Haruto melemparkan dirinya ke atas kasur, tasnya ia biarkan berserakan di lantai begitupun dengan barang belanjaan yang baru saja ia beli di supermarket. Ia menutup mata berusaha menenangkan pikirannya, tapi tentu saja gagal karena perkataan Junghwan tadi akan selalu terulang diingatannya.
"Sampai kapan lo bohong dengan perasaan Lo sendiri? Sampai kapan lo bertingkah seakan-akan gak pernah kenal dia? Sampai kapan Aru"
Jika boleh jujur, Haruto tidak ingin seperti itu. Ia sangat ingin mengatakan bahwa ia sangat mencintai Jeongwoo dihari pertama mereka bertemu, ia sangat ingin berkata bahwa ia sering mendengar cerita tentang Jeongwoo dari seseorang yang sangat dekat dengannya, ia ingin bilang bahwa ia sudah lama memperhatikan jeongwoo dan bersyukur akhirnya bisa dipertemukan secara langsung dengan sosok yang selalu ia dambakan.
"Hhhhh" Haruto mendesah kesal, ia mengacak-ngacak rambutnya. Besok tidak akan ada lagi kesempatan baginya untuk berada di dekat Jeongwoo lagi, Jeongwoo bilang mereka tidak perlu melanjutkan kegiatan berpura-pura pacaran itu.
Haruto memang sangat bodoh. Sebodoh itu sampai melewatkan kesempatan besar. Jika saja ia tidak bodoh, mungkin ia sudah bisa mengucapkan bahwa ia benar-benar mencintai Jeongwoo disaat Jeongwoo ingin menghentikan kegiatan bermain peran mereka. Jika begitu, saat ini ia akan menjadi orang paling bahagia jika diterima atau menjadi paling sedih karena ditolak, tapi keadaan saat ini tidak jauh beda dengan keadaan dulu, dimana mereka saling tidak memperdulikan eksistensi masing-masing, dan itu sangat menyakitkan bagi Haruto yang sudah menyimpan rasa begitu lama.
Sejak awal masuk sekolah ia sudah memperhatikan sosok bernama Jeovan Anggara. Semua orang yang berada disekitarnya juga sudah sangat mengenal sosok Jeovan Anggara, meskipun tidak mengetahui wajah Jeovan. Ia sangat ingat ketika ia pergi ke kafe milik temannya yang baru buka, temannya mengolok-oloknya dengan menanyakan kabar Jeovan tanpa menyadari kalau sosok yang ia bawa saat itu adalah Jeovan. Benar-benar memalukan. (Chapter 7)
Haruto selalu berusaha berada dimanapun Jeongwoo berada, salah satu contohnya adalah ketika ia sengaja mengajak teman-temannya pergi ke kafe yang cukup jauh hanya karena ingin melihat Jeovan dari jauh. Ia bahkan berbohong dan bilang bahwa ia ingin pulang dan searah dengan Jeongwoo hanya karena ingin mengajaknya pulang bersama, ya, meskipun ditolak. (Chapter 1)
Ya, intinya apa yang kalian perkirakan dari awal sangat benar. Seorang Arunika sudah menyimpan rasa yang sangat lama pada sosok Jeovan Anggara. Kejadian mengaku sebagai pacar Jeovan adalah salah satu ketidaksengajaan karena ia terbakar api cemburu dan refleks mendekat. Dan ternyata ketidaksengajaan itu bisa membuatnya menjadi sangat dekat dengan sosok yang selama ini ia dambakan. Yang menyedihkan adalah hal itu akan berakhir besok.
"Swastamita.... hhh gue kangen banget sama lu!" Teriaknya frustasi
"Gue harus apa Mita? Gue harus apa biar semuanya gak berantakan?" Ia benar-benar mencintai Jeongwoo dan tidak mau kehilangan. Sudah cukup ia kehilangan salah satu kesayangannya yang selalu menjadi tempat ia bersandar selama ini.
"Coba lo ada di sini sekarang, lo pasti bisa ngasih tau gue apa yang harus gue lakuin."
"Ah bukan, gue bahkan ga perlu ngehadepin semua kejadian ini kalau lu masih ada di sini. Lu udah janji mau ngenalin gue ke Jeovan.... Kenapa lu nginkarin janji lu? Lu tau banget gue ga pernah suka sama orang yang ingkar janji. Kenapa lu harus terbenam benaran Mita. Gue kangen lu banget."
"Lu bahkan belum pamit ke gue...."
"Harusnya kalau lu mau pergi, tunggu gue balik ke Indo dulu. Mita kangen....."
Tampaknya Haruto semakin sedih, saat ini sumber kesedihannya tak hanya dari kegiatan berpacaran pura-puranya dengan Jeovan yang akan berhenti, tetapi ia juga kembali mengingat Mita yang pergi meninggalkannya lebih dulu.
