Happy reading....
.
.
.
Setelah menghabiskan sepanjang hari berjalan jalan bersama, kini Sana dan Tzuyu tengah berada di salah satu pusat perbelanjaan.
"Sana, kayaknya ini cocok untuk kamu deh. Cobain ya."
"Tapi Tzu, ini udah banyak-"
"Eitt gak boleh nolak, kamu tau kan aku paling gak suka penolakan."
Sana menghela nafasnya panjang, dia mengangguk lalu menerima dress yang tadi Tzuyu pilihkan untuknya. Dia bergegas masuk ke kamar pas untuk mencoba dress tersebut.
Gadis ini benar-benar tak habis pikir dengan kekasihnya, padahal di tangan Tzuyu sudah banyak paperbag yang semua isinya adalah baju yang Tzuyu pilihkan untuk Sana. Tetapi masih saja Tzuyu terus memilihkan lagi baju yang lainnya.
"Terima kasih, silahkan datang kembali." ucap kasir sambil mengembalikan kartu kredit milik Tzuyu.
Baru sesaat keluar dari toko tersebut, matanya sudah melirik ke arah toko di sebelah. Kalo bukan Sana yang menahan lengan Tzuyu, sudah pasti pria ini akan masuk ke dalamnya.
"Udah Tzuyu, semua baju itu udah banyak banget." ucap Sana menunjuk paper bag yang di pegang Tzuyu.
"Kamu gak mau beli baju lagi?"
"Cukup Tzu, udahan ya. Plisss.. "
"Hmm yaudah, sekarang kita ke toko sepatu aja kalo gitu."
"Eh gak gitu maksudku, gak usah beli apapun lagi. Udah ya Tzu, aku gak enak tiap hari di beliin barang mewah sama kamu mulu."
Jujur saja Sana merasa sikap Tzuyu sudah terlalu baik kepadanya, seminggu menjadi kekasihnya Tzuyu sudah banyak memberikan kado untuknya seperti baju, sepatu bahkan sampai perhiasan pun sudah Tzuyu berikan. Sana tahu betul jika Tzuyu berasal dari keluarga kaya raya tetapi tidak sepatutnya Tzuyu menghamburkan uangnya untuk membelanjakan dirinya seperti ini.
"Kenapa? Kamu gak suka aku kasih hadiah? Padahal niat aku kan baik Sana." Wajah Tzuyu terlihat kecewa. Sana panik sendiri dan cepat-cepat meraih tangan Tzuyu.
"Bukan gitu maksudku. Aku suka kamu kasih hadiah tapi jangan banyak banyak dan jangan keseringan. Cukup di hari spesial kita aja, gimana menurut kamu? Plis jangan marah ya Tzuyu..."
"Hmm oke aku paham, aku gak bakal kasih kamu hadiah setiap hari. Aku bakal dengerin omongan kekasih ku yang cantik ini."
Sana tersenyum malu mendengar Tzuyu memujinya, bahkan sebelum Sana merubah penampilannya menjadi seperti sekarang Tzuyu juga selalu memujinya cantik. Tzuyu selalu mengatakan Sana cantik bagaimanapun penampilan Sana.
"Okelah, kalo gitu kita makan dulu trus baru aku anterin pulang. Oke?"
Sana mengangguk mengiyakan ajakan Tzuyu, belanjaan yang tadi berada di tangan kanan Tzuyu di oper ke sebelah kiri agar Tzuyu bisa menggandeng tangan Sana.
Mobil Tzuyu berhenti tepat di depan rumah milik kekasihnya. Sana melihat mobil sedan hitam sudah terparkir di depan rumahnya, dia segera menahan tangan Tzuyu yang hendak keluar dari dalam mobil.
"Tzuyu, ayahku ada di rumah." tahannya.
Kening Tzuyu berkerut, "Lha trus kenapa?"
"Emm kamu gak usah ikut turun, aku takut Ayah liat kamu." ucap Sana seperti berbisik, dia tidak ingin Tzuyu salah paham dengan perkataannya tetapi Sana memang sangat takut bila sang ayah melihat dirinya pulang di antar seorang laki-laki.

KAMU SEDANG MEMBACA
So Bad - satzu (END)
FanfictionDunia ini di penuhi oleh orang jahat. Apa salahku? aku hanya ingin bahagia. Apa kebahagianku itu mengganggu mereka? -SN