Setelah kencan waktu itu, Haruto dan Jeongwoo jadi semakin dekat. Hubungan mereka membuat banyak orang iri, karena pada dasarnya Haruto dan Jeongwoo memang diciptakan untuk satu sama lain.
Jeongwoo bahkan sering lupa kalau ia dan Haruto hanya berpura-pura pacaran karena tingkah Haruto yang memang tidak ada perbedaan ketika dihadapan orang banyak dan ketika hanya berdua. Haruto juga sangat romantis sehingga Jeongwoo sering bermimpi suatu saat nanti Haruto akan benar-benar mencintainya dan ia menjadi pacar Haruto yang sesungguhnya.
Jaehyuk bahkan sudah tidak lagi menganggu Jeongwoo, perlakuan Jaehyuk ketika di rumah juga sudah membaik, tidak seperti sebelumnya.
Jeongwoo ingin bilang untuk berhenti pada Haruto, tetapi ia masih sangat menikmati perannya saat ini.
“Hei, ngelamunin apa? Aru panggil gak nyaut-nyaut,” Lelaki tampan yang mengisi pikirannya sedari tadi sudah duduk di sampingnya.
“Hai Aru. Nggak mikirin apa-apa kok,” Jawabnya.
Saat ini Jeongwoo sedang duduk sambil menyantap kue di salah satu kafe yang akhir-akhir ini terkenal di kalangan anak sekolah mereka. Jeongwoo yang mengajak, dan beruntungnya Haruto menerima dengan tidak keberatan.
“Jeovan mau tambah kuenya gak? Biar Aru pesanin lagi,” Jeongwoo hanya menggeleng kan kepalanya sebagai respon.
Jika kalian penasaran apa yang berubah dengan mereka? Ya jawabannya adalah panggilan yang mereka gunakan ketika berbicara satu sama lain. Bukan lo-gue, bukan juga aku-kamu, tetapi Jeovan-Aru. Panggilan ini diinisiasi oleh Haruto. Jeongwoo hanya berusaha menyesuaikan dengan Haruto dan akhirnya mereka selalu menggunakan nama.
“Jeovan kalau banyak pikiran bilang ke Aru ya? Kayaknya Jeovan kurang tidur deh. Lihat tuh mata pandanya kelihatan jelas,”
Hal ini lah yang membuat Jeongwoo betah menjadi pacarnya Haruto. Oops pacar pura-pura nya Haruto. Haruto sangat amat perhatian dan Jeongwoo sudah terbiasa dengan segala perlakuan itu, ia tidak ingin kehilangan.
“Okei, Aru juga ya kalau banyak pikiran langsung kabarin Jeovan aja. Malem-malem pun gak papa, biar nanti jeovan temanin cerita.”
Haruto tersenyum mendengar perkataan Jeongwoo, ia mencubit pipi lelaki di hadapannya itu dan berkata, “Kayaknya besok kita akan banyak pikiran dan penyebabnya sama,” Ia tertawa pelan.
“UAS ya?” Tanya Jeongwoo, Haruto mengangguk.
Setelah itu pembicaraan mereka mengalir begitu saja tanpa ada hambatan. Apa saja mereka bahas, dan tak pernah kehabisan pembicaraan.
Setelahnya, Haruto mengantar Jeongwoo pulang ke rumah. Ketika Jeongwoo akan turun, Haruto menahan tangannya dan berkata, “Tolong percaya sama Aru ya!”
Aneh, tetapi Jeongwoo hanya bisa mengangguk sambil tersenyum.
Jaehyuk sudah berdiri di depan rumahnya sambil membawa sebuah kotak. Jeongwoo melirik ke belakang, ternyata Haruto sudah pergi.
“Ngapain?” Tanya Jeongwoo.
Jaehyuk tertawa pelan kemudian menyerahkan kotak di tangannya kepada Jeongwoo, “Punya adek gue. Jangan lupa besok hari peringatan kematian Mita,” Jeongwoo mengangguk.
“Jangan kaget, tapi kayaknya yang gue bahas waktu itu bukan dari Lo tapi dari Arunya.”
“Hah?”
“Inget gak gue pernah bilang Lo macarin Aru karena mirip Mita?” Jeongwoo tidak tahu pembicaraan ini akan lari kemana tetapi ia hanya bisa mengangguk karena ia juga penasaran.
“Ternyata Aru yang macarin Lo karena Lo adalah Jeovan, orang yang disukain sama Mita.”
“Hah?”
Jeongwoo tentu saja bingung dengan perkataan Jaehyuk, apa maksudnya? Memangnya apa hubungan Haruto dengan ia yang disukai oleh Mita?
“Gue cuma bilang itu aja sih. Jangan terlalu cinta sama Aru,” Setelah itu Jaehyuk pergi dari hadapan Jeongwoo.