Dadanya sakit, ia sangat merindukan Mita, Ia merindukan wanita cantik yang memiliki senyum menawan itu. Wanita yang selalu bisa membuatnya ceria disaat ia merasa sedih. Wanita yang selalu bersemangat menceritakan dan membawakan foto Jeovan untuknya. Wanita yang selalu ada dalam setiap ceritanya sejak kecil telah pergi jauh meninggalkan ia sendirian saat ini.
Haruto mengambil foto yang ada di samping tempat tidurnya, foto itu adalah foto dua anak kembar yang berumur sekitar 4 tahun. Di bawah foto itu tercetak tulisan Arunika Cakrawala dan Swastamita Sandyakala. Iya, Arunika kembar dan kembarannya adalah Mita adik angkat Jeremi. Arunika dan Swastamita adalah matahari terbit dan matahari tenggelam, mereka kakak adik dan hanya beda 5 menit, Arunika lahir lebih dulu, karena itu ia adalah matahari terbit.
Ketika mereka berumur 6 tahun, keluarga mereka mengalami kecelakaan besar. Kecelakaan itu menyebabkan Aru dan Mita kehilangan kedua orangtuanya, tak hanya itu, Mita bahkan kehilangan fungsi kakinya. Dalam waktu yang singkat tanpa persiapan apa-apa mereka dihadapkan dengan keadaan yang tidak pernah terbayangkan akan terjadi. Mereka harus tinggal dipanti asuhan dan menjadi penguat untuk satu sama lain.
Ketika mendengar kabar bahwa Mita akan segera diadopsi, Haruto sangat-sangat senang sampai tidak bisa tidur. Ia bersyukur akhirnya Mita bisa memiliki hidup yang lebih baik dan dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya, itu adalah harapannya. Awalnya Mita menolak dengan keras ketika mendengar ada yang ingin mengdadopsi dirinya. Mita tidak ingin berpisah dengan Aru, kembarannya. Tetapi keluarga itu tidak bisa jika harus mengadopsi dua anak, maka jika Mita menolak mereka terpaksa harus memilih anak lain. Haruto terus memohon kepada Mita agar mau diadopsi, ia juga berjanji akan menemukan keluarga baru sampai Mita akhirnya setuju untuk diadposi. Jujur saja, Haruto memang tidak ingin juga berpisah dengan Mita, tapi ia lebih tidak ingin kalau Mita harus terus berada di panti asuhan ketika ada keluarga baik yang menerima semua kekurangan yang Mita miliki dan berjanji untuk menyayanginya.
Meskipun berada dikeluarga yang berbeda, Haruto dan Mita masih sering bertukar kabar, mereka bahkan bersekolah disekolah yang bersebelahan. Saat sekolah itulah Mita mengenalkan Haruto kepada Jeongwoo. Awalnya ia hanya menceritakannya, lama-kelamaan ia mulai menunjukkan fotonya, sampai akhirnya Mita menunjukkan Jeongwoo meski hanya dari jauh.
Haruto jatuh hati dengan semua yang ada pada Jeongwoo, meskipun saat itu mereka belum mengenal satu sama lain tapi ia sudah sangat amat menyukai Jeongwoo. Payung yang ada di chapter kemarin adalah salah satu dari banyaknya hadiah yang ia titipkan pada Mita untuk diberikan pada Jeongwoo.
Masa SMA adalah masa dimana Mita berjanji akan memperkenalkan mereka berdua, tetapi umur Mita ternyata tidak sepanjang itu dan akhirnya rencana itu tetaplah menjadi rencana dan tidak pernah terwujud.
—
Haiiiii!!!!!
aaaa maaf banget yaa, ternyata aku sangat amat php. cerita ini aku onhold lama bangettt dan aku ga ngabarin sama sekali padahal aku janji bakalan berusaha update secepatnya. eh sekarang aku udah liburan semester lagi dan baru inget buat lanjutin ini. maaf banget kalau kalian kecewa, apalagi dg chapter terbaru ini yang updatenya dikit dan mungkin isinya gak seperti yang kalian harapkan. Tapi, semoga kalian tetap menikmati isinya.
Karna menurut aku pribadi chapter kali ini memang gak panjang panjang banget, tapi isinya cukup padat karena mungkin chapter ini bisa menjawab pertanyaan yang mungkin kalian tanyakan di chapter chapter sebelumnya.
Andd yaaa, Mita adalah kembaran Aru, jadi tolong jangan salah paham dengan Aru ataupun Mita. Mari cintai mereka berdua.
Kalau menurut kalian chapter kali ini gimana??
aku mau tau dong pendapat kalian, semoga berkenan meninggalkan komentar. semangat semuanya💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNIKA • Hajeongwoo
FanfictionHanya kisah tentang seorang lelaki biasa yang menjadi pengagum lelaki yang disebut sempurna bernama Arunika Warn : bxb