[Epilog] • My Everything

262 18 2
                                    


You're my everything
그대의 낮과 밤을 지켜 주고 싶어 나
내게 기적이란 너야
볼 수 있기를 내 안에 어느새 번진 그대란 선물
You're my night and day
기다리고 있어 이 거리 널 다시 그리며
-My Everything, NCT U-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kenangan masa lalu yang buruk harus dilupakan, itu kata papa dulu. Namun sekuat apapun aku mau menghapus kenangan itu, kenangan itu justru selalu teringat. Seakan memberi tahu,

"Kau pernah ada di fase ini. Jangan karena kamu sudah bahagia kamu lupa prosesnya."

Ketika aku pindah ke Toronto, bayang bayang Korea tidak pernah meninggalkanku. Selalu saja aku teringat tentang kenangan disana. Membuatku rindu. Menelfon? Selisih waktu Seoul dan Toronto saja 14 jam. Mereka sudah tidur, aku baru bangun. Ya, meski Jisung sering berkunjung, ya karena anak itu ternyata keluarganya adalah konglomerat, tapi aku tetap rindu. Rindu pada Jeno lebih tepatnya. Padahal aku dulu bisa 15 tahun tanpanya, kenapa sekarang susah sekali?

Ya mau bagaimana lagi? Aku tidak pulang ke Seoul sama sekali, tapi aku masih punya alasan. Aku ingin mengejar mimpiku lebih cepat. Ya, beruntung karena otakku bisa dibilang jenius- keturunan papa, aku bisa lulus lebih cepat prediksi. Aku bisa meninggalkan Toronto duluan daripada teman teman sejurusanku. Tapi kalau boleh jujur, ada satu alasan lain kenapa aku ingin menyelesaikan studiku lebih cepat.

Moon Kevin dan Osaki Shotaro.

Mereka lulus 2 tahun lebih cepat dariku. Memang mereka masih menemaniku selama 6 bulan setelah mereka lulus. Tapi setelah itu Shotaro benar benar harus kembali ke Jepang. Kevin juga seringnya bolak balik Toronto-Vancouver demi menemaniku. Dan aku kurang nyaman dengan itu. Jadilah aku menyuruhnya kembali ke Vancouver dan jangan ke Toronto sesering sebelumnya. Dan benar dia menurutiku, dia mengunjungiku satu bulan dua kali. Dan aku mengunjunginya satu bulan sekali. Bahkan aku berteman baik dengan orang tuanya. Shotaro mungkin tidak sesering Kevin, dia berkunjung biasanya empat bulan sekali. Tapi tidak apa apa, anak itu menggemaskan, jadi dimaafkan.

Dua orang itu yang menemaniku selama disana. Mereka satu satunya yang kupunya. Papa Yunho sering bekerja bahkan lembur, mama Jess lebih sering di butik, ya walau saat weekend kita berkumpul. Taeil hyung? Dia kembali Korea saat dirasa aku sudah sehat lagi.

Aku kesepian disana, dan keduanya bersedia menemaniku.

___

Malam ini kita tidur berdua, aku dan Jeno. Ya atas permintaan Jeno sendiri. Katanya sudah lama kita tidak tidur bersama, dia rindu. Dan ya.. aku juga.

Rumah sepi. Padahal dulu walau sudah malam, pasti ada mama, atau papa dengan Mark hyung. Walau seringnya suara mama mengambil minum didapur. Terkadang suara ketikan laptop papa dan Mark hyung, mengajari mengurus perusahaan mungkin? Padahal akhirnya perusahaan itu diwariskan ke Jeno, dan Mark hyung memilih menjadi arsitek.

Aku dan Jeno tidur bersebelahan. Dia memunggungiku, sementara pandanganku tertuju pada atap kamarnya. Belum bisa tidur. Di Kanada, ini masih siang. Jeno sendiri sepertinya masih tidur. Inginnya sih menge chat Kevin, tapi sepertinya anak tidur. Shotaro? Pasti sudah tidur, ingat anak itu salah satu manusia termalas, tapi terajin yang pernah kutemui.

"Tidur, ga usah ngelamun." Aku menoleh pada Jeno. Setengah tidur ternyata. "Jen, lo udah tidur?" Tanyaku. Jeno hanya menggeleng, meski dia memunggungiku, tapi bisa dilihat kepalanya menggeleng. Lalu perlahan dia berbalik ke arahku. "Lo kenapa belom tidur?" Tanyanya. "Belom jadwal gue tidur." Balasku santai. "Emang lo tidur jam berapa?"

Jumeaux • njm ft. ljn ✓Where stories live. Discover now