chap 8. ingatlah ini

971 143 41
                                    

Dulu Tzuyu selalu tidak sabar menanti kelahiran buat hatinya, namun sekarang tiap detik dan tiap menitnya seolah menjadi mimpi buruk. Bila bisa maka Tzuyu ingin menghentikan waktu saja. Merasa tidak siap bila ia harus berpisah dengan Sana begitu anak mereka lahir. Tzuyu benci bila dia tak berdaya seperti ini.

"Hei kenapa kamu terus melamun?"

Tzuyu tersingkap dari lamunannya dan mendapati Sana sudah duduk didepannya.

"Hah? Sana, kenapa?" pria itu tersenyum manis seolah tidak ada beban yang menganggu pikirannya. Berpura pura terlihat baik, menyembunyikan ketakutannya seorang diri.

"Kamu melamun terus, ayo temani Sana main aja."

Sana menarik tangan Tzuyu untuk diajak duduk di bawah, memberikan beberapa potongan lego yang belum tersusun.

"Huft apa yang kulakukan? Aku gak perlu mikirin yang jauh dulu, yang penting sekarang aku harus bikin Sana selalu seneng dulu." Ucap Tzuyu lalu tersenyum lirih mengusap puncak kepala Sana.

"Apa?" Sana mendongak bingung.

Tzuyu menggeleng pelan, "Gak papa, aku mencintaimu."

Sana berbaring di sofa menjadikan paha Tzuyu sebagai bantalannya. Elusan di rambutnya membuat Sana mulai merasakan kantuk.

"Sana.." panggil Tzuyu.

Mata Sana kembali terbuka lebar. "Hmm.."

"Aku minta maaf."

"Apa?"

"Suatu saat kalo kamu ingat, tolong maafkan aku. Aku menyesal, aku gak tau kalo ulahku ini bila buat kamu semenderita ini. Maafkan aku."

"Hemm?" Sana menggeleng lalu memutar kepalanya menatap pada Tzuyu. "Kamu tidak perlu minta maaf, kamu tidak pernah nakal pada Sana. Sana suka kamu selalu temenin Sana."

Tzuyu menggigit bibir bawahnya dengan kuat, menahan mati matian agar tidak menangis didepan istrinya ini.

"Aku bodoh... kenapa aku harus nglakuin hal itu. Harusnya aku jadi pria terbahagia setelah dapetin kamu, tapi aku malah mengacaukan semuanya. Aku menyesal... ku mohon maafkan aku Sana."

"Kenapa? Sana tidak mengerti."

"Suatu saat kamu pasti akan paham San, dan saat kamu mengingatnya aku benar benar berharap kamu memaafkanku. Tolong maafkanlah aku."

Tzuyu terus meminta maaf pada Sana. Meski ia tahu Sana pasti bingung dengan ucapannya ini, tetapi Tzuyu hanya berharap Sana bisa mengingat permintaan maaf dan penyesalannya ini.

...

.

...



Tzuyu menggenggam erat tangan Sana. Wanita itu terus menangis menahan sakit yang teramat sangat, tak hanya Sana namun Tzuyu juga tak kuasa menahan air matanya melihat perjuangan sang istri yang sebentar lagi akan berusaha untuk melahirkan buah hati mereka di dunia.

Keringat membasahi seluruh wajah cantiknya, lagi lagi dia menangis dan mengadu pada Tzuyu bila sakit yang dia rasakan sangatlah luar biasa. Sana tidak mengerti kenapa bisa dia mengalami kesakitan yang luar biasa seperti ini, rasanya perut besarnya itu akan meledak.

"Sakit sekali, perut Sana kenapa sakit? Sana tidak kuat, Sana merasa sakit sekali. Huaaa tolong Sana..." Ucap Sana menarik Tzuyu untuk kian mendekat padanya.

Sana tidak tahu ini yang dinamakan proses melahirkan, ia pun tidak mengerti apalagi yang harus dia lakukan agar sakit ini hilang.

"Tenang ya, Sana sebentar lagi akan melahirkan, anak kita akan segera lahir. Sakitnya akan segera hilang, Sana tenang saja ya." Ucap Tzuyu mencoba menguatkan Sana meski sedari tadi Tzuyu pun tak kuasa menahan air matanya.

So Bad - satzu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang