O5

1.1K 268 50
                                    

Tw// Insecurity




“helm gue mana?” Jeongwoo dan Haruto baru saja sampai di sekolah tapi mereka sudah di hadang oleh Jihoon sambil menyodorkan tangannya.

Jeongwoo melihat ke arah Haruto dengan tatapan bingung, sementara Haruto menatap Jihoon dengan tatapan melotot. Haruto segera menarik Jihoon menjauh dan berpamitan pada Jeongwoo. Jeongwoo hanya mengangkat bahunya bingung dan segera berjalan menuju kelasnya yang sebenarnya bersebelahan dengan Haruto.

"Lo beneran pacarnya Arunika?" Seseorang menghadang Jeongwoo dan bertanya seperti itu. Jeongwoo meneliti penampilan segerombolan perempuan di depannya ini. Dengan tinggi yang tidak terlalu tinggi, dan pakaian yang sengaja diketat-ketatkan membuat nilai mereka jelek di mata Jeongwoo. Memang sih, Jeongwoo tidak berhak menilai seperti itu, tetapi sebagai seorang manusia biasa Jeongwoo memiliki kebiasaan menilai seseorang.

"Kalau iya kenapa dan kalau enggak kenapa juga?" Tanya Jeongwoo dengan nada yang sedikit menantang, perempuan di depannya mendecih. Sedangkan Jeongwoo tertawa di dalam hati ketika mendengar decihan perempuan itu.

"Tinggal jawab aja kenapa sih?" Kesalnya.

"Ya tinggal diemin aja sih, kenapa harus kepo sama hubungan orang sih?" Tanya Jeongwoo balik, dalam hati ia tertawa jahat. Sebenarnya ia tidak suka menjadi seperti ini, tetapi sebagai penggemar Jeongwoo juga tidak ingin Haruto memiliki pacar seperti orang ini.

"Kenapa juga si Aru bisa jadi pacar Lo, Lo tuh nggak selevel sama Aru. Palingan Lo aja kan yang ngaku-ngaku?" Tuding perempuan itu, Jeongwoo kesal. Ingin membalas tidak bisa, karena perempuan itu benar ia sama sekali bukan levelnya Haruto. Tetapi ia tidak pernah mengaku-ngaku menjadi pacarnya Haruto. 

"Diem kan Lo, ketawa aja sih gue sama orang kayak Lo," setelah itu perempuan itu tertawa keras, Jeongwoo ingin membalas perkataan nya tetapi suara seseorang mengintrupsi perkataan nya.

"Lo yang nggak selevel sama Aru, orang Aru nya naksir sama Jeovan ya mau gimana lagi, lagian ya Aru yang ngejar bukan Jeovan," Terimakasih kepada Junghwan yang tiba-tiba muncul di samping Jeongwoo jadi Jeongwoo tidak perlu bersusah payah memikirkan balasan untuk perempuan tak tau diri itu.

"Aru ngejar orang kayak dia? Orang jelek dan hitam ini??" Kata perempuan itu sambil tertawa mengejek. Jujur saja, Jeongwoo merasa benar-benar lemas saat ini, ia tau ia memang sangat jelek dan tidak manis. Jeongwoo hanya bisa diam tanpa menjawab, ia tidak akan bisa mengingkari fakta yang telah terjadi.

"Apa bagusnya Lo sih anjir? Udah jelek hitam lagi, ew gak banget deh,"

"Jelekan Lo," ujar seseorang sembari menepuk pundaknya. Jeongwoo menoleh pada orang itu, orang itu tersenyum manis padanya.

"Pacar gue manis, lucu, ganteng lah elo apa? Gak ada apa-apanya," perkataan yang cukup menusuk itu keluar dari mulut seorang pangeran sekolah yang memang terkenal dingin, Arunika.

Haruto menggandeng tangan Jeongwoo dan mengajaknya masuk ke dalam kelas, diikuti oleh Junghwan di belakangnya.

"Kamu di apain?" Tanya Haruto ketika mereka sudah berada di bangku Jeongwoo dan Wonyoung.

"Dia nanya aja," Jawab Jeongwoo jujur.

"Terus? Kok dia tiba-tiba kasar kayak gitu?" Tanya Junghwan yang saat ini sedang duduk di kursi Wonyoung sedangkan Haruto duduk di kursi yang ia bawa ke depan Jeongwoo.

"Gak tau deh, lagian emang bener sih. Gue juga gak ambil hati kok," Jawab Jeongwoo. Jeongwoo memang tidak ambil hati ketika di bilang bahwa ia tidak selevel dengan Haruto tetapi dia memiliki masalah jika sudah dihubungkan dengan fisik.

ARUNIKA • HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang