Jaemin tahu. Jaemin tahu sudah seberapa lama ia menutup matanya. Tapi ia enggan untuk membukanya. Bukan karena apa apa, tapi karena ia ragu. Apa yang dulu akan kembali, atau malah tambah parah.
Jaemin juga tahu tentang Mark dan Sungchan yang mencari keberadaannya. Namun Jaemin selalu berhasil menghindar dari keduanya. Entah bagaimana, Jaemin selalu punya caranya sendiri.
"Jaemin-ah"
"Hm? Kenapa, Eunyoon noona?"
Kim Eunyoon, sosok yang membantu Jaemin menghindar, bertemu dengan Goongmin, dan memberi tahunya. Eunyoon meninggal 1 tahun lalu, hanya saja ia enggan pergi. Ia 4 tahun lebih tua dari Jaemin. Eunyoon hanya menghela nafas. "Kau tahu sendiri Jaemin, ini bukan duniamu" ujar Eunyoon to the point yang hanya membuat Jaemin tersenyum saat tahu maksud dibalik kalimat itu. "Nanti dulu noona, aku masih betah" balas Jaemin sambil memandangi ruangannya. Didalam hanya ada Jeno dan Jisung. "Kau tak rindu?" tanya Eunyoon. "Rindu sih rindu, tapi ya.." lirih Jaemin pelan. "Kuberi kau 2 hari Jaem.. kembalilah. Jangan pernah menyia nyiakan hidupmu. Aku tahu persis rasanya. Jika kau tak kembali dalam 2 hari itu, aku tak akan membantumu lagi" setelah itu Eunyoon meninggalkan Jaemin yang masih memandangi ruangannya. Apa ia sudah terlalu lama? Apa ia keterlaluan?
___
Tepat 5 minggu kemudian setelah Jaemin kecelakaan. Masih belum ada tanda tanda ia akan segera sadar. Di ruangannya kini ada banyak orang. Jeno, Yoona, Haechan, Renjun, Jisung, Mark, Jaehyun, dan Sungchan. Entah bagaimana, mereka datang bersamaan. Kebetulan. "Apa kata dokter?" Tanya Mark pada Yoona. "Tinggal menunggu sadar lalu sepertinya terapi" balas Yoona. Setelah itu tidak ada yang bersuara lagi. Hingga, suara dari monitor yang menunjukkan detak jantung Jaemin semakin cepat, membuat semuanya panik. Jaehyun langsung menekan tombol sementara Jeno yang duduk disamping Jaemin, merasa tangannya diremas kuat oleh Jaemin. "Jaem bertahanlah, ayo remas tanganku saja" ujar Jeno, dengan air mata yang mulai turun. Semua tambah panik, saat Jaemin mulai kejang. Yoona sudah tak sadarkan diri duluan. Hingga beberapa dokter kemudian masuk. Dan mereka keluar.
Jisung, Sungchan, dan Haechan sudah menangis. "Tinggal sedikit lagi Na.. bertahanlah.." lirih Jaehyun dengan mata fokus pada pintu ruang Jaemin. Jeno akhirnya menangis di pelukan Mark. "Hyung kau jurusan kedokteran kan? K-kau tahu?" tanya Renjun agak gemetar. Jaehyun menghela nafas. "Aku kemarin sempat berbicara dengan dokternya. Sebenarnya bisa pioneering ultrasound pada Jaemin, tapi karena ia habis operasi akan berdampak. Dan kemarin baru saja keluar, otak Jaemin mengalami gangguan karena benturan yang keras. Kemungkinan dia amnesia nantinya. Entah jenis amnesia yang mana" balas Jaehyun.
"H-hyung j-jangan bercanda"
"Itu baru dugaan dokter, Jen. Kita masih belum tahu. Bisa saja lebih baik, atau lebih parah"
Sementara di dalam ruangan, setelah Jaemin benar benar sadar, hanya satu dokter yang tinggal. "Bagaimana keadaanmu? Bisa mendengarku? Jika iya, kedip satu kali jika kesusahan berbicara" tanya sang dokter yang dibalas kedipan satu kali oleh Jaemin. "Baiklah. Ada yang sakit?" Tanya sang dokter yang bernama Moon Taeil itu. "S-sak-kit s-semu-a" balas Jaemin sangat pelan. Taeil hanya tersenyum. Suatu kemajuan Jaemin berbicara, karena sebelumnya pasien setelah koma akan cenderung susah berbicara. "Tahan ya? Terimakasih sudah mau bertahan. Banyak yang rindu padamu, banyak yang menunggumu, Jaemin-ssi" Taeil sengaja menekankan kata 'Jaemin-ssi', untuk memancing reaksi Jaemin.
"Baiklah, kau tahu namamu Na Jaemin? Jika iya kedipkan mata satu kali, jika tidak 2 kali"
Yang Jaemin lakukan, ia mengedipkan matanya...
.. dua kali.
Taeil hanya menghela nafas. Dugaan sementaranya perlahan terbukti. Jaemin lupa namanya. Beberapa pertanyaan lagi, dan jika Jaemin menjawab tidak, maka hanya ada satu hasil.
YOU ARE READING
Jumeaux • njm ft. ljn ✓
FanfictionJumeaux一 (adjective) ; said of children born from the same childbirth Jeno, sang kakak yang hidup bahagia melupakan sosok adik kembarnya. Jaemin, sang adik yang melalui banyak hal untuk bertahan hidup, sembari menunggu sang kakak untuk menjemputnya...