Na Jaemin. Pemuda itu hanya diam memandangi sosok sosok pengisi hidupnya.
"Aish, jadi ini rasanya memandang tubuhmu sendiri terbaring lemah?? Aneh"
Satu hari berlalu. Tidak ada yang berubah. Hanya saja Mark yang dapat melihat Jaemin, jadi Jaemin tidak sendirian. Seperti saat ini, Mark yang sedang menahan ketawanya mendengar semua gerutuan Jaemin. Hingga akhirnya ia memilih keluar, karena tidak tahan.
Oh btw, mereka sebelumnya ada di kamar rawat Jaemin. Jaemin juga ikut keluar, karena ia pikir, agak membosankan hanya melihat 4 orang yang sedang memandangi tubuh lemahnya. Lebih baik ia mengobrol dengan Mark.
"Bagaimana rasanya?" Tanya Mark. Sekarang, mereka ada di dalam mobil Mark. Ya, agar bisa mengobrol leluasa, tanpa orang lain tahu. "Ya begitu hyung.. ada tidak nyamannya. Aneh, memandangi orang yang sedang memandangi tubuhmu. Namun aku bisa berteriak sebebas mungkin kan?" jawab Jaemin. "Teriak lah sepuasmu. Hanya aku dan beberapa orang spesial yang bisa mendengarnya. Luapkan saja" ujar Mark memberi saran. Jaemin hanya mengangguk. "Hyung! Ayo jalan! Kita sangat jarang jalan berdua" ajak Jaemin tiba tiba. "Kalau kau lupa kau itu sedang ada di dunia lain, Na. Apa kata orang jika mereka melihatku berbicara sendiri? Mending disini, atau in my bedroom " Jaemin hanya mengerucutkan bibirnya lucu.
"Astaga aku lupa!"
"Hyung! Mengagetkan saja! Kenapa?"
"Aku ada kelas!"
"Ya sudah sana pergi! Kenapa masih disini?"
"Kau bagaimana?"
Jaemin tersenyum, senyuman yang menghangatkan. "Jangan pikirkan aku hyung, pelajaranmu lebih penting. Aku duluan. Sampai bertemu lagi" ujar Jaemin, lalu pergi dari hadapan Mark.
Ia hanya memandang bagaimana Mark menjalankan mobilnya meninggalkan rumah sakit. Hingga bahunya ditepuk oleh seseorang. Ia menoleh. Mendapati sosok yang sama dengannya. "Hai? Kau sepertinya belum mati. Tubuhmu masih ada hangatnya. Apa yang terjadi? Koma?" Jaemin memandangnya kebingungan. "Ahh maaf, seharusnya aku memperkenalkan diri dahulu. Aku Jung Sungchan, sudah disini dari tahun lalu" ujarnya memperkenalkan diri. "Kau.. sudah meninggal?" Tanya Jaemin hati hati. "Aku koma menahun. Terlibat kecelakaan besar saat aku sedang otw untuk operasi ginjal dan hati" jawab Sungchan tenang. "Aku Na Jaemin. Baru disini.. sejak kemarin? Aku juga kecelakaan, jantungku lemah" balas Jaemin.
"Kau kelahiran berapa? Sepertinya aku lebih muda darimu"
"20xx"
"Ah harusnya aku memanggilmu hyung! Baiklah, hyung, kau mau ku tunjukkan senangnya menjadi sosok seperti kita sekarang!"
Karena Sungchan, Jaemin merasa hidup lagi. Sungchan benar benar menunjukkan sisi bahagianya, menjadi sosok yang ada di alam lain. Sekarang yang Jaemin harapkan adalah, Sungchan yang mau berjuang, dan dirinya yang mau berjuang, agar keduanya bisa membawa kebahagiaan ini ke dunia nyata.
"Yak! Sungchan! Jangan lari terlalu cepat!!"
"Hyung saja yang lambat!"
Jaemin merasa dejavu. Dulu, Sungchan adalah Jisung. Dulu, Sungchan adalah dirinya, dan ia adalah Jeno.
"Yak! Park Jisung! Jangan lari terlalu cepat!!"
"Hyung sana yang lambat!"
"Jenoo jangan cepat cepat!!"
"Ayo Naa, kau saja yang lambat!"
Jaemin tersenyum. "Hyung kau kenapa senyum senyum sendiri?" Tanya Sungchan. "Tidak apa apa.. hanya.. dejavu?" jawab Jaemin. "Hyung, aku boleh cerita tidak?" Tanya Sungchan yang dibalas anggukan Jaemin. "Ayo ke ruangan ku dulu"
YOU ARE READING
Jumeaux • njm ft. ljn ✓
FanfictionJumeaux一 (adjective) ; said of children born from the same childbirth Jeno, sang kakak yang hidup bahagia melupakan sosok adik kembarnya. Jaemin, sang adik yang melalui banyak hal untuk bertahan hidup, sembari menunggu sang kakak untuk menjemputnya...