15. You Are The Key

298 22 0
                                    

"Jaemin?"

"Huh?"

Jaemin menoleh ke arah dimana seseorang memanggil namanya. Seorang laki laki dewasa tinggi dan tampan tengah memandanginya dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. "A-anda siapa..?" Tanya Jaemin, gugup. Orang didepannya familiar. Ia merutuki dirinya yang tidak bisa mengingat orang itu. "Aku ayah kandungmu yang sudah meninggal, Na Goongmin" ujar Goongmin menghampiri Jaemin. "A-ayah..?" Tanya Jaemin memastikan lagi. "T-tapi-" ucapan Jaemin terpotong.

"Lihat sekitarmu, ini dimana"

Jaemin baru sadar, ini bukan ruangan rumah sakit. Ini seperti.. kamar? "Ini.. dimana?" Tanya Jaemin akhirnya. "Ayah sudah menepati janji untuk berkunjung, apalagi yang kamu mau, hm?" Tanya Goongmin menghiraukan pertanyaan Jaemin. "Tolong.. aku ingin ingat semuanya" lirih Jaemin.

"Kau mau ingat semuanya? Meminta bantuan orang lain pun pasti ditolak. Tidak ada yang benar benar mengerti keadaanmu, Jaemin"

"L-lalu?"

"Tanya dia, meski kau tidak mengenalnya dengan baik, dia selalu ada, tapi tidak terlihat olehmu. Dia menjaga mu, meski dia tidak bisa apa apa"

"Siapa?"

Goongmin hanya tersenyum. "Kim Eunyoon一




"Salah satu bagian masa kecilmu yang kau lupakan"

"Kim Eunyoon?"

"Kau yakin ingin mengingat masa lalumu? Masa lalumu kelam, kau berjuang banyak. Sementara kini, kau bebas dan bahagia"

"Aku tidak peduli.. ijinkan aku ingat semuanya"

___

Jaemin terbangun. Ia melirik jam di dinding.

04.48

Sudah pagi. Dan ruangannya kosong. Kepalanya mendadak sakit. Ia merintih, tapi tidak ada yang mendengarnya. Ia hanya memegangi kepalanya, dan lama lama pernafasannya sesak. Ia mencoba meraih tombol, tapi tidak bisa. Hingga beberapa menit kemudian, seseorang masuk. Mark.

"Jaemin? Jaemin sebentar!"

Ia buru buru menekan tombol, lalu beberapa saat kemudian Taeil datang. Ia memilih keluar. "Apa yang terjadi? Kenapa dia bisa seperti itu?" Tanya Mark pada sosok di sampingnya. "Paman datang dalam mimpinya. Menceritakan.. ia harus bertemu denganku, agar ia bisa mengingat masa lalunya"

"Apa hubunganmu dengan Jaemin?"

"Salah satu penyebab semua ini terjadi bukan padaku. Tapi seseorang yang dendam, Mark"

"Noona? Jawab pertanyaanku"

"Kau akan tahu Mark, untuk saat ini tidak"

Eunyoon meninggalkan Mark yang sedang mencerna situasi. "Noona.. apa yang kau tahu dengan paman Goongmin..?"

"Mark?"

"Eoh, Taeil hyung, bagaimana dengan Jaemin?" Tanya Mark sadar Taeil sudah keluar dari ruangan Jaemin. "Sepertinya otaknya masih belum bisa dipaksa untuk mengingat. Masih belum berdampak, setelah ini akan kuberi obat agar tidak sakit.. jaga jaga ia kembali memaksa diri" Mark mengangguk, lalu masuk ke dalam ruangannya Jaemin. Disana ia melihat Jaemin dengan mata terbuka, entah memikirkan apa. "Na.. jangan terlalu dipaksa oke? Setidaknya jangan sekarang.. tunggu saja, hm? Kondisimu lagi lemah"

"Hyung.."

"Kenapa tidak tidur hm?"

"Tidak bisa hyung.. temani.. hyung tidak ada kelas, kan?" Mark hanya tertawa kecil melihat Jaemin yang manja seperti ini. Dulu, mana ada Jaemin manja seperti ini. Kadang pekerjaan rumah saja dilakukan sendiri. "Hyung.. hyung ada kelas? Kok tadi bisa kesini?" Tanya Jaemin akhirnya. Mark tersenyum kecut. Ia hampir lupa dihadapannya ini Jaemin yang tidak tahu apa apa. Termasuk kemampuannya itu. "Entah, hyung hanya ingin berkunjung.." lirih Mark. Jaemin hanya berdeham. Hingga beberapa menit kemudian, Mark tidak merasakan pergerakan dari Jaemin. Ia meliriknya.

Jumeaux • njm ft. ljn ✓Where stories live. Discover now