudah mempunyai galeri atau seperti pameran lukisan yang ia bangun sendiri.

Hari ini hari Sabtu sore semua keluarga jeon di tambah dengan Jimin sedang berada di ruang keluarga sedang berkumpul dan bercanda sambil mengobrol.

Jimin rasanya seperti sedang berkunjung ke rumah mertuanya haha kini kehangatan melingkupi hati Jimin dan dirinya sudah tidak lagi bermimpi tentang akan hal hal yang mengerikan seperti sebelumnya. Singkatnya ia sudah sembuh.

Mensyukuri atas kesembuhannya pikirannya tidak perlu lagi memikirkan hal hal yang akan menyakiti kepalanya atau dirinya kini ia akan mulai melangkah ke depan menata kembali masa depannya.

"Jadi Jimin dan Jungkook kapan kalian akan mengesahkan hubungan kalian? Maksud ayah Jungkook kapan akan melamar dan menikahi Jimin?"

Kini atensi sang ayah juga orang yang berada di ruang keluarga itu mengarah kepada pasangan yang sedang duduk bersebelahan.

"Jungkook ingin secepatnya yah, entah Jimin kamu bagaimana?"

"Umm... Mungkin untuk lamaran bisa di percepat tapi untuk pernikahan bisa aku menyelesaikan dulu skripsi ku?"

"Jimin ayolah jangan buat aku menunggu lagi, kau tahu itu sangat menyiksa" candanya pada Jimin.

Jimin ingin menyelesaikan dulu tugas akhirnya agar bisa menikah dengan Jungkook dengan santai dan aman tanpa memikirkan lagi pendidikan.

"Tapi Jimin bagaimana dengan kedua orang tua mu?" Kini sang bunda Jungkook berbicara mengenai orang tua Jimin.

Ah jika mengingat orang tua nya Jimin jadi merasa bersalah karna tidak memberi tahu jika ia sedang ada di Busan juga ia masih marah dengan mereka karna menyembunyikan kebenaran yang seharusnya dia tahu.

"Jimin jangan bilang kau ke sini tidak memberi tahu kedua orang tua mu?"

Skak Jimin terdiam akan pertanyaan sang Kaka sepupunya. Ia membeku seketika. Jungkook juga hanya terdiam tak ingin salah bicara nanti nya.

Jimin masih terdiam hingga akhirnya ia menganggukkan kepalanya.

"Maaf bunda ayah Jimin pergi ke sini tidak memberi tahu mereka, jika Jimin memberi tahu mereka Jimin yakin mereka tidak akan membolehkan Jimin"

Bunda Jungkook menggeser duduknya menjadi di depan Jimin dan memegang tangan Jimin.

"Jimin dengar bunda meminta mu besok untuk menghubungi orang tua mu dan katakan yang sejujurnya kepada mereka bahwa kau sedang berada di Busan. Katakan pada mereka kau pergi berkunjung ke rumah bunda. Mamah Jimin mungkin akan sedikit mengerti"

"Ta-tapi dengan papah... Jimin takut papah akan marah juga memisahkan Jimin lagi dengan Jungkook"

"Jimin bunda yakin jika Jimin menjelaskan ditail nya juga dengan kata yang bisa meyakinkan papah Jimin, papah Jimin akan bisa mengerti nanti nya juga bisa luluh dan tak akan memisahkan kalian lagi"

Lost A Star☆ [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang