"Saya minta maaf sebesar besarnya atas apa yang dilakukan keluarga saya, terlebih ayah saya Hwang Chun Taek dan saudari kembar saya, Hwang Yeji."
Semua terlihat kaget dengan kehadiran Hyunjin. Ia tiba tiba muncul di kediaman Lee, lalu membungkuk 90 derajat di hadapan mereka sambil meminta maaf.
"Hukum saya sepuasnya, tidak apa apa, jatuhi hukuman mati pada ayah saya dan saudari saya. Tidak masalah, keduanya memang saya akui sudah melebihi batas." Ujarnya masih membungkuk, terlihat juga bahunya mulai gemetar. Ia menangis.
Jeno baru saja ingin membuka mulut, tapi tidak jadi begitu salah satu dari mereka menghampiri Hyunjin.
Mark yang pertama menghampirinya, memeluknya dengan kasih sayang. "Tidak apa apa. Terima kasih sudah meminta maaf. Ini bukan sepenuhnya salahmu, soal ayah dan saudarimu, kita lihat nanti." Ujarnya masih memeluk Hyunjin. Semua orang masih diam. Mereka terlampau terkejut. Hingga Donghae dan Yunho, menghampiri keduanya. Mark langsung melepas pelukannya dan berdiri disamping Hyunjin, mengusap punggungnya. "Paman Yunho, papa Donghae, maafkan saja Hyunjin. Dia tidak tahu apa apa. Bahkan dia sudah pernah meminta maaf secara pribadi ke Jaemin dulu. Dan.. mungkin Jeno juga."
Jeno yang merasa disebutpun mendongak. "Hyung tau darimana?" Tanyanya. Mark hanya tersenyum sambil mengisyaratkan diam.
"Kau tahu alasan ayahmu?" Tanya Yunho. "D-dia-"
"Maaf memotong, kemarin saat di pengadilan, Mark sempat melihat bukti bukti yang diserahkan Jaemin. Yang bisa disimpulkan adalah, karena ia takut bisnis nya tersaing oleh paman Na, dan dendam masa lalu akibat err.. love?" Ucapan Hyunjin terpotong oleh Mark. Ia tidak bohong, ia kemarin sempat melihat bukti bukti yang diserahkan Jaemin, saat Jaehyun sibuk dengan kepolisian.
Donghae menatap Mark, menyiratkan biar Hyunjin yang mengatakannya sendiri. Mark hanya berdeham, "Sorry dad" . Hyunjin masih diam. "Ayah saya adalah mantan kekasih ibu Jeno dan Jaemin. Beliau pikir, ayah Jeno dan Jaemin yang mengambil nyonya Im, tapi dari ibu, ibu berkata nyonya Im yang tidak tahan dengan ayah." Ujarnya. Donghae kini menatap Yoona yang masih terdiam dengan pandangan kosong. "Yoona, benar?" Tanya Yunho. Yoona hanya mengangguk. Jaehyun yang semula menunduk mendongak menatap Yoona. "Kalau begitu, kalian berdua harus siap menjadi saksi di sidang besok." Ujarnya memecah keheningan. Yoona langsung menengok pada Jaehyun.
"Bibi ada kaitan dengan masa lalu Chuntaek-ssi, dimana inti permasalahan ini adalah karena dendam masa lalu dan soal bisnis." Jelas Jaehyun. Yoona hanya mengangguk.
"Saya siap."
"Terima kasih, nak. Keluarga Hwang terlalu berharga untukmu."
"Terima kasih-"
"MAMA! JAEMIN DROP!"
___
Semua panik kala Mark tiba tiba berteriak mengatakan Jaemin drop. Mark sendiri sepertinya lebih panik. Bagaimana tidak, dirinya tiba tiba dichat oleh Taeil, mengatakan Jaemin drop. Selama perjalanan, dirinya tidak fokus dan terus berspekulasi hal hal buruk.
"Taeil hyung, Jaemin bagaimana? Drop seperti apa?" Tanya Jaehyun begitu melihat Taeil yang keluar dari ruangan Jaemin.
"Tiba tiba dia kejang tadi, nafasnya berubah menjadi sesak, denyut nadinya memelan. Ia hampir tidak terselamatkan tadi Jae. Sampai sekarang masih belum tahu apa pemicunya. Semoga ini hanya pertanda baik bahwa Jaemin akan segera sadar."
Beruntung, hanya Mark, Jaehyun, Jeno, Jisung dan Yunho yang datang. Yoona dan yang lainnya tetap tinggal di rumah bersama Hyunjin, entah melakukan apa. Mereka sendiri yang menolak ikut, dengan alasan takut dengan apa yang dikatakan Taeil. Ya, memang masuk akal, apalagi yang dikatakan Taeil baru saja cukup menusuk.
YOU ARE READING
Jumeaux • njm ft. ljn ✓
FanfictionJumeaux一 (adjective) ; said of children born from the same childbirth Jeno, sang kakak yang hidup bahagia melupakan sosok adik kembarnya. Jaemin, sang adik yang melalui banyak hal untuk bertahan hidup, sembari menunggu sang kakak untuk menjemputnya...