Duduk santai sambil memakan dessert yang baru ia beli adalah hal yang dilakukan Jeongwoo saat ini. Ia hanya ingin melepas penat setelah bertarung dengan banyaknya soal ujian yang tidak ia mengerti. Ibaratnya, saat ini ia sedang memberi reward untuk dirinya karena telah menyelesaikan ujian selama seminggu.
"Jeovan," Suara seseorang yang memanggilnya berhasil mengusik kegiatan Jeongwoo.
"Eh Juna, kok bisa di sini juga?" Tanya Jeongwoo heran saat melihat teman sekelasnya berada di kafe yang letaknya cukup jauh dari sekolah.
"Gue lagi bareng anak-anak," Ucap Junghwan sambil menunjuk satu meja yang sudah berisi teman-teman satu tongkrongan Junghwan, dan salah satunya adalah Haruto.
Pandangan Jeongwoo tidak sengaja bertubrukan dengan Haruto, cukup lama sampai Jeongwoo memutuskan pandangannya. Jeongwoo yakin, Haruto pasti tengah berpikir ia siapa dan mengapa Junghwan sampai menghampirinya.
"Gue duduk sini aja ya," Ucap Junghwan.
"Dih ngapain? Sana balik ke teman-teman lo," Usir jeongwoo.
"Atau Lo aja deh yang gabung sama gue," Ajak Junghwan, Jeongwoo berpikir cukup lama sampai ia menggeleng kepala sebagai keputusan akhirnya.
"Yakin mau sendirian aja?" Tanya Junghwan sekali lagi.
"Iya ih, udah sana pergi," Usirnya, kali ini Junghwan segera kembali ke tempat duduknya sambil melambaikan tangannya pada Jeongwoo. Jeongwoo tersenyum ke arah Junghwan, dan sekali lagi pandangan nya bertemu dengan pandangan Haruto.
Sekarang Jeongwoo kembali ke dalam kesendirian nya lagi, sesekali ia melirik meja tempat Junghwan dan Haruto berada. Iya, Jeongwoo memang menyukai Haruto. Ia menyukai Haruto sejak kelas 10, dan sekarang ia sudah kelas 11, cukup lama bukan. Tetapi, ia memang tidak pernah mengharapkan hal yang lebih selain menjadi pengagum rahasia Haruto. Ia bahkan tidak pernah memberikan hadiah, notes, atau apapun yang banyak dilakukan oleh orang-orang yang menyukai Haruto. Ia hanya memilih untuk memandang dari jauh, tanpa melakukan pergerakan apapun. Jeongwoo sadar diri, Haruto tak akan pernah menyukainya karena itu ia memilih tidak melakukan apapun.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul lima, Jeongwoo sudah terlalu lama berada di sini, ia harus segera pulang. Jeongwoo memperbaiki tatanan tali sepatunya dan segera meninggalkan kafe itu, tenang saja ia sudah membayarnya sebelum makan.
"Mau kemana?" Tanya Junghwan ketika Jeongwoo melewati meja mereka.
"Mau pulang," jawab Jeongwoo.
"Mau dianterin gak?" Tanya Junghwan yang menimbulkan tanda tanya besar bagi Jeongwoo. Junghwan aneh, ia tidak pernah menawarkan Jeongwoo tumpangan seperti ini sebelumnya.
"Apaan sih? Aneh banget," Ujar Jeongwoo, Junghwan hanya tertawa.
"Maksud gue nih bareng aja sama Aru, dia mau pulang juga," Jeongwoo membulatkan matanya ketika mendengar perkataan Junghwan.
"Mau bareng?" Tanya Haruto yang sekarang sudah membawa tasnya, padahal tadi ia masih duduk dan meminum milkshake nya.
"Eh gak usah, gue mau mampir ke butik Tante dulu," Tolak Jeongwoo, padahal itu hanya akal-akalannya saja. Bukannya Jeongwoo menolak kesempatan yang datang, ia hanya tidak ingin suasana akan menjadi sangat canggung nanti.
"Yaudah, gue antar aja ke butik nya," ujar Haruto lagi, Jeongwoo menatap Haruto dengan pandangan tidak percaya.
"Eh gak usah, nanti kejauhan. Duluan ya semuanya," pamit Jeongwoo, ia buru-buru berjalan keluar kafe untuk sekedar menetralkan jantungnya. Haruto terlalu baik, Jeongwoo tidak bisa menahan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNIKA • Hajeongwoo
FanfictionHanya kisah tentang seorang lelaki biasa yang menjadi pengagum lelaki yang disebut sempurna bernama Arunika Warn : bxb