Jeongwoo masih mencoba mencerna semua perkataan Jaehyuk. Ia melihat kotak ditangannya dan berpikir apakah mungkin di dalam kotak itu ada petunjuk.
Jeongwoo segera masuk ke dalam kamarnya dan membuka kotak itu. Di dalam kotak itu, Jeongwoo hanya menemukan fotonya dengan sang pemilik dan boneka beruang pink yang merupakan hadiah ulangtahun dari Jeongwoo.
“Ngapain kak Jeje ngasih ini ke gue," bingungnya kemudian mengeluarkan boneka dari kotak itu. Ia mengangkat bonekanya tinggi-tinggi sembari menekan perut boneka itu.
“Happy Birthday Swastamita” Itu adalah suaranya yang sengaja ia rekam khusus untuk boneka itu. Ia tersenyum mendengarnya.
Tangannya bergerak mengeluarkan foto yang ada di dalam sana. “Ternyata Mita beneran mirip sama Aru,” Gumamnya kemudian ia letakkan kembali foto itu.
“Tapi apa hubungannya dengan Aru yang menjadi pacar Jeovan ya? Apa mungkin... Ah gak mungkin lah,” Secepat mungkin ia menepis pikirannya sendiri.
Jika kalian bertanya-tanya apa hubungan ia dengan Mita, tentu saja jawabannya adalah sahabat dan tidak lebih. Mita adalah sosok perempuan cantik dengan segala kesempurnaan nya yang tinggal di dekat rumahnya, hampir tiap hari mereka bertemu. Dan ya, Mita adalah adik Jaehyuk.
Tetapi kepergian Mita cukup membuat hubungan nya dengan kakak kesayangannya itu menjadi sangat berubah. Di bulan pertama perubahan sikap itu yang Jeongwoo pikirkan hanyalah tentang apa kesalahannya, tetapi setelah lama ia mulai lelah berpikir dan membiarkan semuanya mengalir begitu saja dengan Jaehyuk yang membencinya.
Mengenai perkataan Jaehyuk tentang Mita yang menyukai Jeongwoo itu sebenarnya tidak benar. Jeongwoo tau kalau Mita tidak pernah sekalipun menganggap ia lebih dari sahabat. Mungkin, Mita memang memperlakukan ia dengan sangat berbeda, sangat spesial tapi itu bukanlah atas rasa cinta. Mita bahkan pernah berkata ia akan mengenalkan Jeongwoo dengan temannya.
Sibuk dengan pikirannya, Jeongwoo bahkan tidak sadar kalau telponnya berbunyi.
“Adek itu telpon mu bunyi terus loh!” Mama Jeongwoo membuka pintu kamarnya dan menyadarkannya.
“Eh iya ma, makasih!”
Telpon nya menampilkan nama Haruto sebagai penelpon, “Halo Aru,”
“Halo Jeovan, Aru udah sampai,” mereka memang begini, sangat seperti orang pacaran.
“Aru udah makan?” Tanya Jeovan.
“Belum, Jeovan udah?”
“Belum juga. Sana makan dulu nanti sakit perut loh,” Haruto di sebrang sana tertawa.
Jeongwoo sebenarnya ingin bertanya kepada Haruto tetapi sepertinya ia tidak pantas menanyakan hal itu karena kenyataannya kan mereka berdua memang cuma berpura-pura pacaran.
“Jeovan kenapa?” Suara Haruto dari sebrang sana ia biarkan tergantung begitu saja karena ia bingung ingin menjawab seperti apa. Ia tidak suka membohongi Haruto.
“Gak papa kok, sampai jumpa besok.”
“Eh maaf ya Van, besok Aru gak bisa jemput Jeovan.”
“Iya gak papa kok Aru. Udah dulu ya, dah!” Dalam diam Jeongwoo mendesah lega, jika begini kan ia bisa menghindari Haruto sampai pikirannya kembali jernih.
Ia hanya tidak bisa menghadapi Haruto secara langsung disaat ia masih bertanya-tanya apa maksud perkataan Jaehyuk, dan apakah benar Haruto mempunyai hubungan dengan Mita. Jika benar, lalu kenapa?
Haiii ketemu lagi dengan aku.
Berhubung hasil sbmptn nya udah keluar jadi aku bisa lanjutin ff ini dengan lancar, meski mungkin nggak akan terlalu cepat . Jadi semoga kalian masih kuat nungguin ff ini ya.Btw, kita udah masuk ke inti cerita🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNIKA • Hajeongwoo
FanfictionHanya kisah tentang seorang lelaki biasa yang menjadi pengagum lelaki yang disebut sempurna bernama Arunika Warn : bxb